Diceritakan dikehidupan pertama Ellena. Begitu Catharina masuk ke istana, perlahan Catharina langusung menguasai istana. Jika dikehidupan pertama Catharina diberikan istana "Lily" yang letaknya tak jauh dari istana "Mawar" yang merupaka istana tempat tinggal Kaisar, dikehidupan kedua Ellena menempatkan Catharina di istana paling ujung. Yakni istana "Dandelion".
Catharina adalah wanita berparas cantik dengan rambut berwarna merah muda dan mata berwarna merah. Ia merupakan wanita simpanan Kaisar, Winter De Veloz. Karena memang keduanya terlihat akrab dan sangat dekat. Catharina bahkan terus-terusan dibela oleh Kaisar meski melakukan kesalahan.
"Dikehidupan kali ini, jangan harapkan kamu mendapatkan belas kasihanku, Catharina." kata Ellena dalam hati.
Ellena berjalan menuju ruang makan, untuk makan malam. Pelayan membuka pintu ruangan dan Ellena memasuki ruangan. Ellena melihat Winter sang Kaisar sudah duduk di kursinya ditemani seorang wanita yang tak lain adalah Catharina.
Ellena memanggil pelayan dan bertanya, kenapa tak ada yang memberitahu tamu kalau tamu tak boleh duduk di kursi miliknya? Pelayan kaget, pelayan pun tak bisa berkata-kata dan hanya menunduk ketakutan.
"Kau yang duduk di sana, pindahlah!" perintah Ellena.
Catharina menatap Winter. Seolah meminta agar Winter membelanya. Namun, Winter hanya diam saja, sehingga Catharina tak punya pilihan selain pindah tempat duduk. Baru saja Catharina menarik kursi dan ingin duduk, Ellena menghentikan Catharina.
"Apa tamu tak sopan santun? Duduklah setelah aku duduk. Kau bahkan tak memberi salam padaku," kata Ellena.
Ellena berjalan mendekati kursinya dan duduk dengan tenang. Catharina yang dipojokkan menunduk dan sedikit membungkukkan badan, ia mengangkat kedua ujung gaunnya dan memperkenalkan diri. Ellena menatap ke arah Catharina yang masih dengan posisinya memberi salam. Ia sengaja diam saja untuk mempersulit Catharina.
"Sialan, apa dia sengaja membuatku berdiri seperti ini?" batin Catharina.
"Cukup salam dan perkenalannya. Duduklah!" perintah Ellena.
Winter diam mengamati. Ia merasa ada yang aneh dengan Ellena. Baik itu cara berjalan, menatap atau berbicara. Seolah Ellena adalah orang lain. Dua bulan menikah, ia sedikit tahu seperti apa Ellena. Bahkan sesaat Ellena sempat bertatapan mata dengannya.
"Apa dia sedang kesal sekarang?" tanya Winter dalam hatinya.
Ellena membuka percakapan. Ellena menyampaikan pada Catharina, di mana Catharina harus tinggal. Mendengar bahwa ia ditempatkan di tempat yang paling ujung, Catharina pun protes. Ia tidak ingin ditempatkam jauh dari Kaisar.
"Yang Mulia ... " panggil Catharina menatap Winter.
"Apa kau berniat menentang perkataan Permaisuri, Lady Rosaro? Masalah internal istana, semua keputusan harus dibuat atas persetujuanku. Yang Mulia Kaisar pun tak punya kuasa melarang karena itu sudah tertulis dalam hukum perjanjian pernikahan secara turun temurun Kekaisaran." kata Ellena.
Catharina sedikit menundukkan kepalanya, "Maafkan saya, Yang Mulia. Saya tidak bermaksud menentang kehendak Anda. Saya hanya ingin berada dekat dengan Yang Mulia Kaisar." jawab Catharina dengan nada suara lembut dan pelan.
"Lantas apa kau harus menempatkan istanamu de-kat dengan istana Yang Mulia Kaisar? memangnya kamu siapa? Istana inti hanya boleh ditinggali anggota keluarga Kekaisaran, selain Kaisar dan Permaisuri. Tolong tahu posisimu, Lady." kata Ellena.
Catharina kaget. Ia merasa sudah dipermalukam secara tak langsung dengan perkataan Ellena. Padahal ia mendengar rumor, kalau Permaisuri itu bodoh dan polos, juga ramah. Namun, ia tidak sangka kalau Permaisuri yang ditemuinya ternyata memiliki mulut yang pedas. Catharina menatap Winter, tapi Winter hanya diam saja dan makan dengan tenang.
"Ma-maafkan saya, Yang Mulia." kata Catharina.
"Apa-apaan dia? Pria ini bahkan tak bicara sepatah katapun di depan wanita sialan ini. Apanya yang ramah dan polos? wanita ini tak terlihat seperti itu," batin Catharina.
"Yang Mulia, setelah makan malam. Izinkan saya datang ke ruang kerja Anda. Ada sesuatu hal yang ingin saya bicarakan dengan Anda secara pribadi." kata Ellena menatap Winter.
