Di hina dan si rendahkan adalah hal yang paling menyakitkan di dunia ini. Tidak ada hal yang begitu menyedihkan selain di cibir orang oleh orang lain.
"Hei, anak buangan!" seru Vincent
"Siapa kamu?" tanya Karina
"Aku Vincent Adinata. Aku ke sini untuk menjemput kamu
"Kamu supir aku? kok sampai jemput aku segala macam sih?" tanya karina
"Jangan gede rasa deh Lo! gw jemput Lo karena mami nyuruh gw buat jemput anak buangan kayak Lo untuk tinggal bersama keluarga terhormat seperti gw." Angkuh Vincent
"Loh, kenapa?" tanya Karina
"Karena nyokap gw ingin lu menggantikan posisi adik perempuan gw yang sudah lama meninggal dunia." Ucap Vincent
Kemalangan dan kemarahan dapat membuat Sukaryo hatinya merasa getar-getir milu akibat kesialan yang bertubi-tubi selalu datang untuk menghimpit silih berganti dan tak kunjung usai dalam kehidupan rumah tangganya.
Beban yang di rasakan sukaryo setelah ia di PHK dan juga selalu kalah judi kartu, Ia sekarang berusaha untuk mencari pekerjaan serabutan setelah membuang anak kandungnya dan menukarnya dengan seorang anak laki-laki yang berusia 12 tahun tersebut.
Porsi makan anak yang berusia dua belas tahun memang cukup besar di banding anak yang masih berusia lima tahun.
Tak hanya itu Rantih dan Sukaryo pun memilih untuk pindah dari rumah yang di rasanya juga di anggap membawa kesialan
Di perjalanan panjangnya, Sukaryo melihat seorang nenek tua yang hendak menyeberang dengan membawa bungkusan yang cukup banyak. Namun hati Sukaryo tak tergugah melihat nenek tua yang kesulitan membawa buntelan besar.
"Pah, tolong berhenti sebentar. " Ucap Raka
"Kenapa?" tanya Sukaryo
"Aku ingin menolong nenek tua yang sedang menyeberang itu
"Tidak perlu, itu hanya akan membuang waktu kita saja." Ucap Sukaryo
"Ayolah, sebentar saja." Pinta Raka
"Sudahlah, turuti saja kemauan anak kita yang baru ini." Ucap Rantih
"Oke." Ucap Sukaryo
Akhirnya terpaksa mobil tua Sukaryo berhenti sejenak di perempatan hanya untuk menuruti keinginan sang buah hati yang baru meskipun bukan anak kandung, tapi mereka cukup senang karena mereka memiliki seorang anak laki-laki
"Nek, Aku bantu ya." Ucap Raka
"Nggak usah, Nak. Nenek bisa sendiri kok. " Tolak Nenek
"Sudah nggak apa-apa biar Raka bantu saja, Nek," ucap Raka sambil mengambil paksa buntelan dan keresek besar sang nenek
"Terima kasih ya, Nak. Sudah membantu nenek untuk menyeberang dan membawa banyak buntelan ini." Ucap Nenek
"Sama-sama, Nek. Saya permisi dulu ya, Nek." Ucap Raka
"Tunggu, Nak." Panggil sang Nenek
"Ada yang bisa Raka bantu lagi, Nek??" tanya Raka
"Kamu anak yang baik, Nak. padahal kamu tidak mengenal siapa saya dan golongan seperti apa." Ucap Nenek
"Saya tidak peduli Nenek dari golongan mana yang saya ingin hanyalah menolong saja." Ucap Raka
"Hati kamu sangat mulia bagaikan berlian. Kamu berhak bahagia," ucap sang nenek sambil memberikan buntelan besar
"Kenapa nenek memberikan buntelan besar ini kepada aku??" tanya Raka
"Kamu jual berlian ini, Nak untuk kebutuhan kamu
"Wah, terima kasih banyak. Nek, tapi Raka tidak mengharapkan balas budi seperti ini. Raka ikhlas menolong nenek yang sedang butuh bantuan
"Jangan sungkan, Nak! Nenek ini sudah tua dan tak punya keturunan, jadi untuk apa nenek memiliki berlian sebayak ini untuk diri nenek sendiri." Ucap Nenek
"Memangnya nenek menemukan ini di mana?" tanya Raka
"Ini warisan dari suami nenek yang sudah meninggal dunia kemarin." Ucap Nenek
Bersambung..
...Jangan lupa untuk memberikan like di setiap episode, vote sebanyak mungkin, dan tambahkan di rak buku kalian sebagai favorite/subscribe...
...Terima kasih sudah mampir di karya ini, semoga bisa menghibur kalian semua...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments