Rasa Penasaran Riyan

"Tak apalah sedikit longgar, dari pada aku gk sekolah," gumam Bella saat dia memakai baju yang tadi di pinjamkan oleh orang yang sebenarnya tidak dia kenal dengan pasti, tapi Bella begitu familiar dengan nama Daniel.

'Apa mungkin ini milik Kak Daniel?' batin Bella mulai menerka siapa pemilik baju yang dia pakai.

Sedang di sisi lain, Daniel baru saja sampai di parkiran motor, sebenarnya tanpa di ketahui siapapun Daniel mengikuti Bella sejak kemarin, dia ingin memastikan jika gadis yang dia sayangi dalam keadaan aman, meski pada akhirnya dia harus berangkat lebih dulu, setidaknya jarak antara sekolah dan Bella berada saat ini tidak terlalu jauh.

"Yan!" panggil Daniel saat dia melihat sang sahabat berjalan melewati parkiran dengan satu buku yang ada di tangannya.

"Kenapa?" sahut Riyan yang langsung berjalan ke arah Daniel dan mendekat.

"Gue mau nitip, entar kalau ada cewek pakai pakai seragam yang roknya sedikit kotor dan telat, jangan loe hukum! biarin aja dia masuk," tutur Daniel yang cukup membuat Riyan terkejut di pagi hari, tidak biasanya Daniel se perhatian ini pada seorang gadis, apa lagi dia murid baru yang seharusnya belum dia kenal, fikiran Riyan melayang jauh menembus awan menerka siapa sebenarnya status gadis yang saat ini ingin di lindungi oleh Daniel.

"Tumben banget Loe, emang cewek itu siapa Loe? atau jangan-jangan dia pacar Loe lagi?" cerocos Riyan yang memang tak pernah bisa mengontrol mulutnya saat dia merasa penasaran dengan sesuatu.

"Sudah, jangan banyak bacot! lakuin aja apa yang gue suruh!" sahut Daniel yang terdengar tak terbantahkan, tapi kali ini Riyan tidak bisa mengikuti instruksu Daniel, karena dia tidak ingin di cap pilih kasih dan terkesan memperlakukan seorang siswi baru dengan spesial yang akan mengakibatkan citra jelek sebagai seorang OSIS.

"Sorry Bro, meskipun sekolah ini milik bokap Loe, tapi gue gak bisa ngikutin apa yang Loe minta, peraturan tetap peraturan, gue gak bisa ngelanggar peraturan kayak gitu, bisa jelek citra kita sebagai OSIS yang amanah, hanya karena masalah ini," jelas Riyan, meski sebenarnya jauh di lubuk hati Riyan terselip sedikit rasa takut karena melawan anak pemilik sekolah, tapi dia tetap melawannya, karena bagaimanapun juga, yang dia lakukan saat ini merupakan yang terbaik untuk Daniel dan sekolah ini.

Sejenak Daniel terdiam memikirkan cara agar Bella tidak di hukum berlari lapangan seperti murid yang lain, "Baiklah, kalau begitu, suruh dia temui aku di perpustakaan! biar aku yang memberi hukuman dengan caraku sendiri," titah Daniel yang saat ini benar-benar tidak akan bisa di bantah lagi oleh siapapun.

"Hah? apa? mana bisa begitu Niel, Loe gak bisa donk bersikap seenaknya begitu, peraturan tetap peraturan, jika dia ngelanggar hukumannya memang harus lari keliling lapangan," Riyan mulai memperdebatkan apa yang baru saja di katakan oleh Daniel.

"Gue gak perduli, intinya Loe harus turuti kata-kata gue barusan, titik!" tegas Daniel yang membuat Riyan geleng-geleng kepala.

Daniel terlihat tidak perduli dengan perdebatan yang baru saja di katakan oleh Riyan yang memiliki arti jika dia tidak setuju dengan apa yang di perintahkan nya, tapi Daniel tetap pada pendiriannya, dia bersikeras memerintahkan Riyan agar gadis yang dia sayangi itu tidak di hukum, meski terdengar tidak adil, tapi seperti inilah Daniel, dia akan melindungi dan menyayangi sepenuh hati gadis yang mampu mendapatkan hatinya.

