Bab 2. 02 Pertemuan.

Hari hari berlalu tanpa terasa sebulan telah berganti. Denisa masih menjalani harinya seperti biasa, bekerja dari pagi hingga malam menjelang dilakukannya dengan penuh syukur. Setidaknya dirinya bisa membantu anak anak lain yang memiliki nasib sama seperti dirinya.

"Kak, nanti pulang kerja kita mampir ke supermarket dulu ya." Citra menghampiriku dengan senyum yang mengembang di bibirnya yang tipis.

Aku mengangguk meng iyakan ajakannya. Hari ini kami menerima gaji dan bonus bulan ini juga lumayan besar. Aku berencana untuk sekalian membeli keperluan di panti serta membeli sedikit hadiah untuk adik adik.

Kami berdua berjalan beriringan, butik yang memang hanya berjarak kurang lebih 500 meter dari panti membuat kami lebih memilih berjalan kaki pulang dan pergi. Keadaan yang masih ramai membuat kami terbiasa. Meski takut pada awalnya namun lama kelamaan semua jadi biasa saja, apalagi disepanjang jalan ada banyak pedagang kecil yang kami kenal. Mereka sangat baik, tak jarang ada saja diantara mereka yang sekedar memberi kami makanan untuk di bawa pulang ke panti dan dibagikan untuk adik adik.

Apapun rezekinya kami terima tanpa mengeluh. Panti asuhan yang berada di pinggiran kota tak membuat kami patah semangat. Justru kami sangat senang karena warga disini masih menjunjung tinggi nilai kekeluargaan. Saling menyapa dan tersenyum sudah cukup bagi kami.

Tak jauh di depan sebuah supermarket yang buka 24 jam nampak Raditya telah berdiri menunggu kedatangan kamu berdua. Sebelum keluar dari butik tadi aku sempat meminta Citra untuk mengabarinya agar menunggu kami.

Kedua adikku itu nampak sangat bahagia sekali. Setiap habis gajian kami bertiga selalu menyisihkan sebagian untuk membeli kebutuhan panti. Tak jarang kami saling bergantian untuk memenuhinya. Seperti malam ini, Citra mendapat giliran untuk berbelanja kebutuhan untuk makan selama sebulan. Sedang aku mendapat bagian untuk menyimpan sebagian uang untuk biaya sekolah beberapa adik adik di panti. Dan Raditya kebagian membeli jajanan untuk mereka. Namun kali ini, mengingat bonus yang sedikit lebih banyak aku berencana untuk membeli kebutuhan mandi dan juga buku tulis untuk persediaan.

Kami melakukannya bukan tanpa alasan. Terkadang uang hasil para donatur yang tak menentu setiap bulannya membuat kami harus bisa memutar otak dan menggunakan uang yang kami punya sebaik mungkin.

Gaji yang tak seberapa namun membuat hati kami bahagia kala melihat senyum adik adik panti. Sudah terbayang di pelupuk mata, bagaimana antusiasnya mereka nanti menyambut kedatangan kami.

*

*

*

"Kak. Kemarin aku lihat Bu Yenni datang ke sini. Beliau bertemu dengan bu Rahma. Mereka bicara serius sekali, nah pas aku tak sengaja lewat di dekat ruangan beliau, aku sedikit mendengar mereka bicara tentang menikah gitu. Entah siapa sih soalnya aku buru buru pergi."

Raditya berbicara sambil memasukan gorengan yang kami beli tadi dalam mulutnya. Dia yang memang memiliki potensi lebih lama di panti mengingat bengkel tutup sore hari tentu sedikit tahu tentang kejadian dipanti.

"Kebiasan ih kak Radit, sukanya nguping." Citra nyeletuk dengan mulut penuh dengan tempe mendoan. Aku menggelengkan kepala melihat kelakuan keduanya.

Kami bertiga tidur dalam 1 raungan dengan 2 buah kasur yang berbeda. Aku dan Citra berbagi kasur sedang Radit sendiri. Kamar Radit sedang di renovasi dan rencananya kamar itu akan di buat sedikit lebar agar muat beberapa orang.

Pikiranku melayang ke 5 hari lalu. Waktu itu aku sedang mendapat giliran libur kerja dan disaat itulah Bu Rahma menanyakan keputusan yang ku ambil tentang tawarannya.

