Denisa menatap mobil merah yang kian menjauh itu dengan tatapan nanar. Namun sebaik mungkin dirinya menguatkan hati dan menekan segala rasa yang berkecamuk dalam hatinya. Meski ingin menolak semuanya, namun kebahagiaan adik adik pastinya adalah hal paling penting dalam pikirannya kini. Tak peduli sesulit apa jalan yang harus di lewatinya nanti.
Masih melekat dalam benaknya semua pembicaraan yang terjadi antara bu Rahma dan Bu Yenni beberapa hari lalu. Dia yang tak sengaja pulang lebih awal mendengar semuanya. Bagaimana Bu Yenni mengatakan jika dia akan menarik semua donasinya ke panti andai saja kesalahan terjadi dari pihak panti, itu artinya dia tak punya hak untuk sekedar menolak jika tak ingin kehidupan adik adiknya terancam.
Dengan senyum yang terpasang di bibirnya, Denisa mencoba menekan rasa sesak dalam dadanya. Kedua kakinya melangkah masuk, nampak anak anak panti yang lain sedang bermain dan bercanda tawa disana. Semua itu tak lepas dari perhatian Denisa.
"Demi mereka, aku harus kuat. Meski diriku akan menderita nantinya." Gumamnya pilu dalam hati meski senyuman masih terus nampak disana.
Setelah berbasa-basi sebentar dengan ibu pengurus panti yang di temuinya. Denisa melangkah masuk ke dalam kamarnya, dia menatap jam yang tergantung didinding kamar. Masih ada 3 jam lagi setidaknya sampai Citra pulang nanti.
Direbahkan rubuhnya di atas ranjang, tatapannya nanar. Air mata yang sejak tadi ditahannya luruh juga pada akhirnya. Denisa tak lagi bisa membendung rasa sesaknya. Hingga dirinya terlelap.
*
*
*
Raka mengusap wajahnya kasar. Tak seharusnya dia meluapkan semua kekesalannya pada Denisa yang dia yakin gadis itupun tak tahu menahu tentang apa yang terjadi. Namun tetap saja, rasa marah itu tak juga dapat dia pungkiri. Kehadiran Denisa yang tiba-tiba dan menarik perhatian sang mama membuatnya kecewa.
Sudah 3 tahun lamanya Raka meminta restu dari sang mama atas hubungannya dengan Laras. Wanita yang dicintainya selama ini meski harus selalu sembunyi sembunyi di belakang kedua orang tua dan kedua adiknya.
Raka tak tahu mengapa keluarganya sangat menetang hubungannya dengan Laras. Padahal Laras gadis yang baik dan santun dimatanya. Gadis itu tak ada cela bahkan selalu lemah lembut dalam berujar. Akan tetapi keluarganya tak ada yang mau menerima gadis itu.
"Apa hebatnya gadis itu, dibanding Laras dia tak ada apa apanya untuk dibanggakan. Bahkan dia mau dan rela menukar masa depannya dengan uang. Tapi mengapa mama bisa menerimanya? sedang Laras yang jelas jelas tak menginginkan apapun mama tetap menolaknya." Raka menggeram kesal. Di jambak rambutnya frustasi, Raka tak terima dengan semua ini, rasanya tak adil untuk cintanya.
"Si@lan." Umpatnya seraya melempar bolpoin yang dipegangnya dengan kencang. Benda itu melayang dan jatuh ketika bertemu dengan tembok ruangan yang kokoh.
Laras adalah cinta pertama Raka, keduanya bertemu di sebuah universitas di LA. Pada awalnya, Bu Yenni tak mempermasalahkan hubungan putra pertamanya itu dengan Laras. Namun ketika liburan tiba dan Bu Yenni memutuskan untuk menyusul sang putra bersama dengan si kembar. Hal mengejutkan dilihat ketiganya tanpa sengaja. Semua masih terekam jelas dalam ingatan bu Yenni dan kedua anaknya. Dimana, Laras sedang berjalan mengapit lengan seorang wanita seumuran dengannya. Dan lebih mencengangkan lagi, ayah mereka berada diantara keduanya.
Bu Yenni tentu saja sangat terkejut melihat fakta tersebut. Apalagi ketika menyadari jika sang suami memanggil wanita itu dengan sebutan sayang. Sebutan yang bahkan dirinya saja jarang mendapatkannya.
Rencana mereka berlibur dan memberi kejutan pada Raka pupus sudah kala itu. Ketiganya memilih menginap di hotel terdekat. Rico bahkan langsung bertindak cepat dengan menghubungi kenalannya yang berada di LA untuk membantunya.