"Gue makin penasaran dengan gadis yang di maksud Daniel, apa dia cinta pertama yang pernah Daniel ceritain waktu itu?" gumam Riyan yang kini mulai di liputi rasa penasaran dengan siapa gadis yang di maksud Daniel itu dan apa hubungan keduanya.

Dengan langkah lebar Riyan berjalan menuju gerbang sekolah untuk memeriksa Siapa saja yang telah datang ke sekolah hari ini.

Satu persatu siswa baru masuk ke dalam lingkungan sekolah Hingga jam dinding menunjukkan pukul tujuh yang memberi arti Jika waktu masuk Setelah tiba dan siapa saja yang baru datang melebihi jam tersebut itu artinya mereka telat dan akan berurusan dengan Riyan yang sudah stand bye di depan gerbang sekolah dengan buku dan bolpoin yang ada di tangannya.

"Ya ampun, aku telat," ujar Bella yang baru sampai di depan gerbang sekolah tepat pukul tujuh lebih lima menit.

"Siapa nama kamu?" introgasi Riyan, sejak dari jauh Riyan merasa curiga dengan gadis yang datang terlambat plus memakai jaket, padahal peraturan selama MOS di larang memakai jaket.

"Maaf Kak, saya telat, tadi baju saya terkena cipratan air di jalan jadi kotor," jelas Bella yang takut mendapat hukuman karena telat.

"Siapa nama kamu?" bukannya menanggapi alasan yang di berikan oleh Bella, Riyan justru terlihat kekeh ingin tahu siapa nama gadis yang ada di hadapannya.

"Nama saya Bella Kak," jawab Bella mencoba memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Riyan.

"Kenapa kamu pakai jaket? bukankah kemarin sudah dijelaskan jika selama MOS berlangsung, dilarang memakai jaket! kenapa kamu masih memakai jaket?" cerca Riyan sambil terus memperhatikan Bella dengan penuh ketelitian.

"Maaf Kak," sahut Bella yang merasa telah salah karena melanggar peraturan yang sudah di beritahukan.

"Lepas jaketnya!" titah Riyan yang langsung di turuti oleh Bella.

'Hah? Daniel?' batin Riyan saat melihat name tag yang tertera di seragam yang di kenalan Bella saat ini.

"Apa sekarang aku bisa pergi kak?" tanya Bella saat melihat Riyan terdiam di hadapannya.

"Hm," sahut Riyan setengah sadar, gilirannya tengah melayang memikirkan baju yang di pakai Bella saat ini merupakan baju Daniel yang tentu saja pasti memiliki cerita dan alasan kenapa bisa berada di badan Bella.

"Tunggu!" suara Riyan kembali terdengar saat Bella baru saja melangkah beberapa langkah dari tempatnya berdiri tadi.

"Ada apa, Kak?" tanya Bella sambil menatap heran ke arah Riyan yang masih setia berdiri di tempatnya.

"Pakai lagi jaketmu! dan pergilah ke perpustakaan! kamu sudah membuat kesalahan dan melanggar peraturan di sekolah ini, dan kamu harus mendapat hukuman," seru Riyan yang terpaksa mengikuti perintah Daniel untuk membedakan Bella dengan siswi yang lain, meskipun hati kecilnya melawan apa yang di lakukan olehnya, tapi Riyan tidak bisa menolak perintah ataupun permintaan sahabatnya itu.

"Baik, kak," jawab Bella.

Walaupun Bella masih merasa bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, dia tetap berjalan menuju perpustakaan, padahal jauh di dalam lubuk hatinya ada tanya yang besar, kenapa dia harus ke perpustakaan? bukankah biasanya siswi yang melanggar peraturan akan di suruh berlari keliling lapangan lima kali, ini kenapa Bella malah di suruh ke perpustakaan, pertanyaan demi pertanyaan muncul dalam benak Bella hingga dia sampai di depan perpustakaan yang terlihar sepi tak berpenghuni.