Jujur saja, sosok Raka sangat asing bagiku. Hanya Rico dan Rena yang aku kenal, si kembar itu memang sering ikut Bu Yenni ke panti atau sekedar mampir ke butik.

Kedua anak bu Yenni sangat ramah dan baik. Keduanya tak segan membantu atau bahkan tak canggung bergabung dengan kami. Dari keduanya aku menarik kesimpulan jika kakak mereka pasti juga memiliki sifat yang sama seperti yang mereka miliki. Aku hanya berharap keputusan yang ku ambil kali ini tak pernah salah.

Apapun akan aku lakukan demi kelangsungan hidup adik adikku di panti. Aku tak ingin hanya karena keputusan ku membuat panti mengalami sesuatu yang membuatku menyesal.

*

*

*

Hari yang telah ditentukan tiba, hari dimana aku akan bertemu dengan calon suamiku. Aku gugup tentu saja, namun aku selalu mencoba untuk meredamnya dengan menarik nafas dalam beberapa kali dan menghembuskannya secara perlahan.

Diusiaku yang sudah menginjak 20 tahun, aku belum pernah mengenal yang namanya cinta. Pemuda yang dekat denganku selain Raditya tentu saja Rico. Adik Raka itu sangat baik dan penuh perhatian.

Dari balik jendela kaca aku bisa melihat mobil Bu Yenni memasuki gerbang panti. Terlihat Rico dan Rena juga keluar dari mobil tersebut. Sementara di belakangnya nampak sebuah mobil sport berwarna merah masuk dan keluarlah seorang pemuda dengan setelan santai, tak lupa kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya.

Hatiku berdebar keras, menebak nebak apakah pemuda itu yang bernama Raka, calon suami ku. Rasa gugup kembali menderaku, aku tak percaya diri kali ini.

Keringat dingin tiba-tiba keluar dan membasahi kedua telapak tanganku. Apalagi ketika mendengar pintu kamar yang aku tempati di ketuk dan menampilkan wajah Bu Yahya yang sedang tersenyum dan menghampiriku.

"Tamunya sudah datang, apa kamu sudah siap Nisa?"

"Saya gugup, bu." jujurku sambil meremas ke dua tanganku diatas pangkuan.

"Itu hal wajar, nak. Tak apa, namanya baru pertama kali bertemu kan? nanti juga kamu pasti bisa bersikap seperti biasa." Bu Yahya berujar sambil mengusap pundakku pelan.

Kembali ku tarik nafas beberapa kali sebelum kami bangkit dan keluar dari kamar menuju ruangan Bu Rahma.

Masuk ke dalam ruangan mataku langsung bersitatap dengan si kembar yang melambaikan tangannya kearahku. Aku hanya tersenyum sebelum kemudian meraih tangan Bu Yenni dan Bu Rahma yang duduk berdampingan disana.

"Nisa sini, duduk di dekat ibu." Bu Yenni menepuk sofa di sampingnya. Ingin rasanya aku menolak namun tentu aku tak mampu.

"Nah, Raka. Kenalkan ini Denisa dan Denisa ini Raka anak ibu." Bu Yenni mengenalkanku dengan antusias.

Aku bingung harus bagaimana bersikap pada akhirnya aku memilih menganggukkan kepala menyapa pemuda yang menatapku tajam di balik kacamata hitamnya.

"Ibu harap kalian akan saling mengenal dan bisa menerima perjodohan ini dengan baik." Bu Yenni menggenggam tanganku erat. Ada perasaan hangat yang menjalar dari genggamannya tersebut membuat rasa nyaman ku rasakan.

Ku lirik si kembar yang hanya diam dengan senyum simpul di bibir mereka.

"Kami harus memanggilmu dengan sebutan kakak ipar mulai sekarang?" Rena nyeletuk membuat semua yang ada dalam ruangan tersenyum tak terkecuali aku. Namun tidak dengan Raka, dia masih asyik dengan ponsel ditangannya seolah apa yang kami bicarakan di ruangan ini tak begitu penting baginya.

Bahkan hingga acara ramah tama berakhir pun, tak ada suara yang keluar dari bibir nya. Dirasa cukup mereka semua pamit pada akhirnya.

"Besok jam 9 aku akan menjemputmu, jadi bersiaplah!!"

Bisiknya membuatku sedikit terkejut. Ku anggukkan kepala sebelum dirinya berlaku pergi menyusup ibu dan kedua adiknya yang sudah melangkah lebih dulu.

