Kesempatan

Pesta yang baru saja usai masih menyisakan beberapa kerabat dekat. Masih cukup banyak saksi mata yang melihat kehebohan keluarga Pak Handoko.

Reza langsung di seret Ayahnya masuk kerumah. Tidak hanya pukulan, Pak Handoko juga terus mencaci maki putranya.

"Tak beradab Kamu Za, bajingan!" umpat Pak Handoko pada Reza yang tidak bisa membantah.

Leoni di tuntun oleh Melisa dan Resti yang ikut berlinang air mata.

"Kamu kok tega Za, sama Leoni, bagaimana kalau apa yang dialami Leoni di alami oleh Resti? Apa sebagai kakak kamu tidak berpikir sejauh itu? Kamu punya adik perempuan! Bisa saja apa yang menimpa Leoni terjadi pada Resti?" Melisa menatap tajam sulungnya.

Resti masih memeluk erat Kaka iparnya. Leoni sudah seperti kakak sendiri bagi Resti, Leoni yang pendiam selalu menjadi pendengar yang baik untuk Resti selama ini. Meskipun Leoni putus kuliah di tengah jalan tetapi dia termasuk perempuan yang pandai, membuat Resti sangat senang Reza menikahi wanita seperti Leoni.

Keributan di lantai bawah mengusik pendengaran Eza yang hendak mengambil minum. Setelah meluapkan kemarahannya Reza kelelahan dan tenggorokannya terasa kering karena terus berteriak.

Dari pembatas lantai atas, Reza melihat kakanya yang babak belur. Tentu saja melihat apa yang terjadi menjadi prioritasnya dibandingkan rasa hausnya. Rasa penasaran Eza meluap.

Eza buru-buru menuruni tangga dan bertanya kepada keluarganya.

Eza melihat Leoni yang hanya menunduk, seringai jahat terbit di bibirnya.

Melihat Leoni menangis adalah sesuatu yang bisa membuat hati Eza sedikit senang. Eza bertekad akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membalaskan rasa sakitnya.

Eza tidak mau Leoni bahagia, wanita itu harus menderita seperti yang selama ini ia alami.

Di satu sisi, Leoni sangat sedih karena dengan keluarga besar Reza tahu tentang masalah rumah tangganya, Ia dan Reza akan semakin cepat untuk berpisah. Leoni akan benar-benar kehilangan keluarga sekali lagi.

"Leoni," Melisa tidak sanggup menatap menantunya, ia merasa gagal menjadi orang tua, sehingga Reza tumbuh menjadi laki-laki brengsek seperti sekarang.

"Maafkan Leoni, Ma."

Melisa menggeleng tegas.

"Kamu tetap menantu Mama sampai kapanpun, biarkan Reza menikahi wanita itu, kamu jangan berpisah dengan Reza ya sayang." mohon Melisa yang membuat Leoni kaget bukan main.

Leoni menggenggam tangan wanita yang sudah dianggap sebagai ibunya sendiri.

"Maaf Ma, Leoni dan mas Reza sudah sepakat untuk berpisah." kejujuran Leoni yang membuat semua orang syok, begitupun dengan Eza. Hanya seorang wanita saja yang terlihat bahagia mendengar ucapan Leoni.

Reza memejamkan matanya rapat. Hatinya tiba-tiba terasa terhimpit, entah mengapa luka di bagian wajahnya tak menimbulkan rasa sakit, sementara ucapan Leoni yang pelan justru seperti tikaman pisau telak di tengah jantungnya.

"Kak!!!" Rengek Resti. Gadis itu menangis sesegukan memeluk Leoni yang juga ikut merasa berdosa telah membuat orang-orang yang menyainginya bersedih.

Reza mematung di tempatnya, melihat adik, Mama serta istrinya saling memeluk dan menangis.

Inikah buah keegoisannya?

Nyatanya tidak hanya Leoni yang terluka. Mama dan adiknya pun merasakan hal yang sama.

Pak Handoko menghela napasnya, ikut menyimak kesedihan istri, anak dan menantunya, sama dengan Melisa, Handoko juga merasa menjadi orang tua yang gagal.

Syafi'i mendekati Handoko yang masih melihat anak dan istrinya berpelukan.

"Om,"

Handoko langsung memberi isyarat pada Reza untuk membawa Syafi'i pergi, jangankan menjawab sapaan wanita itu, melirik wajahnya pun Handoko tidak sudi.

Reza ingin mengantarkan Leoni pulang terlebih dahulu. Tetapi Handoko tidak mengizinkan.

"Eza, antar Kaka iparmu ke tempat tujuannya." ucap Handoko tegas.

Leoni yang ingin menolak, tidak sanggup, terlebih melihat Mama mertuanya yang menangis di pelukan Ayah mertuanya, Leoni tidak ingin terlihat rewel.

Harusnya Eza menolak, tapi kenyataannya lelaki itu malah setuju dengan mudahnya.

"Ayo, Kaka ipar, biar ku antar."

******

Leoni pikir Eza akan memakinya, mendesaknya untuk bercerita atau bahkan meminta penjelasan tentang kejadian sepuluh tahun yang lalu. Tetapi ternyata tidak.

Eza, di mobil hanya diam, mengikuti petunjuk yang diberikan Leoni untuk sampai ke tempat tinggalnya.

"Terimakasih " ucap Leoni tulus saat Eza sudah mengantarkannya tepat di depan kontrakan Leoni.

"Sama-sama, kalau butuh sesuatu jangan sungkan, aku siap siaga membantumu."

Perkataan Eza membuat Leoni terdiam beberapa saat.

Ini terlalu ganjil, tetapi Leoni juga bahagia ternyata Eza tidak marah padanya.

"Za, untuk kesalahanku yang pernah meninggalkanmu, aku benar-benar minta maaf, itu karena ..."

"Jangan di bahas Leo, itu sudah masa lalu, masuklah! Ini sudah malam." Eza memotong penjelasan Leoni.

Setelah Leoni benar-benar masuk kedalam rumah kontrakannya. Eza tersenyum jahat.

Reza akan membuat Leoni percaya bahwa kejadian masa lalu tidak membuat cintanya pada Leoni berubah. Eza akan menunjukkan sikap manisnya untuk menjerat Leoni.

"Selamat datang di permainan yang akan ku mainkan untuk mu Leoni." Eza terseyum miring, menunjukkan wajahnya yang diliputi dendam.

Terpopuler

Comments

YK

YK

entar nyesel kamu, Rez...

2023-10-19

0

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

mangka nya Eza...
dgrkn dulu penjelasan leoni...
kan jd jahat kamu...
leoni...
sdh jatuh tertimpa tangga pula😭😭

2023-09-14

0

Aisyah Nabila

Aisyah Nabila

gk ad nma lain kak selain reza gitu

2023-08-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!