Episodes
1 Mos
2 Ramah Tapi Bukan Murahan
3 Pulau Seluas Samudera
4 Rasa Penasaran Riyan
5 Hukuman Dari Daniel
6 Penolong Bella
7 Merubah Panggilan
8 Pulang Bareng
9 Main Ke Rumah Bella
10 Chat Dari Nadia
11 Menjalankan Rencana Nadia
12 Kesempatan Dalam Kesempitan
13 Mengajak Bella pergi
14 Mencoba Mengenal Lebih Dalam
15 Merasa Beruntung
16 cara yang cukup salah
17 Salah Telfon
18 Bella Pingsan
19 Masih Pingsan
20 Perhatian Daniel
21 Pemenang Lomba
22 Hadiah Untuk pemenang
23 Asyik Sendiri
24 Segalanya Tentang Bella
25 Di Antar Daniel
26 Mengantar Bella
27 Pulang Bersama Danie
28 Sok Tahu Loe
29 Tempat Makan Kenangan
30 Hari Pertama Sekolah
31 Kemenangan Daniel
32 Menyendiri
33 Apa Menurutmu aku memang ganteng?
34 Makan-Makan
35 Syukuran Ala Ibu
36 Hampir Ketahuan
37 Isi Hadiah Dari Daniel
38 Perintah Papa David
39 Penjelasan Bik Sofi
40 Daniel Meminta Pendapat
41 Memastikan Keadaan Bella
42 Terima Kasih, Daniel
43 Masakan Sederhana Rasa Istimewa
44 Menyetujui Keinginan Papa
45 Kedatangan Nadia
46 Kesepakatan Daniel Dan Nadia
47 Mengantar Daniel Pergi
48 Pernyataan Cinta Daniel
49 Kepergian Daniel
50 Menginap di rumah Bella part 1
51 Ibu Aku Itu
52 Kedatangan Raka
53 Izin Menginap
54 Bisa Aja
55 Kabar Dari Daniel
56 Cokelat Dari Reyhan
57 Hasil Tes Beasiswa
58 Jodoh Pilihan Papa
59 Daniel Kembali
60 Pengakuan Daniel Dan Nadia
61 Kejadian Tak Terduga
62 Jebakan
63 Terjebak
64 Meminta Tolong Pada Nadia
65 Memberitahu Ibu Ika
66 Di Paksa Menikah
67 Kembali Pulang
68 Rencana Makan Bersama
69 Semangat Daniel
70 Keterkejutan Ibu Ika
71 Keraguan Ibu Ika
72 Pujian Mengejutkan
73 Memperkuat Iman
74 Bella Yang Mudah Di Permainkan
75 Memeluk Bella
76 Permintaan Daniel
77 Ibu Yang Luar Biasa
78 Membeli Peralatan Sekolah
79 Pergi Ke Mall
80 Pertemuan Tak Terduga
81 Bertemu Laura
82 Kejujuran Daniel
83 Perubahan Sikap Bella
84 Pujian Dari Daniel
85 Buaya Buntung
86 Lowbet
87 Terlelap Di Pangkuan Bella
88 Rumah Kerja
89 Cewek Bermulut Pedas
90 Di Kasih Hati Minta Jantung
91 Bella are you okey?
92 Koleksi tokoh
93 Menonton Di Rumah
94 Maaf, Aku telat bangun
95 Suami Idaman
96 Ungkapan Hati Riyan
97 Daniel Sadar
98 Tugas Menjaga Nadia
99 Cowok Hidung Belang
100 Rencana Pergi Ke Ausi Lagi
101 Belanja Bersama Daniel
102 Protes Daniel
103 Rasa Penasaran Bella
104 Asal Bicara
105 Berterus terang
106 Kepergok Mama Daniel
107 Introgasi Mama Daniel
108 Penolakan Papa David
109 Pesan Sayang Dari Daniel
110 Kedatangan Ibu Mertua
111 Kebingungan Bella
112 Spesial
113 Ujian Dari Papa David
114 End
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Mos