Terpopuler

Comments

🍾⃝ᴄͩʜᷞɪͧcᷠᴋᷧᴇɴ ɴᴏᴏᴅʟᴇ🍜

🍾⃝ᴄͩʜᷞɪͧcᷠᴋᷧᴇɴ ɴᴏᴏᴅʟᴇ🍜

tantangannya besar ini menaklukkan cowo kek gini

2023-09-20

1

𝓐𝔂𝔂🖤

𝓐𝔂𝔂🖤

dingin didepan..tp meleleh dibelakang ya raka😁😁

2023-09-20

3

🏘⃝αⁿᵘpαk kαdєѕ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝

🏘⃝αⁿᵘpαk kαdєѕ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝

waahh ini ni yang aku suka..gaya cool sifat kejam..tapi hatinya lemah lembut..dengar raka..aku berharap kau mau menerima biar cuek dingin pasti kesananya bucin 🤣🤣🤣

2023-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 2. 02 Pertemuan.
3 Bab 3. Kegalauan Raditya dan Citra
4 Bab 4. Tak ada pilihan
5 Bab 5 Pernikahan.
6 Bab 6 Kecurigaan kembar
7 Bab 7 Usaha si kembar
8 Bab 8 Jerit Hati Denisa
9 Bab 9 Frans mahendra
10 Bab 10 Kekhawatiran Raka
11 Bab 11 Aneh
12 Bab 12. Sekerat Rasa
13 Bab 13 Ternyata oh ternyata
14 Bab 14 Sayang
15 Bab 15 . Sebercis goresan Luka.
16 Bab 16 Keyakinan Hati
17 Bab 17 Perjuangan dan Proses.
18 Bab 18 Sisa waktu
19 Bab 19 Menunggu Waktu
20 Bab 20. Saat Waktunya Telah Tiba.
21 Bab 21 Pendewasaan
22 Bab 22 Kerinduan.
23 Bab 23 Ke jujuran
24 Bab 24 Galau
25 Bab 25 Tekad
26 Bab 26 Raditya Alamsyah.
27 Bab 27 Luka
28 Bab 28 Kejutan untuk Citra.
29 Bab 29. Pertemuan
30 Bab 30 . Pulang
31 Bab 31 Rapat
32 Bab 32 Rapat 2
33 Bab 33 Ternyata
34 Bab 34. Perbedaan
35 Bab 35. Semua butuh proses.
36 Bab 36 Aniversary dan resepsi.
37 Bab 37 Curhatan
38 Bab 38. Kebahagiaan
39 Bab 39. Andai saja....
40 Bab 40 Mimpi
41 Bab 41. Kedekatan
42 Bab 42 Arlan Wibisono Abimanyu
43 Bab 43 . Penyesalan dan Luka.
44 Bab 44. Reni Anggraini Daguan.
45 Bab 45. Langkah sukses dan kehancuran Arlan.
46 Bab 46 Penyesalan
47 Bab 47 Terbuka
48 Bab 48. Titik Terang
49 Bab 49. Jennie Aquilla Darou.
50 Bab 50 Cinta atau hanya sekedar Kekaguman.
51 Bab 51 Terenyuh
52 Bab 52 Janji
53 Bab 53 Terkuak
54 Bab 54 Menunggu....
55 Bab 55 Firasat
56 Bab 56. Rena Aditama putri
57 Bab 57. Siapa yang berani melakukannya?
58 Bab 58. Terpuruk nya Radit
59 Bab 59. Keanehan
60 Bab 60 Penyelidikan
61 Bab 61.Praduga
62 Bab 62 Andai saja...
63 Bab 63 Mungkinkah...
64 Bab 64. Positif
65 Bab 65 Terharu
66 Bab 66 Langka cepat Arlan dan Bram
67 Bab 67 Mentari mulai menunjukan cahayanya.
68 Bab 68 Perasaan yang kembali Rumit
69 Bab 69 Kacaunya Radit
70 Bab 70 Terbuka
71 Bab 71. Bahagia atau Sedih
72 Bab 72. Pertemuan Rena dan Radit
73 Bab 73 Jalan Takdir.
74 Bab 74 Aksi dan usaha
75 Bab 75. Hidup Arlan
76 Bab 76 Ulah absurd seorang Raka
77 Bab 77 Usaha Terakhir
78 Bab 78 Ikatan
79 Bab 79 Dekat namun terasa asing
80 Bab 80 Asisten Rayy
81 Bab 81 Entahlah
