Kekhawatiran Angel tentang keonengan sahabatnya benar-benar terjadi. Sayangnya, ia datang setelah Ei berhasil menggampar seorang pemuda tampan tanpa alasan jelas. Betapa shocknya Angel sampai ia langsung mengatupkan mulutnya karena si pria yang baru saja ditampar sahabatnya, bukanlah si playboy Leo kekasihnya yang baru saja menjadi mantan, melainkan orang lain yang Angel sendiri tidak tahu siapa pemuda tampan itu. Angel buru-buru menghampiri Ei untuk meluruskan semuanya sebelum masalahnya bertambah runyam.
“Dasar Koalang itu anak! Main gampar orang sembarangan!” Angel tepok jidat melihat sikap Ei yang oneng itu.
Kejadian Ei salah orang, bukan pertama kali ini terjadi. Sebelumnya, Ei pernah salah menjodohkan orang sehingga ia harus berakhir di kantor polisi. Untung si Ei tidak ditahan karena kejadian itu cuma salah paham belaka. Belum lagi ia salah meledek orang yang ia pikir adalah target mak comblangnya, tapi nyatanya orang tersebut adalah seorang polisi. Nggak masuk bui, si Ei ini sudah mujur banget.
Namun, sekarang malah lebih parah, sampai-sampai si oneng Ei salah gampar orang. Di hadapan banyak orang pula. Sebagai sahabat, Angel cuma bisa geleng-geleng kepala karena punya sahabat kayak si Ei.
“Hei semprol, jangan bikin malu kau, ya!” bisik Angel lirih saat ia sudah ada di samping sahabatnya dan langsung menarik tangan Ei untuk mundur ke belakang. Mereka berdua sudah menjadi pusat perhatian banyak orang apalagi ini kantin, pusatnya keramaian.
“Ngapain kamu tarik-tarik aku!” sengal Ei setelah tahu siapa orang yang menarik tangannya menjauh dari pria tampan yang baru saja digamparnya.
“Kau ini apa-apaan sih, Ei? Ayo kita pergi dari sini!” tandas Angel langsung menarik kembali lengan Ei keluar dari kantin. Ia jadi merasa tidak enak dengan yang lain.
Namun tarikan tangan Angel yang baru saja tiba itu langsung ditepis kasar oleh Ei. Matanya menatap tajam wajah pemuda yang juga sedang menatapnya.
“Kamu diem di sini!” cetus Ei marah. Ia pun kembali berjalan dan berdiri di depan sang pemuda.
“Dasar buaya laknattulloh! Gak punya urat! Bisa-bisanya kau memainkan hati semua wanita yang ada di kampus ini, ha? Kau mau jadikan Shena target selanjutnya! Jangan harap! Muka kamu aja yang tampan, tapi hatimu jauh lebih buruk dari Jurik!” bentak Ei sengaja mengatai pria yang berdiri didepannya dengan kasar sehingga terdengar sorakan ricuh disekelilingnya.
Semua orang shock mendengar ucapan Ei yang terbilang berani termasuk Angel juga, tapi untungnya Angel segera sadar dan menarik kembali tangan Ei lalu menyeretnya pergi lagi dari sini sebelum mereka berdua kena hujat netizen.
“Ayo pergi Ei! Maaf ya semua … temenku lagi sakit jiwa …” seru Angel pada yang lainnya dan sontak langsung dibantah oleh Ei.
“Enak saja! Siapa yang sakit jiwa! Cowok itu tuh yang gak punya hati! Kok kamu jadi belain dia? Katanya kamu diselingkuhin sama itu cowok! Jangan tarik-tarik …!” berontak Ei tapi tarikan tangan Angel jauh lebih kuat darinya.
“Bukan cowok itu yang nyakitin aku, Ei! Kau salah orang!” bisik Angel dengan paksa karena ia sudah tak tahan lagi dengan sikap onengnya Ei ini.
“Nah iya …” Ei tiba-tiba tersadar … “hah? Apa? Kau bilang apa barusan? Salah orang gimana?” mata Ei langsung melotot. Seketika ia langsung tegang berharap bahwa ia salah dengar.
“Itu bukan si Leo pacarku, begooo! Kau salah orang! Makanya tanya dulu sebelum labrak orang, Duduuull!” geram Angel, matanya mendelik menahan amarah dan langsung menyeret paksa Ei pergi dari kantin ini sebelum masalahnya jadi tambah parah.
Deg!
Jantung Ei seketika berhenti berdetak karena untuk kesekian kalinya ia, lagi-lagi salah orang. Bahkan kali ini lebih parah dari sebelumnya karena Ei menggampar wajah orang yang yang tidak bersalah.
“Terus gimana dong … dia ngeliatin nggak?” Ei merengek dan tak berani balik badan menatap pemuda tampan yang baru saja ia tampar dan ia maki-maki di depan banyak orang.
