Tentang Alexandra

akhirnya setelah berjualan seharian penuh, Alexandra dan juga Aurora memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.Tentu saja, dengan perasaan dongkol yang dialami oleh Alexandra.

Karena bunga yang hendak dirinya jual, malah berhamburan ke tanah dan tidak bisa dijual lagi. Tentu saja itu karena dirinya, yang tidak sengaja menabrak seorang laki-laki yang baru saja masuk ke dalam area pemakaman itu.

"sudahlah Alexandra, kau tidak usah terlalu menggerutu seperti itu. memangnya dengan kau menggerutu, apakah bunganya dapat kembali segar seperti semula?"tanya Aurora menggoda sahabatnya itu.

Membuat Alexandra seketika mendelik ke arah sahabatnya itu."lalu aku harus bagaimana? kau tahu sendiri kan, kalau aku tidak pulang dengan membawa hasil, maka keluarga dari pamanku itu tidak akan pernah memberiku makan."ucap Alexandra Seraya menghela nafas panjang.

Aurora yang mendengar itu, seketika juga ikut memasang wajah murung. karena Gadis itu tahu, apa yang akan sahabatnya itu alami setelah sampai di rumah keluarganya.

"kenapa kau tidak memilih untuk keluar saja sih, dari rumah itu?"tanya Aurora yang tampak kesal.

Karena sudah berulang kali, gadis berkulit coklat itu mengajak Alexandra untuk pergi dari rumah paman dan juga bibinya. tapi, gadis cantik itu selalu menolak. dengan alasan, ingin menjaga harta peninggalan kedua orang tuanya.

Ya rumah yang ditempati oleh keluarga paman dan juga bibinya itu, adalah rumah dari keluarga Alexandra. mereka semua mengambil alih, dengan alasan ingin merawat gadis cantik itu seperti anaknya sendiri.

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah, mereka diam-diam telah mengalihkan beberapa properti milik keluarga Alexandra menjadi atas nama mereka. dan hal itu membuat gadis cantik itu, tidak bisa berbuat apa-apa. karena memang dirinya bergantung kepada keluarga paman dan juga bibinya itu.

"Ya sudah kalau begitu, aku pulang dulu."ucap Aurora Seraya melambaikan tangan ke arah Alexandra.

"Ya sudah kalau begitu hati-hati."balas Alexandra Seraya melambaikan tangan ke arah sahabatnya.

Tanpa diketahui oleh kedua gadis itu, ada seseorang yang mengamati gerak-gerik mereka melalui teropong yang ia bawa.

"maaf tuan, apakah kita akan terus berdiam diri di sini?"tanya Nicholas Seraya melirik ke arah belakang. Di mana Keanu berada.

Mendengar ucapan dari sopir pribadi sekaligus pengawalnya itu, membuat Keanu seakan baru saja tersadar dari apa yang baru saja ia lakukan.

Laki-laki tampan itu seketika mengusap wajahnya dengan gerakan kasar."apa yang telah aku lakukan, kenapa aku memperhatikan gadis itu sampai seperti ini?"tanya ke anu pada dirinya sendiri.

"Ya sudahlah, kita kembali saja."ujar Keanu datar. dan langsung dibalas anggukan oleh sopir pribadi sekaligus pengawal pribadinya itu.

****

Sesampainya di rumah, Alexandra segera masuk melalui pintu belakang. karena keluarga dari pamannya, tidak mengizinkan Gadis itu untuk menginjakkan kakinya di rumah utama.

Ya, bangunan yang sebetulnya menjadi satu itu, direnovasi ulang oleh keluarga pamannya menjadi dua bagian depan dan juga belakang. dengan perjanjian, depan adalah milik keluarga pamannya, dan belakang adalah milik gadis itu. yang hanya menyisakan sepetak bangunan.

"Alexandra, cepat buatkan kami makanan!"teriak seorang wanita paruh baya dari ambang pintu.

Hingga membuat Alexandra, seketika melangkah mundur. karena merasa sedikit terkejut dengan keberadaan bibinya itu.

"emm, baik Bi,"ucap Gadis itu Seraya mengusap dadanya yang terasa berdenyut akibat dikagetkan oleh wanita paruh baya itu.

