Bab 5 Pernikahan.

Pernikahan benar-benar terlaksana 3 hari kemudian. Semua telah diatur sedemikian rupa hingga aku seolah tak lagi berpijak pada kakiku sendiri. Kekuasaan uang benar-benar telah diperlihatkan disini. Lagi dan lagi kenyataan itu seolah menampar wajahku dan menyadarkan aku bahwa diri ini lemah dan tak ada kekuatan untuk melawan.

Beruntung bu Yenni adalah orang yang sangat baik hingga tak ada yang tahu bagaimana nasibku setelah hari ini nanti.

Disana, didepan sana nampak pemuda tampan dengan rahangnya yang tegas dan penampilan yang menawan tengah mengucapkan ikrar suci yang menandakan ikatan kami berdua. Kata Sah yang di kumandangkan para saksi menjadi penutup dan mentadarkanku jika kini status yang ku sandang telah berganti.

Air mataku menetes tanpa permisi. Orang lain menganggapnya sebagai air mata kebahagiaan namun tidak bagiku. Inilah awal kisah yang harus aku tempuh, hanya harapan yang masih selalu ku pegang teguh. Harapan agar aku bisa bertahan dan selalu bersabar, bukan untukku tapi untuk kelangsungan hidup adik adikku.

Kulihat Citra dan Radit menatapku sendiri. Aku tahu, kedua adikku itu mencemaskan masa depanku. Ah masa depan, rasanya itu tak akan ada lagi bagiku. Hidupku sekarang hanyalah untuk mengabdi pada suamiku setelah ini, meski ku tahu pasti jika kehadiranku disisinya tak pernah dia harapkan. Bahkan mungkin aku akan tetap dianggapnya benalu dan pengrusak hubungannya.

Masih sangat jelas terekam dalam ingatan bagaimana tatapan nyalangnya padaku kala itu. Dengan mengatakan jika aku gadis yang berhati iblis. Hanya demi uang menghalalkan cara hingga meminta ibunya untuk menjodohkannya denganku.

Apapun sanggahanku tak berarti baginya. Dia tetap pada pendiriannya menuduhku. Ingin rasanya aku menolak perjodohan ini, akan tetapi kata kata bu Yenni yang akan menghentikan donatur pada panti membuatku kembali menelan semuanya dan diam menerima segala caciannya meski tak bisa ku pungkiri betapa sakitnya hati ini.

*

*

*

"Kak, baik baik ya disana. Jaga diri kakak, dan jangan lupa hubungi kami jika kakak dalam kesusahan." Radit memelukku erat diikuti Citra yang sesenggukan menahan tangisnya.

"Tentu. Kalian juga jaga diri ya, jangan nakal dan jangan menyusahkan ibu panti. Kalian harus tetap berjuang untuk maju dan menjadi orang sukses. Jangan lupa menabung. Kakak titip adik adik ya, kalian harus bisa memberi contoh yang baik bagi mereka." Ku peluk erat ke dua orang yang kuanggap adik kandungku itu. Rasanya enggan untuk melepas.

Ku lirik Raka disana, suamiku itu hanya menatapku sinis seolah air mataku ini adalah kepalsuan baginya. Ah aku sadar, memang begitulah aku dimatanya.

Malam ini untuk terakhir kalinya aku menatap langit diatas panti sebelum kakiku melangkah menuju mobil dimana suamiku telah duduk tenang di dalamnya.

Sopir menjalankan mobil perlahan meninggalkan panti dan sejuta kenangan indahku bersama adik adikku. Rasanya sedih sekali, aku berusaha meredam tangisku setelah lelaki yang kini menyandang status suamiku itu mengatakan jika tangisku menganggu ketenangannya.

Tuhan kuatkan aku, mulai detik ini aku pasrahkan segalanya padaMu. Akan ku jalani apa yang telah menjadi ketetapanmu, beri aku kekuatan dan kesabaran. Lindungi aku Tuhan.

*

*

*

Mobil melaju terus semakin menjauh, hingga berhenti di sebuah bangunan yang tinggi menjulang. Aku keluar mengikuti langkah kaki suamiku. Tak ada senyum tak ada kata, semua hanya ada kesunyian.