"Ya, silakan." jawab Winter.
Ellena lantas makan dengan tenang. Ia melihat Catharina hanya memotong steak dan tak memakannya. Sedangkan Winter sibuk makan tanpa memedulikan Catharina. Ellena meras aneh, padahal ia sudah mengganggu Catharina meski sedikit, tapi Winter seolah tak bereaksi. Ellena bertanya-tanya, apa ada yang salah dengan Winter?
"Bukankah Winter yang kukenal sebelumnya sangat membela Catharina? kenapa sekerang dia diam saja saat aku mengusik simpanannya? dia bahkan tak bersuara, saat tahu simpanannya aku tempatkan di istana paling ujung. Apa yang terjadi?" batin Ellena bertanya-tanya.
Winter selesai makan. Ia pergi lebih dulu meninggalkan Ellena dan Catharina. Sebelum pergi, Winter berpesan agar Catharina belajar dan mematuhi semua aturan yang berlaku di Kekaisaran. Perkataan Permaisuri adalah hal mutlak yang tak bisa diganggu gugat atau ditawar. Ellena kaget, begitu mendengar perkataan Winter. Ia menatap kepegian Winter sampai hilang dibalik pintu.
Tak hanya Ellena yang terkejut, Catharina pun terkejut. Ia tidak percaya ia diperlakukan dingin oleh Winter. Catharina semakin kesal, tapi ia berusaha menahan diri dan tak memperlihatkan kekesalannya. Ellena meletakakn garpu da pisaunya, lalu menyeka mulutnya dengan anggun. Ellena berdiri, dan Catharina pun mengikuti berdiri, ia sedikit membungkuk, saat Ellena pergi meninggalkan ruang makan. Ia harua segera bergegas menemui Winter, karena ada hal penting yang harus ia sampaikan.
***
Di ruang kerja Winter ....
Ellena mengetuk pintu dan mengabarkan kedatangannya. Ia lantas membuka pintu dan masuk, lalu kembali menutup pintu. Ellena berjalam mendekati Winter yang sedang duduk di kursi di depan meja kerjanya.
"Ada kepentingan apa, Permaisuri?" tanya Winter.
"Saya hanya ingin meyampaikan beberapa hal, Yang Mulia. Izinkan saya untuk bicara," jawab Ellena.
"Bicaralah ... " jawab Winter.
"Hal pertama, saya tidak tahu apa maksud Anda membawa Lady Rosaro ke istana, dan saya pun tak mau tahu apa alasannya. Hanya saja, saya meminta kepada Yang Mulia untuk bersikap bijaksana. Jangan sampai ada rumor buruk yang tak enak didengar telinga. Apa Anda bisa mengerti maksud saya? Hal kedua, Mulai sekarang dan kedepannya Anda harus bicara pada saya kalau itu menyangkut kebutuhan atau sesuatu hal yang diinginkan Lady Rosaro. Pengeluaran dan keuangan istana adalah tanggung jawab saya, maka Anda tak boleh sembarangan memberikan sesuatu yang tak jelas tanpa persetujuan saya. Hal ketiga, Mulai besok dan seterusnya, mari kita makan secara terpisah, Yang Mulia. Saya tahu Anda sibuk, dan saya tak mengharapkan Anda bisa selalu makan bersama saya. Kita bisa makan bersama sekali atau dua kali dalam sepekan. Itu saya yang ingin saya sampaikan," kata Ellena.
Winter terdiam. Menatap Ellena sambil mengerutkan dahinya. Ia tidak mengerti apa maksud Ellena sampai memutuskan makan terpisah?
"Hal pertama aku mengerti maksudmu. Hal kedua itu juga bukan masalah. Bila perlu Permaisuri saja yang mengaturnya langsung. Aku punya hal lain yang lebih penting untuk diurus, daripada mengurus masalah Catharina. Hal ketiga ... apakah Permaisuri bisa pertimbangkan lagi? makan bersama bukan hal berat, kenapa harus berpisah? Lagi pula aku tak sibuk. Aku juga tidak dipaksa untuk makan dengammu." jelas Winter.
Ellena menundukkan kepala, "Tolong penuhi saya permintaan saya, Yang Mulia. Saya akan sangat berterima kasih, jika Yang Mulia mengabulkannya," kata Ellena.
"Ya, baiklah. Kalau itu keinginan Permaisuri, aku tak akan memaksa." jawab Winter.
Setelah selesai menyampaikan hal-hal yang ingin ia sampaikan, Ellena lantas pergi meninggalkan ruang kerja Winter dan pergi kembali ke istanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Hilmiya Kasinji
langkah awal yg bagus. jaga jarak. intinya di cerita ini ada pesan moral kalo jadi org terlalu polos dan baik itu gak selalu baik
2024-08-07
0
Sulati Cus
mantavvv
2023-10-17
0
Di Elva
baru baca, menarik tp jangan sampai winter juga alami hal yg sama kek ellena..
2023-05-12
1