Almaira & Prince Arryan part 2

"Astagfhfirullah Dek! Nyebut kamu! Nyebut kamu! Istighfar Dek! Yang kamu lakukan ini dosa sayang!"

Deg!

Deg!

Lagi, sakit dihati itu semakin terasa saat kata-kata sayang keluar dari bibir Prince untuknya. Bukan dari bibir orang yang dicintainya. Bahu Maira bergetar lagi.

Prince pun ikut bergetar. Ia menangis melihat tangan Maira dipenuhi dengan darah di lengan kirinya semakin banyak keluar.

Prince panik. Ia tidak tahu harus apa. Bingung, akhirnya ia mengambil hijab pashmina milik Maira yang tersampir di kepala ranjang. Ia mengikatnya dengan erat, guna untuk menghentikan darahnya.

Setelahnya ia mengambil hijab Maira yang lain dan memakaikannya bertepatan dengan ke empat orang tua itu mematung melihat Prince dengan wajah basah air mata sedang menggenakan hijab di kepala Maira yang terbuka dengan rambut panjang yang terurai.

Prince mengikat rambut itu terlebih dahulu. Baru kemudian ia menggenakan hijab Maira yang membuat gadis cantik itu semakin tersedu dan memeluk Prince dengan erat.

Keduanya menangis bersama. Prince memeluk Maira dengan sangat erat.. rasanya tidak ingin ia lepaskan sekalipun.

Rasa nyaman dari pelukan Prince begitu terasa hingga menelusup ke hati Maira. Ia juga memeluk Prince semakin erat dengan terus menangis sesegukan di dalam pelukan saudara sepupunya itu.

"Hiks.. Kenapa kamu melakukan ini sayang, hem? Kan abang udah bilang hiks.. Kalau Abang pulang hari ini dan akan menemani kamu sampai kapan pun! ingat loh.. Kamu udah janji loh.. Hiks.. Kok bisa begini sih?" protes Prince pada Maira yang kini semakin sesegukan.

"A-aku nggak kuat Bang.. Lebih baik aku mati daripada harus melihat mereka bahagia.. sakit Bang! Hiks.. Adek nggak kuat.." jawabnya terisak di pelukan Rayyan.

Prince menggeleng. "Nggak sayang! Kenapa kamu pikir jika kematian lebih baik? Tidakkah kamu pikir, jika perbuatan mu ini dosa? Apa tempatnya bagi orang yang melakukan bunuh diri? Secara kamu tahu jika bunuh diri itu dilarang di dalam islam karena kita memotong takdir yang Allah berikan kepada Kita!"

Maira tidak menjawab. Ia terus sesegukan di pelukan Prince yang kini juga memeluk dirinya. Keduanya masih saja sesegukan.

Ke empat paruh baya itu mematung melihat keduanya.

Prince.

Putra kebanggan Ummi Ira kini sedang menenangkan sang adik. Tapi karena hal apa? Pikir Ummi Ira dan Abi Raga.

Begitu juga dengan Papi Tama dan Mami Annisa. Kedua orang tua itu menatap sendu pada putrinya.

Mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi sengaja menutupinya. Karena tidak ingin hari bahagia putrinya yang lain rusak gara-gara kecemburuan Almaira.

"Bawa aku pergi bang.. Hiks.. Aku nggak kuat tinggal dirumah.."

"Ja-jangan tinggalkan aku sepertinya Bang. Jangan tinggalkan aku.. Aku lebih baik mati jika Abang pun pergi juga.. Hiks.. Aku nggak sanggup! Aku nggak sanggup! Aku nggak sanggup!! Haaaaaaa.... Aaaaaa... Aaaaaa... Aaaa.. Aku ingin mati saja!!! Aku ingin mati!!!"

Ddduuaaarr!!

Ke empat paruh baya itu tersentak mendengar ucapan Maira yang kini sedang mengamuk dan meronta di pelukan Prince.

"Nggak! Kamu nggak boleh Mati sayang! Masih ada Abang yang bisa menemani kamu!"

"Nggak mau!! Aku maunya dia Bang!! Aku cinta sama dia!! Tapi dia lebih memilih Alzana dibandingkan diriku!! Apa kurang nya aku Bang? Huh?! Huaaaaaa... Aaaaaaa... Aaaaaaa..." Maira mengamuk lagi

Ia semakin meronta-ronta di dalam pelukan Prince yang kini kepayahan menenangkannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!