82 Bab 82. Lika liku kehidupan
83 Bab 83 Keputusan Radit
84 Bab 84 Selangkah lagi
85 Bab 85.Suratan takdir.
86 Bab 86 Kejujuran Raka
87 Bab 87 Tawa Arlan
88 Bab 88 Timbal balik
89 Bab 89 Kecewa
90 Bab 90 Meluruskan jalan masa Depan.
91 Bab 91 Hal tak terduga.
92 Bab 92 Perjalanan hidup
93 Bab 93 Best of Citra
94 Bab 94. Pengangkatan Radit.
95 Bab 95 Tentang Masa Depan
96 Bab 96. Kepercayaan dan keyakinan
97 Bab 97 Perasaan
98 Bab 98 Mungkinkah ....
99 Bab 99 . Saka Dan Sara Aditama
100 Bab 100 Menentukan Langkah.
101 Bab 101. Tekat teguh Radit
102 Bab 102 Lukisan Hati
103 Bab 103.Kedatangan Jennie.
104 Bab 104.Tentang Jennie
105 Bab 105 . Galau
106 Bba 106. Kekhawatiran Radit
107 Bab 107. Tenang
108 Bab 108. Orang-orang Baik?
109 Bab 109. Rico Aditama
110 Bab 110 Intermezzo
111 Bab 111. Langkah- Langkah
112 Bab 112. H- 1 lamaran
113 Bab 113. Kesibukan Rena.
114 Bab 114.Gelagat aneh
115 Bab 115. Gaun idaman
116 Bab 116. Kejutan
117 Bab 117. Haru dan Bahagia
118 Bab 118.Pernikahan
119 Bab 119. Keluarga meski tanpa ikatan darah
120 Bab 120. Resepsi
121 Bab 121. Bahagia yang tak terlukis kan
122 Bab 122. Malam pertama?
123 Bab 123. Tak seindah sinar Rembulan.
124 Bab 124.Gelora rasa
125 Bab 125. Yakin?
126 Bab 126. Hadiah untuk Rayyan
127 Bab 127. Masih memantau
128 Bab 128. Tuan Wibisono
129 Bab 129. Andai saja...
130 Bab 130. Kenyataan yang terpendam
131 Bab 131. Akhir
132 Pengumuman novel baru
133 Boncap 1
134 Bab 134. S2..Kesunyian Hati
135 Bab 135. S2. Kebahagiaan Raka
136 Bab 136. S2..Rico kembali bangkit
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Prolog
2
Bab 2. 02 Pertemuan.
3
Bab 3. Kegalauan Raditya dan Citra
4
Bab 4. Tak ada pilihan
5
Bab 5 Pernikahan.
6
Bab 6 Kecurigaan kembar
7
Bab 7 Usaha si kembar
8
Bab 8 Jerit Hati Denisa
9
Bab 9 Frans mahendra
10
Bab 10 Kekhawatiran Raka
11
Bab 11 Aneh
12
Bab 12. Sekerat Rasa
13
Bab 13 Ternyata oh ternyata
14
Bab 14 Sayang
15
Bab 15 . Sebercis goresan Luka.
16
Bab 16 Keyakinan Hati
17
Bab 17 Perjuangan dan Proses.
18
Bab 18 Sisa waktu
19
Bab 19 Menunggu Waktu
20
Bab 20. Saat Waktunya Telah Tiba.
21
Bab 21 Pendewasaan
22
Bab 22 Kerinduan.
23
Bab 23 Ke jujuran
24
Bab 24 Galau
25
Bab 25 Tekad
26
Bab 26 Raditya Alamsyah.
27
Bab 27 Luka
28
Bab 28 Kejutan untuk Citra.
29
Bab 29. Pertemuan
30
Bab 30 . Pulang
31
Bab 31 Rapat
32
Bab 32 Rapat 2
33
Bab 33 Ternyata
34
Bab 34. Perbedaan
35
Bab 35. Semua butuh proses.
36
Bab 36 Aniversary dan resepsi.
37
Bab 37 Curhatan
38
Bab 38. Kebahagiaan
39
Bab 39. Andai saja....
40
Bab 40 Mimpi
41
Bab 41. Kedekatan
42
Bab 42 Arlan Wibisono Abimanyu
43
Bab 43 . Penyesalan dan Luka.
