Pada pagi berikutnya, Jasmine terbangun dengan perasaan yang tidak nyaman, seolah-olah wanita tersebut merasa ada sesuatu yang tengah mengawasinya entah dari mana.
Perasaan tidak nyaman yang dirasakannya itu seolah semakin kuat saja dan seperti berasal dari salah satu boneka yang diberikan oleh fansnya itu. Jasmine meneguk liur, menatap ke arah sebuah boneka beruang yang bertengger manis di atas rak koleksi boneka miliknya, yang di mana mata boneka tersebut terasa sedang mengawasi gerak-gerik Jasmine pada saat itu.
Entahlah, sejak hidup sebagai seorang artis di dunia entertainment yang demikian kejamnya, sisi waspada yang dimiliki oleh Jasmine seolah meningkat seiring waktu berlalu, di mana Jasmine semakin sering merasa bahwa ada seseorang yang sedang mengawasinya nyaris di segala tempat, terutama setelah konflik aneh tersebut terjadi.
Tanpa mau membuang waktu barang sedetik saja, Jasmine langsung bangkit dari tempat tidurnya lantas mengambil boneka beruang tersebut, meneliti apakah memang ada sesuatu di mata beruang itu, atau memang hanya sebatas perasaan sang artis semata.
Dan benar saja, memang ada sesuatu yang terlihat berkedip di dalam mata beruang itu, seperti ada sebuah cahaya kamera kecil di sana, membuat Jasmine semakin merasa tidak aman di rumahnya sendiri.
"Marshel!!" Jasmine menjerit, tanpa berbasa-basi langsung memanggil sang bodyguard untuk menyelesaikan masalahnya dengan si boneka aneh yang ada di kamarnya itu.
Tentu saja Marshel langsung datang ketika panggilan tersebut dikeluarkan oleh Jasmine, di mana lelaki berbadan kekar itu langsung masuk ke kamar sang nona muda tanpa mengetuk sama sekali. "Ada apa, nona muda?" Marshel bertanya dengan nada datar, seraya menatap ke arah Jasmine berikut dengan bonekanya itu.
Mengikuti arah lirikan Jasmine, Mashel yang cukup pintar lantas mengerti apa yang sedang ingin diberitahukan oleh sang artis. Terang saja, Mashel langsung mengambil boneka di tangan Jasmine, meletakkannya di atas meja, lantas merobek boneka beruang tersebut dengan sebuah pisau kecil.
Benar saja, sesuai dugaan Jasmine di awal, dan prediksi Marshel ketika melihat Jasmine yang terlihat sedikit ketakutan saat memegang boneka itu, memang ada sebuah kamera super kecil yang diletakkan di mata boneka tersebut, berikut dengan sebuah kartu memori yang terselip di antara gulungan dakron yang digunakan sebagai pengisi boneka itu.
"Kamera … dan kartu memori, entah mengapa saya curiga bahwa ada orang dalam juga, nona muda." Marshel mengerinyitkan dahinya seraya memegang kamera yang masih menempel dengan kartu memorinya itu. "Sepertinya orang ini berencana untuk merekam semua kegiatan anda, lantas menyebarkannya di forum-forum internet."
Jasmine menaikkan sebelah alis penuh rasa heran. "Lantas jika demikian maksudmu, mengapa mereka meletakkannya bersama kartu memori alih-alih hanya kamera saja yang langsung tersambung dengan perangkat mereka? Tidak masuk akal."
Mendengar pertanyaan berdasarkan logika yang diberikan oleh Jasmine, Marshel hanya bisa menggedikkan bahunya acuh tak acuh. "Antara mereka juga ingin menyusupkan seseorang untuk mengambil kartu memori ini karena perangkat mereka tidak cukup memadai, atau memang hanya karena bodoh saja."
"Aku rasa lebih masuk akal alasan yang kedua, mereka hanya bodoh." Wanita itu mengangguk-anggukkan kepalanya santai. "Kalau begitu hancurkan saja, untuk apa kita menyimpan ini? Hanya orang bodoh yang melakukannya dengan cara ini," ejek Jasmine acuh tak acuh.