Lift yang kami tumpangi berhenti di lantai 5 gedung. Raka menempelkan kartu akses masuk dan setelahnya diberikannya padaku. Kami berdua melangkah masuk ke dalam apartemen yang akan menjadi tempat kami tinggal

"Ini kamarmu dan itu kamarku. Ingat, kita akan terus seperti ini sampai nanti waktunya kamu harus pergi. Jangan berharap lebih pada hubungan ini karena seperti yang aku bilang, jika aku tak akan pernah menganggapmu ada apalagi mencintaimu. Jangan campuri urusanku dan jangan pernah menuntut apapun dariku. Aku hanya akan memberikan mu nafkah lahir dan hanya itu yang akan kamu dapatkan dariku. Apapun yang aku lakukan kamu tak berhak untuk mengetahuinya, dan aku juga tak punya hak untuk melaporkan apapun yang aku lakukan diluar. Kita akan tetap melakukan aktifitas masing-masing tanpa saling menganggu."

Aku masih berdiam disini dengan rasa nyeri yang menghantam hati ini.

"Jangan masuk kamarku selagi aku masih ada didalam. Tugasmu hanya membersikannya saja.!!

Raka melangkah masuk ke dalam kamarnya setelah menutup pintu sedikit keras.

Ku tarik nafas dalam, ini baru permulaan dan aku harus siap dan mampu bertahan hingga nanti tiba waktunya sesuai kesepakatan yang telah ditentukannya hari itu, hari dimana dia membawaku ke kantornya hanya untuk menandatangani sebuah perjanjian kesepakatan.

Ku langkahkan kakiku menuju kamar yang diperuntukkan bagiku. Dengan mencoba tersenyum aku memasuki kamar. Setidaknya aku masih mempunyai tempat untuk beristirahat.

Ku rebahkan tubuhku di kasur empuk, berbeda sekali dengan yang ada dipanti namun tetap saja semua tak pernah sama. Rasa nyaman seperti yang kurasakan ketika tinggal dipanti tak akan pernah kudapati disini. Meski semua kemewahan ada didepan mata akan tetapi semua terasa hampa.

Kubuka mata secara perlahan, tak terasa aku terlelap lama. Ku renggangkan badan sebelum beranjak menuju dapur. Meski aku bukanlah istri yang dianggap, akan tetapi kewajibanku tetaplah sama. Bagaimanapun sikapnya padaku dialah suamiku. Orang yang bertanggungjawab padaku dan yang seharusnya menjadi imamku dan sudah sepatutnya aku patuhi. Karena itulah aku tak akan pernah membantah apapun yang dia ucapkan.

Tepat jam 7 malam semua masakan yang ku buat telah siap. Tak banyak, aku hanya memasak sesuai bahan yang ada di dalam kulkas. Aku rasa dia atau mungkin bu Yenni yang telah menyiapkannya.

Sudah 30 menit aku menunggu, kebingungan sendiri antara mau memanggilnya atau membiarkannya saja. Akhirnya aku memilih membiarkannya, kalau lapar nanti juga dia akan bangun.

"Dari pada aku kena bentak lagi, lebih baik diam yang penting makanan telah siap."

Selesai makan ku bereskan semuanya. Menaruh makanan dalam lemari dan menuliskan catatan kecil yang sengaja aku tempel di kulkas sebagai pesan untuk nya kalau kalau nanti dia mencari makanan agar tak sulit.

Kembali ku rebahkan tubuh ini dikasur, senyumku mengembang kala membaca pesan dari Citra dan Radit. Mereka berdua menanyakan kabarku. Berlebihan bukan?

Baru beberapa jam kami berpisah tapi rasa rindu itu telah datang menyapa. Dalam kesendirian aku hanya bisa merenung dan menangis. Mennangisi takdir kejam yang harus aku jalani ini.

Terkadang aku bertanya, apa salahku sebenarnya. Terlahir menjadi anak yang tak diinginkan dan terbuang. Seolah takdir belum puas mempermainkanku dan kembali membawaku menjalani hidup menjadi seorang istri yang tak pernah diharapkan.