44
Bab 44. Reni Anggraini Daguan.
45
Bab 45. Langkah sukses dan kehancuran Arlan.
46
Bab 46 Penyesalan
47
Bab 47 Terbuka
48
Bab 48. Titik Terang
49
Bab 49. Jennie Aquilla Darou.
50
Bab 50 Cinta atau hanya sekedar Kekaguman.
51
Bab 51 Terenyuh
52
Bab 52 Janji
53
Bab 53 Terkuak
54
Bab 54 Menunggu....
55
Bab 55 Firasat
56
Bab 56. Rena Aditama putri
57
Bab 57. Siapa yang berani melakukannya?
58
Bab 58. Terpuruk nya Radit
59
Bab 59. Keanehan
60
Bab 60 Penyelidikan
61
Bab 61.Praduga
62
Bab 62 Andai saja...
63
Bab 63 Mungkinkah...
64
Bab 64. Positif
65
Bab 65 Terharu
66
Bab 66 Langka cepat Arlan dan Bram
67
Bab 67 Mentari mulai menunjukan cahayanya.
68
Bab 68 Perasaan yang kembali Rumit
69
Bab 69 Kacaunya Radit
70
Bab 70 Terbuka
71
Bab 71. Bahagia atau Sedih
72
Bab 72. Pertemuan Rena dan Radit
73
Bab 73 Jalan Takdir.
74
Bab 74 Aksi dan usaha
75
Bab 75. Hidup Arlan
76
Bab 76 Ulah absurd seorang Raka
77
Bab 77 Usaha Terakhir
78
Bab 78 Ikatan
79
Bab 79 Dekat namun terasa asing
80
Bab 80 Asisten Rayy
81
Bab 81 Entahlah
82
Bab 82. Lika liku kehidupan
83
Bab 83 Keputusan Radit
84
Bab 84 Selangkah lagi
85
Bab 85.Suratan takdir.
86
Bab 86 Kejujuran Raka
87
Bab 87 Tawa Arlan
88
Bab 88 Timbal balik
89
Bab 89 Kecewa
90
Bab 90 Meluruskan jalan masa Depan.
91
Bab 91 Hal tak terduga.
92
Bab 92 Perjalanan hidup
93
Bab 93 Best of Citra
94
Bab 94. Pengangkatan Radit.
95
Bab 95 Tentang Masa Depan
96
Bab 96. Kepercayaan dan keyakinan
97
Bab 97 Perasaan
98
Bab 98 Mungkinkah ....
99
Bab 99 . Saka Dan Sara Aditama
100
Bab 100 Menentukan Langkah.
101
Bab 101. Tekat teguh Radit
102
Bab 102 Lukisan Hati
103
Bab 103.Kedatangan Jennie.
104
Bab 104.Tentang Jennie
105
Bab 105 . Galau
106
Bba 106. Kekhawatiran Radit
107
Bab 107. Tenang
108
Bab 108. Orang-orang Baik?
109
Bab 109. Rico Aditama
110
Bab 110 Intermezzo
111
Bab 111. Langkah- Langkah
112
Bab 112. H- 1 lamaran
113
Bab 113. Kesibukan Rena.
114
Bab 114.Gelagat aneh
115
Bab 115. Gaun idaman
116
Bab 116. Kejutan
117
Bab 117. Haru dan Bahagia
118
Bab 118.Pernikahan
119
Bab 119. Keluarga meski tanpa ikatan darah
120
Bab 120. Resepsi
121
Bab 121. Bahagia yang tak terlukis kan
122
Bab 122. Malam pertama?
123
Bab 123. Tak seindah sinar Rembulan.
124
Bab 124.Gelora rasa
125
Bab 125. Yakin?
126
Bab 126. Hadiah untuk Rayyan
127
Bab 127. Masih memantau
128
Bab 128. Tuan Wibisono
129
Bab 129. Andai saja...
130
Bab 130. Kenyataan yang terpendam
131
Bab 131. Akhir
132
Pengumuman novel baru
133
Boncap 1
134
Bab 134. S2..Kesunyian Hati
135
Bab 135. S2. Kebahagiaan Raka
136
Bab 136. S2..Rico kembali bangkit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!