"Tapi tante, bagaimana dengan sekolah ku? Aku masih kelas tiga SMA."Ucap Sofia dengan polos nya.
"Aku tidak masalah tentang itu, yang penting Fahmi menikah dan ada orang yang merawat nya, aku ini tidak bisa terus menjaga nya di usia tua ini."jelas nyonya Salima."Masalah sekolah kau bisa meneruskan nya."Tutur nyonya Salima dengan bijaksana.
"Lihat lah, nyonya Salima tidak mempermasalahkan nya bukan? Kau saja yang terlalu banyak berfikir.
Sofia terdiam dan mengangguk paham.
Sementara Fahmi yang cuek dan dingin terlihat memendam rasa kecewa dan kesal nya di dalam hati.
Ia merasa mama nya benar-benar keterlaluan, karena sudah setuju untuk menikah kan dirinya dengan seorang wanita yang notabene nya masih bocil kelas tiga SMA itu. Awal nya dia sudah sedikit tenang karena calon istri nya adalah Naura,kakak sepupu Sofia yang berusia dua puluh empat tahun itu, kini malah di ganti dan ternyata Naura tidak menyukai nya.
Setelah perundingan selesai, Fahmi dan nyonya Salima pun pergi dari vila keluarga Mawar.
"Ma, mereka sudah pergi?"Tanya Naura yang kini menghampiri mama nya di ruang tengah.
"Sudah."Jawab sang mama singkat.
"Lalu, perjodohan ini benar-benar di batalkan?"Tanya Naura lagi.
"Tidak sayang, mama sudah memutuskan untuk mengantikan mu dengan Sofia,dan tidak di sangka jeng Salima setuju,jadi dengan begitu kau tidak perlu menikah dengan laki-laki cacat, kita pun tidak jadi menjadi gembel."Ucap sang mama dengan wajah bahagia.
"Apa? Mama mengantikan aku dengan Sofia? Apa mama tidak kasihan? Dia kan masih sekolah."Tutur Naura kaget setelah mendengar cerita sang mama.
"Ya mama tidak peduli,yang penting dia bisa kita gunakan, buat apa selama ini mama biaya kan kehidupan nya, setidaknya dia balas budi kepada keluarga kita."Ucap nyonya Mawar dengan mata berbinar.
"Benar juga, setidaknya aku bebas dari laki-laki cacat itu ma."Jawab Naura sambil tersenyum.
Sebenarnya Naura tidak lah terlalu jahat, namun karena didikan sang mama yang seperti ini, dia juga jadi ketularan.
"Terus, sekarang di mana Sofia ma?"Tanya Naura lagi.
"Ada di kamar nya."
"Aku ke kamar nya dulu."Ucap Naura ijin ke mama nya untuk menghampiri Sofia di kamar.
"Apa yang ingin kau lakukan?"Tanya nyonya Mawar bingung.
"Basa basi sedikit."Jawab Naura yang kemudian melangkah kan kaki nya menuju kamar Sofia.
Sementara itu nyonya Mawar kembali fokus dengan siaran televisi kesayangan nya.
Di kamar Sofia.
"Ayah, ibu, apa aku sudah di takdir kan untuk hidup seperti ini?"Ucap Sofia sambil menatap sebuah bingkai yang berisi foto kedua orang tuanya.
Tok...tok...tok.
Suara ketukan di luar pintu kamar Sofia terdengar.
Sofia yang mendengar itu pun bergegas menghapus sisa air matanya dan berjalan membuka kan pintu kamar.
"Kak Naura."Ucap nya sambil menatap Naura dengan tatapan sendu.
"Sofia,maaf kan aku."Ucap Naura yang kemudian menarik Sofia ke dalam pelukan nya.
"Sudah lah kak, semuanya sudah takdir, mungkin ini jalan untuk aku agar aku bisa menebus semua kebaikan keluarga kalian."Ucap Sofia berusaha ikhlas.
"Ya, tapi seharusnya kau tidak menanggung semua ini karena diriku."Tutur Naura lagi.
"Aku sudah ikhlas kak, lagipula mereka tidak masalah jika aku terus bersekolah,aku hanya perlu menikah dengan nya kan?"Tanya Sofia sambil menatap wajah Naura.