“Dia kayaknya bakal merencanakan pembunuhan besar untuk membunuhmu. Makanya kita pergi dari sini dasar oneng markoneng, heran aku ma kamu, ada ya manusia lutung kayak kamu ini! Bikin malu aja!” cetus Angel kesal.
Gadis itu tak bisa berkutik dan terdiam tanpa suara. Ei sungguh tak berani lagi menoleh pada pemuda yang terus saja mengamati gerak gerik Ei dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Cepat pergi dari sini sebelum kau ditelanjangi di depan semua orang! Dasar oneng!” geram Angel dan kedua gadis itu langsung berlari tunggang langgang menjauh dari kantin dan meninggalkan sisa keributan yang baru saja Ei buat.
“Woy! Mau lari ke mana kalian! Dasar sakit jiwaaa!” teriak si wanita yang berdiri di samping si pemuda tampan sambil membersihkan sisa kotoran dipakaiannya akibat tumpahan air nya Ei. Namun Pemuda tampan yang baru saja di gampar Ei itu meminta si wanita yang bernama Margaret agar tak memperpanjang masalah ini.
“Sudahlah, biarin aja,” ujarnya sambil terus menatap kepergian Ei yang sempat terjatuh tersungkur di taman karena terlalu kencang berlari. Sang pria tampan tersenyum ketika merintih kesakitan karena kedua lututnya terluka.
“Nggak bisa!” sengal Margaret tak terima. “Itu cewek sinting udah nggampar kamu tanpa sebab. Mana bisa dibiarin gitu aja. Aku akan tuntut dia! Dia belum tahu siapa kamu,” ucapnya marah dan mengambil ponselnya untuk menghubungi pengacaranya. Lagi-lagi, pemuda tampan itu mencegahnya.
“Berapa kali kukatakan padamu. Jangan sok care padaku. Diantara kita tidak ada hubungan apa-apa. Berhenti mendesak ibuku untuk memaksaku meladenimu. Cukup sampai di sini dan jangan campuri urusanku lagi. Jika kau terus memaksakan diri, jangan salahkan aku kalau kau kubuat malu!” ancam pemuda tampan itu dan berlalu pergi sambil mengajak teman pria yang tadi memanggil namanya dengan sebutan nama Leo.
“Hesaa! Mahesa Arleon Rajasanaghara” teriak Margaret kesal sampai memanggil nama lengkap pria tampan itu, tapi teriakannya sama sekali tak digubris oleh pria yang bernama lengkap Mahesa Arleon Savatinov Rajasanaghara.
Kalau dilihat dari nama belakangnya, sepertinya Mahesa yang juga kadang dipanggil Leo itu bukan sembarang mahasiswa. Rajasanaghara adalah nama keluarga salah satu keturunan ningrat Jawa di zaman kerajaan.
Pemuda yang tak kalah tampan dengan si playboy Leopard Pyordova terus saja berjalan masuk ke fakultas untuk menyiapkan kuliahnya yang sebentar lagi akan dimulai. Kejadian ia digampar wanita tak dikenal barusan, takkan pernah ia lupakan karena ini bukan kali pertama ia mengalami nasib sial seperti ini. Bukannya marah, Hesa … itulah nama panggilan umumnya, malah senyam senyum sendiri.
“Lain kali, jangan panggil aku Leo kalau kita ada di kampus ini. Semua orang jadi salah paham gara-gara nama panggilan masa kecilku ini, sama persis dengan si playboy kampus ini,” bisiknya pada Erson, sahabat masa kecil Hesa.
“Sorry. Udah jadi kebiasaanku manggil nama kamu dengan sebutan Leo. Kenapa ada banyak nama Leo di kampus ini? Dan orang yang bernama Leo, selalu berwajah rupawan dan digandrungi banyak wanita,” protes Erson.
“Kalau begitu, kau ganti nama saja jadi Leo, supaya kau bisa tenar seperti Leo Leo yang lain,” canda Hesa. Keduanya saling ledek meledek sampai menuju fakultas mereka.
“Apa pipimu tidak apa-apa? Merah cam 5 jari begitu. Cewek tadi tangguh juga. Kalau keluargamu tahu, dia bisa dalam masalah besar.” Erson memeriksa bekas gamparan Ei di wajah Hesa. Ia kasihan tapi juga ingin tertawa, seorang pangeran ningrat keturunan bangsawan, digampar wanita dari kaum sudra.
“Kau benar, dia memang dalam masalah besar.” Entah mengapa Hesa malah tertawa seolah ia sangat bahagia.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Anha Thea
lidahq hmpir keseleo bca nmax hesa🤦♀️
2023-10-05
1
Asngadah Baruharjo
kok aku bucin sama hesa 😀😀😀
2023-09-19
1
Murni Banty
lanjut
2023-07-27
1