Marshel hanya mengangguk, tidak banyak bicara karena sadar bahwa sudah tidak ada lagi alasannya untuk berbicara dengan sang nona muda. Lelaki yang satu itu lantas mengambil boneka yang sudah hancur itu, berikut dengan kamera super kecil dan kartu memori yang menempel di kamera tersebut, kemudian membawa boneka dan kamera itu keluar dari kamar Jasmine.
Jasmine menghela napas setelah Marshel menutup pintu, entahlah, Jasmine sendiri benar-benar tidak habis pikir, mengapa ada orang yang saking tidak ada kerjaannya, mau-mau saja melakukan hal konyol itu terhadap selebriti yang mereka sukai atau benci. Lagi-lagi dunia entertainment terasa sangat kejam sekaligus konyol.
Suasana hati Jasmine terang saja memburuk setelah insiden kamera konyol itu, membuat wanita yang memiliki wajah kaukasia itu sendiri merasa tidak ingin melakukan apapun selain kembali tidur untuk memulihkan suasana hatinya yang buruk.
Jasmine lantas melangkahkan kakinya ke kamar mandi, tentu saja untuk mandi dan menenangkan pikiran yang sudah sempat sedikit kacau. Toh, dirinya sudah tidak bisa kembali tidur karena memang sudah terlanjur terbangun sedang tidak memiliki agenda kegiatan di pagi hari.
Setelah sedikit demi sedikit melepas pakaian yang dikenakannya kemarin malam, Jasmine lantas menceburkan dirinya ke dalam jacuzzi berair hangat yang sudah terlebih dahulu disiapkan oleh pelayannya.
Jacuzzi air hangat di pagi hari, camilan kecil yang juga disediakan untuk menaikkan suasana hati beserta segelas anggur merah ekslusif seharusnya bisa saja menaikkan suasana hati Jasmine kala itu, tetapi sepertinya kali ini tidak seberhasil biasanya.
Entahlah, bagi Jasmine yang sedang ditimpa masalah yang tidak besar tetapi menyebalkan setengah mati, jacuzzi air hangat pun tidak terlalu bisa menyenangkan hatinya saat itu. Ya, Jasmine masih memikirkan kelanjutan masalahnya dengan sang aktor lelaki, Amon.
Bagi Jasmine, Amon itu tidak lebih dan tidak kurang hanya merupakan rekan kerjanya di dunia entertainment, dan tentu saja wanita yang satu itu tidak memiliki hubungan lebih dengan Amon yang sudah menikah dengan Jessica atau siapapun itu yang menjadi istrinya, pun tidak pernah terpikir untuk menjalin hubungan dengan lelaki aneh tersebut.
Namun bagaimana bisa pihak pers menyimpulkan dan menyudutkannya sebagai salah satu dari sekian banyak faktor yang menjadi penyebab atas keretakan hubungan antara Amon dengan istrinya itu hanya karena sebuah insiden yang bahkan tidak diketahui Jasmine di bar saat mereka merayakan ulang tahun Melody?
Tidak pers, tidak Amon, dua-duanya sama saja, menurut Jasmine, sama-sama menyusahkan serta super menyebalkan setengah mati.
"Haah …." Jasmine menghela napas panjang saat merasakan betapa hangatnya air yang berada di jacuzzi-nya itu, seolah mampu untuk menaikkan suasana hatinya barang sedikit saja, juga menenangkan pikirannya yang sedikit kacau. "Relax, Jasmine, semuanya akan baik-baik saja," bisik wanita itu terhadap dirinya sendiri.
"Semuanya akan berlalu dan masalah internal semacam ini tidak akan terjadi lagi …." Jasmine menyesap sedikit anggur merah yang sudah tersedia di kamar mandinya itu seraya menatap ke arah kota Florida yang terlihat demikian tenang di pagi hari itu. "Ah … nyamannya, setidaknya pagi ini aku bisa bersantai dulu tanpa melakukan apa-apa."
Jasmine memasang sebuah senyum kecil ketika menyadari bahwa paginya kali ini bisa jauh lebih santai dibandingkan paginya yang biasa, super sibuk hingga tidak sempat sarapan sedikitpun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments