Lelaki Pilihan

Suasana di rumah baru sepasang suami istri itu tampak sepi. Di siang menjelang sore itu tampak Risda seorang diri memetik sayuran di samping rumah. Wanita itu sedang memetik kacang panjang . Tak tampak sang suami di sana. Pasalnya sekembalinya mereka dari pasar Nuril mendapat telepon dari seorang kenalannya untuk membetulkan pompa air yang rusak.

Suara motor terdengar berhenti di depan rumah mereka. Risda menghentikan aktifitasnya. Sepertinya bukan suara motor sang suami.

'' Assalamualaikum,'' suara seorang wanita berucap salam.

'' Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh ,'' sahut Risda seraya berjalan lewat samping rumah dengan segenggam kacang panjang di tangannya.

Seorang wanita tampak berdiri di depan pintu. Risda tersenyum menyadari siapa yang datang.

''Mbak Nay !," seru Risda, melihat Nayra sang kakak ipar. Istri dari kakak kandungnya yang nomer dua.

Nayra tampak mengernyit melihat adik iparnya yang datang dari samping rumah.

'' Kamu dari mana Ris ?,'' tanya wanita yang datang masih dengan pakaian kerja lengkap. Nayra seorang wanita karir yang bekerja di sebuah BMT yang terdapat di kecamatan.

'' Habis metik sayur Mbak, baru pulang kerja Mbak ?,'' tanya Risda sembari menyalami sang kakak. Belum Nayra menjawab Risda kembali berucap sambil membuka pintu depan.

'' Mari masuk Mbak, selamat datang di rumah kami,'' suara Risda terdengar sumringah mempersilahkan sang ipar.

Namun mimik wajah yang di tampilkan kakaknya tak sesuai harapan. Wanita itu tampak menelisik ruang tamu dengan tatapan tidak mengenakkan.

''Duduk Mbak !," Risda mempersilahkan Nayra untuk duduk , wanita itu menatap kursi plastik yang berada di ruang tamu itu dengan tatapan seolah ragu untuk mendudukinya.

Risda yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

'' Gak ambruk kok Mbak , tenang aja,'' ucap wanita itu seraya mendudukkan diri di salah satu kursi. Dengan ragu-ragu Nayra ikut duduk di hadapan Risda. Mata Nayra masih berkeliaran mengelilingi bagian rumah yang tampak oleh penglihatannya.

'' Ini dek, Mbak nganterin titipan ibu buat kamu,'' akhirnya Nayra teringat niat kedatangannya menemui sang adik ipar. Risda tersenyum melihat isi tas yang di berikan oleh kakak iparnya. Ada beberapa barang penting dirinya yang belum sempat ia bawa. Dan tidak lupa lauk kesukaannya yang di buatkan khusus oleh sang ibu untuk dirinya.

'' Makasih ya Mbak,'' tutur Risda.

'' Sama-sama, kebetulan juga searah jalannya kok. Kamu yakin betah tinggal di sini ?,''tanya Nayra menatap sang adik yang mengangguk sambil tersenyum.

'' Memangnya kenapa Mbak ?,'' tanya Risda yang melihat tatapan tidak suka di mata sang kakak ipar.

'' Dari awal Mbak juga gak setuju dengan rencana Ayah yang mau menikahkan kamu dengan Nuril. Lihat saja,dia bisa memberi kamu apa ?, rumah saja cuma segini gak ada apa-apanya lagi,'' ucap Nayra dengan tatapan merendahkan. Risda berusaha menahan gejolak amarahnya. Ia tak mau menodai hati yang telah ia jaga sepanjang hari ini ternoda oleh sebuah ucapan yang menyinggung hatinya.

'' Alhamdulillah Mbak, Risda bahagia. Ayah sudah memilih pendamping untukku yang terbaik. Bang Nuril adalah lelaki yang tepat untuk menjadi imam ku dunia dan akhirat,'' ucap Risda yang membuat Nayra mendengus kesal.

'' Kamu belum merasakan pahit getirnya sebuah pernikahan. Baik itu gak cukup Ris, realistis lah hidup itu butuh uang,dan berapa yang bisa suami kamu berikan ? ,'' ujar Nayra.

'' Alhamdulillah Bang Nuril mencukupi kebutuhan Risda ,Mbak Nay gak usah khawatir,'' ucap Risda masih dengan tutur lembutnya.

'' Terserah kau sajalah,tapi minta suamimu setidaknya beli lah sofa untuk tempat duduk. Kursi plastik seperti ini tidak layak,'' ketus Nayra yang sejujurnya sudah sangat menyinggung perasaan Risda.

Risda memilih hanya tersenyum masam,ia tak ingin membalasnya dengan kata-kata. Takut yang keluar dari mulutnya adalah kata yang menyakitkan.

'' Ya sudah,Mbak pamit.Assalamualaikum,''ucap Nayra seraya bangkit dan berjalan meninggalkan ruang tamu.

'' Wa'alaikumussalam,'' sahut Risda dengan tatapan tak lepas dari punggung kakak iparnya yang menjauh. Wanita itu menghela nafas panjang.

'' Astaghfirullah,'' lirihnya meredakan emosi yang di pancing sang ipar.

Setelah sang kakak pergi dengan motornya, Risda masuk ke ruang makan, mengeluarkan lauk yang dikirim sang ibu. Ada rendang ayam kampung dan stoples kering tempe. Risda tersenyum sambil meletakkan lauk di atas meja.

'' Tau aja bu,anakmu gak bisa masak,'' lirih wanita itu. Sementara barang lain yang terdapat di tas itu ada laptop dan beberapa potong pakaian miliknya. Ia segera menyimpannya dalam kamar.

Suara deru motor kembali terdengar berhenti di depan rumah. Risda tersenyum senang. Karena kali ini suara motor suaminya yang datang.

Wanita itu berjalan cepat keluar dari kamar, menyambut sang suami yang baru pulang.

'' Assalamualaikum,'' seru Nuril sembari mendorong pintu depan.

'' Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,'' sahut Risda sembari menyalami sang suami dan mengecup punggung tangan itu. Nuril meraih kepala sang istri dan mencium keningnya.

'' Gimana pekerjaan Abang ?,'' tanya Risda sambil mensejajari langkah lelaki itu.

'' Alhamdulillah lancar,'' sahut Nuril sembari merogoh saku celananya. Ia mengambil dompet di sana dan mengambil selembar uang kertas berwarna biru.

'' Ini dek, Abang Alhamdulillah dapat segini,'' ucap Nuril sambil mengulurkan uang pada sang istri. Risda tak langsung menyambutnya. Wanita itu menatap penuh kekaguman lelaki halalnya.

'' Pegang Abang saja, yang kemarin juga masih ada Bang,'' jawab Risda lembut. Nuril tersenyum kemudian meraih tangan sang istri dan meletakkan uang tersebut di telapak tangannya.

'' Adek yang pegang, Abang masih ada uang pegangan. Memang tidak seberapa tapi semoga ini berkah,'' ucap Nuril,Risda berkaca-kaca. Lelaki yang baru saja di hina kakak ipar di hadapannya adalah lelaki luar biasa baginya. Lelaki yang pantas di pilih menjadi imam yang ia harapkan bisa membimbingnya dunia dan akhirat.

'' Amin, berapa pun Bang,adek syukuri,'' ucap Risda,Nuril mengusap lembut kepala sang istri yang mengenakan kerudung. Senyum lembut lelaki itu terkembang sempurna.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!