Bab 5

"Maaf-maaf saja jika aku harus menghancurkan ekspektasi yang ada di dalam pikiran kalian semua, terutama beberapa orang aneh yang memiliki pikiran bahwa aku dan Amon cocok untuk menjalani sebuah hubungan karena kalian semua seperti orang yang kurang sehat mental ketika membayangkan hal tersebut, tetapi pada kenyataannya …." Jasmine menghela napas panjang. "Itu bukan aku, karena aku langsung pergi mencari makanan dengan Marshel setelah syuting berakhir."

Wartawan yang sebelumnya menanyakan hal konyol itu kepada Jasmine langsung terdiam, meneguk liur dan tidak tahu harus menjawab seperti apa lagi, karena dirinya memang tidak terbiasa berdebat dengan orang banyak akal macam Jasmine.

"Ada pertanyaan lain?" Jasmine menatap penuh percaya diri ke arah para wartawan yang terlihat sedang berbincang satu sama lain, memikirkan pertanyaan menjebak macam apa yang akan mereka keluarkan guna memberi skakmat kepada orang macam Jasmine dan membuat wanita malang tersebut semakin dibenci saja di dunia entertainment yang demikian kejamnya itu.

Seorang wartawan lain, yang berpakaian serba hitam, yang di mata Jasmine terlihat sekali merupakan seorang awak pers dari majalah atau berita panas mengenai gosip para artis lantas berdiri seraya mengacungkan tangannya, sementara tangan kirinya memegang beberapa pertanyaan menjebak yang akan dilontarkannya kepada Jasmine.

"Menurut anda, jika saja Amon dan Jessica tidak pernah menikah dan memiliki hubungan sama sekali, lalu Amon mendekati anda dan hendak membangun hubungan dengan anda, apakah anda akan menolak atau menerima tawaran yang diberikan Amon?"

Jasmine terdiam sejenak ketika mendengar pertanyaan di luar nalar seperti ini. Bagi Jasmine, ini jauh lebih menjebak daripada pertanyaan acak lain yang sering didapatkannya di acara sejenis talk show ringan yang biasa ada di televisi nasional.

Jika Jasmine berkata iya, maka di sini reputasinya sebagai seorang artis akan diuji habis-habisan, di mana Jasmine bisa saja dianggap sebagai seorang yang maniak akan orang lain hingga berharap lawannya itu berpisah dengan pasangannya dan Jasmine bisa membuat orang tersebut jatuh cinta pada dirinya, tetapi jika Jasmine menjawab tidak maka wanita yang memiliki wajah kaukasia itu sendiri akan dianggap sebagai wanita sok jual mahal yang bahkan tidak memperdulikan cinta orang lain kepada dirinya itu.

Jasmine menghela napas, berpikir keras jawaban paling tepat macam apa yang akan diberikannya kepada pihak pers yang secara teknis dapat dikatakan memiliki kekuasaan atas seluruh reputasi wanita yang malang tersebut, hingga akhirnya sebuah ide acak muncul begitu saja di kepalanya sendiri.

"Jika pertanyaannya saya balikkan kepada anda, maka apa jawaban yang akan anda berikan kepada saya, jika misalnya saya ialah Amon dan saya tidak pernah menikah dengan Jessica, lantas melamar anda begitu saja tanpa berbasa-basi terlebih dahulu?"

Wartawan itu terdiam sejenak, tidak tahu harus menjawab seperti apa sekaligus secara mendadak tidak pernah memikirkan bahwa bisa saja Jasmine menjawab dengan cara ini kepada dirinya. Yang benar saja, rencana mereka seolah berbalik menjadi senjata makan tuan bagi pihak pers itu sendiri.

"Tentu saja saya akan menolaknya karena terlalu terburu-buru, tetapi setelah itu mungkin saja saya akan menerimanya karena kami bisa melakukan pendekatan secara perlahan-lahan." Wartawan tersebut menjawab. "Lagipula mengapa anda malah membalik pertanyaan saya? Tidak masuk akal sekali," cibir wartawan itu dengan ekspresi wajah yang terlihat kesal setengah mati.

Jasmine hanya memasang sebuah senyum miring di wajah cantiknya, sadar bahwa sang wartawan yang menanyakannya hal konyol semacam itu malah masuk ke dalam jebakan yang Jasmine buat sendiri. "Anda sudah mengerti, bukan, bahwa pertanyaan yang anda lemparkan itu sangat-sangat keluar dari topik awal, tetapi tetap anda lemparkan kepada saya dengan harapan saya memberikan anda jawaban yang anda maui, di mana kedua jawaban itu pada akhirnya memang hanya akan menjatuhkan saya semakin dalam di sentimen negatif publik?"

Wartawan tersebut menggeram dan mendecih pelan, merasakan bahwa nyaris tidak ada celah sama sekali dalam hal menjatuhkan martabat dan reputasi Jasmine melalui pertanyaan konyol semacam ini. "Baiklah, baiklah, abaikan saja pertanyaan saya yang sebelumnya, tetapi jika saja misalnya suatu ketika, anda dan Amon secara mau tidak mau berpasangan sebagai suami istri di sebuah film, dan ternyata salah satu dari anda berdua ada yang membawa perasaan lebih akibat peran tersebut, maka apa yang akan anda lakukan?"

Konyol, semua artis sudah tahu jawaban template dari pertanyaan bodoh macam itu, karena memang pada akhirnya pertanyaan semacam ini dibuat guna memasangkan satu artis dengan artis lainnya, dan membuat imajinasi dari para fans itu melayang tinggi, membayangkan bahwa idola mereka memiliki hubungan yang demikian sempurna satu sama lainnya di dalam angan mereka.

"Tentu saja saya akan bersikap profesional dengan membuang perasaan tersebut, toh pun, biasanya percintaan yang dimulai karena cinta lokasi itu jarang sekali bertahan lama. Lantas mengapa pula saya harus membiarkan perasaan tersebut tetap ada?"

Jasmine menaikkan sebelah alisnya, merasakan bahwa situasi yang ada antara dirinya dengan para wartawan tidak tahu diri itu terasa semakin memanas dan mencekam saja satu sama lainnya. Ya, bagaimanapun caranya, Jasmine harus bisa menyelesaikan konferensi pers kali ini secepat dan selugas mungkin, karena wanita yang memiliki wajah kaukasia itu sendiri tahu bahwa tidak ada gunanya berlama-lama terjebak dengan para wartawan dan awak pers yang demikian bebal ini.

"Jika anda tidak bisa menghapus perasaan itu dan anda membawanya ke tingkatan yang benar-benar baru, maka apa yang akan anda lakukan?" Wartawan tersebut kembali berusaha menekan Jasmine melalui pertanyaan yang benar-benar konyol dan terdengar bodoh di telinga sang artis yang satu itu.

Jasmine mendengkus pelan, tahu bahwa wartawan itu memang sedang berusaha menekannya dengan membawa pertanyaan yang benar-benar tidak memiliki hubungannya sama sekali dengan masalah yang ada, hanya demi melihat reaksi yang akan dikeluarkan oleh Jasmine yang nantinya akan menjadi salah satu dari sekian banyak bahan mereka untuk membuat gosip berdasarkan wanita malang yang satu itu.

"Yang benar saja, anda ini sedang mengajukan pertanyaan yang benar-benar ada hubungannya dengan skandal kali ini, atau hanya sedang mengeluarkan pertanyaan acak yang tidak ada hubungannya sama sekali hanya demi melihat reaksi yang akan saya berikan demi bahan gosip anda sekalian di luar sana?" Jasmine terlihat memutar bola matanya penuh rasa malas. "Untuk pertanyaan yang satu itu, saat ini saya menolak untuk menjawabnya karena menurut saya itu merupakan pertanyaan yang benar-benar konyol."

"Konyol, atau anda memang tidak bisa menjawabnya?"

Pada situasi ini, rasanya ingin Jasmine menampar wartawan sial_an itu, yang membuat urat lehernya menegang menahan emosi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!