2
Ramah Tapi Bukan Murahan
3
Pulau Seluas Samudera
4
Rasa Penasaran Riyan
5
Hukuman Dari Daniel
6
Penolong Bella
7
Merubah Panggilan
8
Pulang Bareng
9
Main Ke Rumah Bella
10
Chat Dari Nadia
11
Menjalankan Rencana Nadia
12
Kesempatan Dalam Kesempitan
13
Mengajak Bella pergi
14
Mencoba Mengenal Lebih Dalam
15
Merasa Beruntung
16
cara yang cukup salah
17
Salah Telfon
18
Bella Pingsan
19
Masih Pingsan
20
Perhatian Daniel
21
Pemenang Lomba
22
Hadiah Untuk pemenang
23
Asyik Sendiri
24
Segalanya Tentang Bella
25
Di Antar Daniel
26
Mengantar Bella
27
Pulang Bersama Danie
28
Sok Tahu Loe
29
Tempat Makan Kenangan
30
Hari Pertama Sekolah
31
Kemenangan Daniel
32
Menyendiri
33
Apa Menurutmu aku memang ganteng?
34
Makan-Makan
35
Syukuran Ala Ibu
36
Hampir Ketahuan
37
Isi Hadiah Dari Daniel
38
Perintah Papa David
39
Penjelasan Bik Sofi
40
Daniel Meminta Pendapat
41
Memastikan Keadaan Bella
42
Terima Kasih, Daniel
43
Masakan Sederhana Rasa Istimewa
44
Menyetujui Keinginan Papa
45
Kedatangan Nadia
46
Kesepakatan Daniel Dan Nadia
47
Mengantar Daniel Pergi
48
Pernyataan Cinta Daniel
49
Kepergian Daniel
50
Menginap di rumah Bella part 1
51
Ibu Aku Itu
52
Kedatangan Raka
53
Izin Menginap
54
Bisa Aja
55
Kabar Dari Daniel
56
Cokelat Dari Reyhan
57
Hasil Tes Beasiswa
58
Jodoh Pilihan Papa
59
Daniel Kembali
60
Pengakuan Daniel Dan Nadia
61
Kejadian Tak Terduga
62
Jebakan
63
Terjebak
64
Meminta Tolong Pada Nadia
65
Memberitahu Ibu Ika
66
Di Paksa Menikah
67
Kembali Pulang
68
Rencana Makan Bersama
69
Semangat Daniel
70
Keterkejutan Ibu Ika
71
Keraguan Ibu Ika
72
Pujian Mengejutkan
73
Memperkuat Iman
74
Bella Yang Mudah Di Permainkan
75
Memeluk Bella
76
Permintaan Daniel
77
Ibu Yang Luar Biasa
78
Membeli Peralatan Sekolah
79
Pergi Ke Mall
80
Pertemuan Tak Terduga
81
Bertemu Laura
82
Kejujuran Daniel
83
Perubahan Sikap Bella
84
Pujian Dari Daniel
85
Buaya Buntung
86
Lowbet
87
Terlelap Di Pangkuan Bella
88
Rumah Kerja
89
Cewek Bermulut Pedas
90
Di Kasih Hati Minta Jantung
91
Bella are you okey?
92
Koleksi tokoh
93
Menonton Di Rumah
94
Maaf, Aku telat bangun
95
Suami Idaman
96
Ungkapan Hati Riyan
97
Daniel Sadar
98
Tugas Menjaga Nadia
99
Cowok Hidung Belang
100
Rencana Pergi Ke Ausi Lagi
101
Belanja Bersama Daniel
102
Protes Daniel
103
Rasa Penasaran Bella
104
Asal Bicara
105
Berterus terang
106
Kepergok Mama Daniel
107
Introgasi Mama Daniel
108
Penolakan Papa David
109
Pesan Sayang Dari Daniel
110
Kedatangan Ibu Mertua
111
Kebingungan Bella
112
Spesial
113
Ujian Dari Papa David
114
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!