Dengan langkah cepat dan tergesa-gesa, alexandria segera menuju ke dapur dan membuatkan makanan untuk keluarga pamannya. setelah sebelumnya, membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Karena keluarga pamannya, sangat melarang keras Gadis itu untuk langsung masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan kotor.

Saat Gadis itu asik memasak di dapur, tiba-tiba saja seseorang menghampirinya dari arah belakang dan langsung memeluknya dengan erat. sontak saja, hal itu membuat Alexandra refleks memukul spatula ke arah kepala orang itu. hingga membuat si pemilik kepala, seketika mengadu karena merasa kesakitan.

"awww!"jerit orang itu Seraya melangkah mundur. dan tak lama berselang, terlihat bibi dan juga sepupunya berlari menghampiri sumber suara.

"Ada apa Mas?"tanya wanita paruh baya itu Seraya menghampiri sang suami yang masih menyentuh keningnya Yang sepertinya mengeluarkan darah.

"keponakanmu itu, masa aku lewat di belakangnya malah dipukul menggunakan spatula."adu laki-laki paruh baya itu Seraya menggerutu kesal.

Sontak saja, bibi dan juga sepupu dari Alexandra, seketika melayangkan tatapan tajam ke arah gadis itu.

Alexandra yang mendengar ucapan dari pamannya itu, seketika menggilingkan kepala."bukan aku bibi, aku tidak pernah.... aaaakkhh!."belum sempat Alexandra melanjutkan ucapannya, rambut gadis itu telah ditarik oleh seseorang.

"berani kau melukai suamiku!"ucap wanita paruh baya itu Seraya menarik lebih kencang rambut keponakannya. hingga Alexandra merasa, rambut-rambut itu akan lepas dari kepalanya.

"ampun bibi, aku tidak sengaja."ucap gadis itu merintih kesakitan.

"sudahlah Bu, jangan kotori tangan ibu dengan menyentuh tubuh gadis dekil ini."ucap sang suami Seraya menenangkan istrinya.

"apa yang dikatakan Ayah itu benar Bu, lebih baik kita kembali ke meja makan. karena aku, sudah merasa sangat kelaparan."rengek Veronica kepada ibunya.

"baiklah kalau begitu kita kembali ke meja makan."ucap Diandra Seraya merangkul Putri semata wayangnya dan juga menggenggam tangan suaminya.

"cepat kerjakan, atau kau akan tidak mendapatkan jatah makan hari ini."ucap Diandra Seraya menatap tajam ke arah keponakannya itu.

Alexandra yang mendengarnya, seketika menganggukkan kepala. dan dengan cepat, segera kembali melanjutkan aktivitas masaknya.

Setelah kepergian dari keluarga pamannya itu, Alexandra merosotkan dirinya di atas lantai. dengan tangis yang sangat memilukan.

"Papa Bunda, kenapa kalian pergi tidak mengajak aku."ucap Gadis itu Seraya berderai air mata.

Gadis itu ingin sekali ikut bersama kedua orang tuanya agar tidak mendapatkan penderitaan yang lebih daripada ini setiap harinya.

"aku ingin ikut kalian."ucap gadis itu Seraya menangis terisak.

"Alexandra mana makanannya?!"teriakan dari Diandra, membuat Gadis itu seketika mengusap air matanya dan segera menata makanannya di atas nampan.

"silakan,"ucap Alexandra Seraya menghidangkan makanan itu di atas meja.

Setelahnya, Alexandra harus berdiri di belakang keluarga itu seperti seorang pelayan. dan tidak boleh pergi, sebelum makanan yang mereka makan itu habis.

"bagaimana dengan kabar pekerjaanmu di sana Sayang?"tanya Diandra pada putrinya itu.

"semuanya berjalan lancar ibu, itu juga berkat kalian yang telah menyekolahkan aku sampai ke jenjang perkuliahan. terima kasih!"ucap Veronica Soraya tersenyum tipis.

"bagus! Ayah harap, kau dapat mengembangkan perusahaan kita itu menjadi lebih besar dari sekarang."ucap Abimanyu Seraya tersenyum kepada putrinya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!