Selama seminggu mereka berada disana dan selama itu pula Raka tak pernah mengetahuinya. Pemuda itu terlalu sibuk entah dengan tugas kampusnya atau dengan perusahaan cabang disana yang memang dipercayakan kepadanya kala itu.
Selama penyelidikan itu pula, banyak hal mengejutkan yang diterima Bu Yenni dan si kembar. Kenyataan pahit dimana mereka harus menerima bahwa sang ayah telah menikah lagi tanpa sepengetahuan mereka semua. Dan hebatnya, anak dari selingkuhan sang ayah adalah kekasih Raka, kakak tertua mereka.
Tak ada yang bisa berpikir bagaimana pikiran sang ayah kala itu. Atau mungkin lelaki itu memang sengaja membiarkan sang putra bersama anak tirinya agar hubungannya sendiri tak pernah terbongkar.
Berbagai alasan telah diungkapkan pada Raka namun pemuda itu tak pernah mempercayai apa yang mamanya ucapkan. Raka justru menuduh sang mama yang mengada ngada selama ini. Yang dia tahu, ayahnya berada di LA kala itu untuk membantunya mengurus perusahaan.
Perseteruan diantara keduanya semakin para kala bu Yenni memilih untuk menceraikan suaminya dan hanya membiarkan perusahaan yang berada di LA menjadi milik lelaki itu.
Meski sudah diberitahu alasannya namun Raka tetap belum bisa menerima apa yang menjadi alasan sang mama. Hingga puncaknya Bu Yenni memaksanya pulang dan menerima perjodohannya dengan Denisa sebagai syarat dirinya tetap bisa menikmati semua kemewahan yang dimiliki sang mama.
Tak banyak yang tahu jika usaha bu Yenni tidak hanya butik kecil yang menjadi tempat Denisa dan Citra mecari nafkah. Namun jauh di luar negeri sana usahanya berkembang sangat pesat. Bahkan mantan suami dan ke tiga anaknya pun belum mengetahui hal itu.
*
*
*
Radit dan Citra memilih pulang pada akhirnya. Keduanya tak ingin membuat ibu panti dan Denisa khawatir karena mereka pulang terlambat. Dengan langkah riang dan penuh canda keduanya melangkah masuk ke dalam panti dengan sesekali tertawa. Keduanya sepakat menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan apa yang mereka ketahui tentang Raka. Oleh karenanya sebisa mungkin mereka bersikap seperti biasa untuk saat ini.
"Aku akan melindungi kak Nisa apapun yang terjadi." Gumam Radit. Pemuda yang terlihat kalem tersebut menampilkan wajah seriusnya kini. Citra yang menyadarinya hanya bisa mengangguk karena dia juga akan melakukan hal yang sama untuk melindungi Denisa.
Pintu kamar terbuka menampilkan sosok Denisa yang tersenyum menyambut kedatangan kedua adiknya.
"Kak, kakak nggak apa apa?" Citra menyambut memeluk Denisa yang mengernyitkan dahinya bingung dengan pertanyaan yang dilayangkan oleh Citra.
"Maksudnya gimana? kakak tentu baik baik saja. Kalian lihat kan, semua baik." Denisa menatap tubuhnya sendiri seolah menyampaikan jika dirinya baik baik saja.
"Lebay." Sela Radit sambil menyentil dahi Citra pelan membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya sambil memicing.
"Biarin, wek." Ejek Citra sambil menjulurkan lidahnya.
Denisa hanya menggeleng menyaksikan keduanya yang selalu saja ribut jika bersama.
"Aku akan merindukan semua ini nantinya. Tapi aku bahagia melihat senyum dan tawa kalian semua." Denisa bergumam dalam hati sambil meneka perih dalam hatinya yang menjerit pilu.
*
*
*
"Andai aku bisa merubah semuanya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
𝓐𝔂𝔂🖤
oalah laras anak pelakor toh👀
2023-09-20
4
Kᵝ⃟ᴸ♤⋆ 𝕯𝖜𝖎⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜
seharusnya raka sebagai anak tertua dan berpendidikan tentu bisa menyelidiki apa yg dikatakan ibunya.. bukan hanya bisa menilai ibunya mengada2 tanpa bukti.. tapi ya udahlah, bukti sebanyak apapun tak bisa membuka mata raka klo hatinya udah dibutakan cintanya sama laras.. 🙄😓😓🙎♀️
2023-09-20
2
Galaxy
oalah,,, ternyata gitu ceritanya,,,Laras anak selingkuhannya,,,lah, kok mereka bisa bersama ya,,,gk takut 🤔🤔🤔
2023-08-01
0