"I,iya, iya kau benar, kau hanya perlu menikah dengan nya, sehabis itu ya selesai."Ucap Naura sambil tersenyum memegang pundak Sofia.
Sofia yang polos pun ikut tersenyum, menutupi kesedihan hati yang dia rasakan.
"Kau tenang saja, aku akan selalu menemani mu, kau tidak perlu khawatir atau cangung untuk pernikahan ini."Tutur Naura kepada Sofia.
Sofia pun kembali mengangguk kan kepala nya, dia mulai merasakan sedikit tenang karena ucapan Naura barusan.
Seminggu kemudian,
Hari pernikahan,
Terlihat Sofia yang mengunakan gaun pengantin berwarna putih, membaluti tubuh mungil nya.
Dia berjalan menuju altar dengan di iringi oleh om nya.
Sungguh, ini hal yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya, dia menikah dengan seorang laki-laki yang usianya lebih tua tujuh tahun dari nya, sedih sih, benar-benar sedih, tapi Sofia melakukan ini karena balas Budi kepada keluarga Tante nya, ya mau bagaimana lagi, harus takdir sudah berjalan.
"Mimpi apa Fahmi mendapatkan wanita secantik dia? Seharusnya aku lah yang menikahi Sofia."Batin seseorang yang saat itu menatap Sofia dari jauh dengan segelas minuman di tangan nya.
"Erka, apa yang kau lakukan di sini? Kakak mu sudah mau menikah,kau duduk lebih dekat untuk menyaksikan nya itu lebih bagus."Tutur nyonya Salima kepada putra kedua nya yang bernama Erka itu.
"Aku di sini saja ma."Ucap nya sambil kembali meneguk air itu hingga abis.
Ya laki-laki yang tadi mengagumi Sofia dari jauh itu adalah Erka, adik nya Fahmi yang berusia dua puluh tiga tahun, dia lah yang saat ini mengantikan posisi Fahmi di perusahaan, karena sejak kecelakaan, Fahmi tidak mau menujukkan diri nya ke publik lagi, entah itu karena malu atau kecewa dengan keadaan kaki nya yang sudah cacat.
Erka ini cukup dekat dengan keluarga Mawar, karena dia sebelumnya adalah teman kuliah Naura, dan dia beberapa kali sempat melihat Sofia,aku rasa karena itu dia menaruh perasaan terhadap Sofia, tapi wanita yang di kagumi nya secara diam-diam itu kini malah menjadi istri sang kakak.
"Dia terlihat lebih dewasa ketika menggunakan gaun pengantin itu."Tutur Erka lagi.
"Dia? Maksud mu Sofia? Kau mengenal nya?"Tanya sang mama yang ternyata masih berdiri di samping Erka.
"Tidak,aku hanya asal bicara."Jawab Erka yang kemudian berjalan menjauhi sang mama.
Sementara nyonya Salima hanya mengeleg kepala melihat tingkah laku Erka yang dingin terhadap nya.
Pernikahan pun di langsung kan dengan pesta yang cukup meriah, namun wajah sepasang pengantin itu kini terlihat tidak ada sedikit pun kebahagiaan, yang ada hanya wajah murung dan terlihat tua mood.
Setelah melewati beberapa hari yang penuh dengan kesibukan dan rasa deg-degan, Sofia pun kini sudah sah, menjadi istri dari Fahmi Saputra.
Pesta pun selesai setelah dua belas jam.
"Tante, kak Naura, om, aku pamit."Ucap Sofia sambil memegang koper nya.
Ya setelah pernikahan itu selesai, tentu saja Sofia akan tinggal di villa milik Fahmi, dia kini harus tingal dengan keluarga suami nya.
"Sudah, cepat pergi sana."Ucap nyonya Mawar kepada Sofia.
Sedikit pun tidak ada kata terima kasih dari nyonya Mawar untuk keponakan nya itu.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
WAH SI ERKA MAU JDI PEBINOR ABANGNYA SENDIRI..
2024-06-30
1
Sulaiman Efendy
LO TANTENYA, TPI LO DZOLIM DGN KPONAKAN LO YG NOTABENE ANAK YATIM PIATU..
2024-06-30
1
Yunerty Blessa
sepatutnya Mawar bersyukur kerana Sofia mau menggantikan posisi Naura....
2024-01-23
2