Terpopuler

Comments

Kᵝ⃟ᴸ♤⋆ 𝕯𝖜𝖎⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜

Kᵝ⃟ᴸ♤⋆ 𝕯𝖜𝖎⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜

berlian indah dan bersinar setelah di tempa, dibakar, dan berbagai proses lainnya.. begitupun kamu denisa, kamu akan menjadi bersinar setelah tertimpa berbagai ujian hidup

2023-09-20

0

𝓐𝔂𝔂🖤

𝓐𝔂𝔂🖤

aku sumpahin si raka bucin ngemis2 ke denis nanti...🙄🙄

2023-09-20

4

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦¢ᖱ'D⃤ ̐Nu⏤͟͟͞R❗☕𝐙⃝🦜

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦¢ᖱ'D⃤ ̐Nu⏤͟͟͞R❗☕𝐙⃝🦜

Sabar..semoga semua yang kamu lakukan akan mendapatkan balasan kebahagian nanti nya..mungkin stlh selesai perjanjian kebahagian menantimu.

2023-07-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 2. 02 Pertemuan.
3 Bab 3. Kegalauan Raditya dan Citra
4 Bab 4. Tak ada pilihan
5 Bab 5 Pernikahan.
6 Bab 6 Kecurigaan kembar
7 Bab 7 Usaha si kembar
8 Bab 8 Jerit Hati Denisa
9 Bab 9 Frans mahendra
10 Bab 10 Kekhawatiran Raka
11 Bab 11 Aneh
12 Bab 12. Sekerat Rasa
13 Bab 13 Ternyata oh ternyata
14 Bab 14 Sayang
15 Bab 15 . Sebercis goresan Luka.
16 Bab 16 Keyakinan Hati
17 Bab 17 Perjuangan dan Proses.
18 Bab 18 Sisa waktu
19 Bab 19 Menunggu Waktu
20 Bab 20. Saat Waktunya Telah Tiba.
21 Bab 21 Pendewasaan
22 Bab 22 Kerinduan.
23 Bab 23 Ke jujuran
24 Bab 24 Galau
25 Bab 25 Tekad
26 Bab 26 Raditya Alamsyah.
27 Bab 27 Luka
28 Bab 28 Kejutan untuk Citra.
29 Bab 29. Pertemuan
30 Bab 30 . Pulang
31 Bab 31 Rapat
32 Bab 32 Rapat 2
33 Bab 33 Ternyata
34 Bab 34. Perbedaan
35 Bab 35. Semua butuh proses.
36 Bab 36 Aniversary dan resepsi.
37 Bab 37 Curhatan
38 Bab 38. Kebahagiaan
39 Bab 39. Andai saja....
40 Bab 40 Mimpi
41 Bab 41. Kedekatan
42 Bab 42 Arlan Wibisono Abimanyu
43 Bab 43 . Penyesalan dan Luka.
44 Bab 44. Reni Anggraini Daguan.
45 Bab 45. Langkah sukses dan kehancuran Arlan.
46 Bab 46 Penyesalan
47 Bab 47 Terbuka
48 Bab 48. Titik Terang
49 Bab 49. Jennie Aquilla Darou.
50 Bab 50 Cinta atau hanya sekedar Kekaguman.
51 Bab 51 Terenyuh
52 Bab 52 Janji
53 Bab 53 Terkuak
54 Bab 54 Menunggu....
55 Bab 55 Firasat
56 Bab 56. Rena Aditama putri
57 Bab 57. Siapa yang berani melakukannya?
58 Bab 58. Terpuruk nya Radit
59 Bab 59. Keanehan
60 Bab 60 Penyelidikan
61 Bab 61.Praduga
62 Bab 62 Andai saja...
63 Bab 63 Mungkinkah...
64 Bab 64. Positif
65 Bab 65 Terharu
66 Bab 66 Langka cepat Arlan dan Bram
67 Bab 67 Mentari mulai menunjukan cahayanya.
68 Bab 68 Perasaan yang kembali Rumit
69 Bab 69 Kacaunya Radit
70 Bab 70 Terbuka
71 Bab 71. Bahagia atau Sedih
72 Bab 72. Pertemuan Rena dan Radit
73 Bab 73 Jalan Takdir.
74 Bab 74 Aksi dan usaha
75 Bab 75. Hidup Arlan
76 Bab 76 Ulah absurd seorang Raka
77 Bab 77 Usaha Terakhir
78 Bab 78 Ikatan
79 Bab 79 Dekat namun terasa asing
80 Bab 80 Asisten Rayy
81 Bab 81 Entahlah
82 Bab 82. Lika liku kehidupan
83 Bab 83 Keputusan Radit
84 Bab 84 Selangkah lagi
85 Bab 85.Suratan takdir.
86 Bab 86 Kejujuran Raka
87 Bab 87 Tawa Arlan
88 Bab 88 Timbal balik
89 Bab 89 Kecewa
90 Bab 90 Meluruskan jalan masa Depan.
91 Bab 91 Hal tak terduga.
92 Bab 92 Perjalanan hidup
93 Bab 93 Best of Citra
94 Bab 94. Pengangkatan Radit.
95 Bab 95 Tentang Masa Depan
96 Bab 96. Kepercayaan dan keyakinan
97 Bab 97 Perasaan
98 Bab 98 Mungkinkah ....
99 Bab 99 . Saka Dan Sara Aditama
100 Bab 100 Menentukan Langkah.
101 Bab 101. Tekat teguh Radit
102 Bab 102 Lukisan Hati
103 Bab 103.Kedatangan Jennie.
104 Bab 104.Tentang Jennie
105 Bab 105 . Galau
106 Bba 106. Kekhawatiran Radit
107 Bab 107. Tenang
108 Bab 108. Orang-orang Baik?
109 Bab 109. Rico Aditama
110 Bab 110 Intermezzo
111 Bab 111. Langkah- Langkah
112 Bab 112. H- 1 lamaran
113 Bab 113. Kesibukan Rena.
114 Bab 114.Gelagat aneh
115 Bab 115. Gaun idaman
116 Bab 116. Kejutan
117 Bab 117. Haru dan Bahagia
118 Bab 118.Pernikahan
119 Bab 119. Keluarga meski tanpa ikatan darah
120 Bab 120. Resepsi
121 Bab 121. Bahagia yang tak terlukis kan
122 Bab 122. Malam pertama?
123 Bab 123. Tak seindah sinar Rembulan.
124 Bab 124.Gelora rasa
125 Bab 125. Yakin?
126 Bab 126. Hadiah untuk Rayyan
127 Bab 127. Masih memantau
128 Bab 128. Tuan Wibisono
129 Bab 129. Andai saja...
130 Bab 130. Kenyataan yang terpendam
131 Bab 131. Akhir
132 Pengumuman novel baru
133 Boncap 1
134 Bab 134. S2..Kesunyian Hati
135 Bab 135. S2. Kebahagiaan Raka
136 Bab 136. S2..Rico kembali bangkit
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Prolog
2
Bab 2. 02 Pertemuan.
3
Bab 3. Kegalauan Raditya dan Citra
4
Bab 4. Tak ada pilihan
5
Bab 5 Pernikahan.
6
Bab 6 Kecurigaan kembar
7
Bab 7 Usaha si kembar
8
Bab 8 Jerit Hati Denisa
9
Bab 9 Frans mahendra
10
Bab 10 Kekhawatiran Raka
11
Bab 11 Aneh
12
Bab 12. Sekerat Rasa
13
Bab 13 Ternyata oh ternyata
14
Bab 14 Sayang
15
Bab 15 . Sebercis goresan Luka.
16
Bab 16 Keyakinan Hati
17
Bab 17 Perjuangan dan Proses.
18
Bab 18 Sisa waktu
19
Bab 19 Menunggu Waktu
20
Bab 20. Saat Waktunya Telah Tiba.
21
Bab 21 Pendewasaan
22
Bab 22 Kerinduan.
23
Bab 23 Ke jujuran
24
Bab 24 Galau
25
Bab 25 Tekad
26
Bab 26 Raditya Alamsyah.
27
Bab 27 Luka
28
Bab 28 Kejutan untuk Citra.
29
Bab 29. Pertemuan
30
Bab 30 . Pulang
31
Bab 31 Rapat
32
Bab 32 Rapat 2
33
Bab 33 Ternyata
34
Bab 34. Perbedaan
35
Bab 35. Semua butuh proses.
36
Bab 36 Aniversary dan resepsi.
37
Bab 37 Curhatan
38
Bab 38. Kebahagiaan
39
Bab 39. Andai saja....
40
Bab 40 Mimpi
41
Bab 41. Kedekatan
42
Bab 42 Arlan Wibisono Abimanyu
43
Bab 43 . Penyesalan dan Luka.
44
Bab 44. Reni Anggraini Daguan.
45
Bab 45. Langkah sukses dan kehancuran Arlan.
46
Bab 46 Penyesalan
47
Bab 47 Terbuka
48
Bab 48. Titik Terang
49
Bab 49. Jennie Aquilla Darou.
50
Bab 50 Cinta atau hanya sekedar Kekaguman.
51
Bab 51 Terenyuh
52
Bab 52 Janji
53
Bab 53 Terkuak
54
Bab 54 Menunggu....
55
Bab 55 Firasat
56
Bab 56. Rena Aditama putri
57
Bab 57. Siapa yang berani melakukannya?
58
Bab 58. Terpuruk nya Radit
59
Bab 59. Keanehan
60
Bab 60 Penyelidikan
61
Bab 61.Praduga
62
Bab 62 Andai saja...
63
Bab 63 Mungkinkah...
64
Bab 64. Positif
65
Bab 65 Terharu
66
Bab 66 Langka cepat Arlan dan Bram
67
Bab 67 Mentari mulai menunjukan cahayanya.
68
Bab 68 Perasaan yang kembali Rumit
69
Bab 69 Kacaunya Radit
70
Bab 70 Terbuka
71
Bab 71. Bahagia atau Sedih
72
Bab 72. Pertemuan Rena dan Radit
73
Bab 73 Jalan Takdir.
74
Bab 74 Aksi dan usaha
75
Bab 75. Hidup Arlan
76
Bab 76 Ulah absurd seorang Raka
77
Bab 77 Usaha Terakhir
78
Bab 78 Ikatan
79
Bab 79 Dekat namun terasa asing
80
Bab 80 Asisten Rayy
81
Bab 81 Entahlah
82
Bab 82. Lika liku kehidupan
83
Bab 83 Keputusan Radit
84
Bab 84 Selangkah lagi
85
Bab 85.Suratan takdir.
86
Bab 86 Kejujuran Raka
87
Bab 87 Tawa Arlan
88
Bab 88 Timbal balik
89
Bab 89 Kecewa
90
Bab 90 Meluruskan jalan masa Depan.
91
Bab 91 Hal tak terduga.
92
Bab 92 Perjalanan hidup
93
Bab 93 Best of Citra
94
Bab 94. Pengangkatan Radit.
95
Bab 95 Tentang Masa Depan
96
Bab 96. Kepercayaan dan keyakinan
97
Bab 97 Perasaan
98
Bab 98 Mungkinkah ....
99
Bab 99 . Saka Dan Sara Aditama
100
Bab 100 Menentukan Langkah.
101
Bab 101. Tekat teguh Radit
102
Bab 102 Lukisan Hati
103
Bab 103.Kedatangan Jennie.
104
Bab 104.Tentang Jennie
105
Bab 105 . Galau
106
Bba 106. Kekhawatiran Radit
107
Bab 107. Tenang
108
Bab 108. Orang-orang Baik?
109
Bab 109. Rico Aditama
110
Bab 110 Intermezzo
111
Bab 111. Langkah- Langkah
112
Bab 112. H- 1 lamaran
113
Bab 113. Kesibukan Rena.
114
Bab 114.Gelagat aneh
115
Bab 115. Gaun idaman
116
Bab 116. Kejutan
117
Bab 117. Haru dan Bahagia
118
Bab 118.Pernikahan
119
Bab 119. Keluarga meski tanpa ikatan darah
120
Bab 120. Resepsi
121
Bab 121. Bahagia yang tak terlukis kan
122
Bab 122. Malam pertama?
123
Bab 123. Tak seindah sinar Rembulan.
124
Bab 124.Gelora rasa
125
Bab 125. Yakin?
126
Bab 126. Hadiah untuk Rayyan
127
Bab 127. Masih memantau
128
Bab 128. Tuan Wibisono
129
Bab 129. Andai saja...
130
Bab 130. Kenyataan yang terpendam
131
Bab 131. Akhir
132
Pengumuman novel baru
133
Boncap 1
134
Bab 134. S2..Kesunyian Hati
135
Bab 135. S2. Kebahagiaan Raka
136
Bab 136. S2..Rico kembali bangkit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!