"Istighfar An, kamu harus bersyukur jangan kufur akan nikmat Tuhan, kita tidak boleh membuang-buang makanan." Angkasa menghela nafas akan sikap Anastasi.
"Dah lah mas, kamu tuh kebanyakan cincong tau nggak, kalau mau ceramah jangan disini panas tau nggak dengerin ocehan kamu," sahut Anastasia.
Angkasa menatap istrinya dengan tatapan nanar, entah bagaimana lagi menghadapi istrinya yang semakin hari semakin tidak bisa dinasehati. Rasa sayang dan cinta kepada sang istri membuat Angkasa tidak bisa tegas, dia seolah diperbudak cintanya sendiri, direndahkan dan dilecehkan hanya bisa bersabar dan bertahan.
Ada yang bilang kalau cinta itu seperti burung merpati, bila dibiarkan dia akan menjadi bengkok dan apabila ditekan dia akan patah, sama seperti Anastasia yang sekali dimanjakan Angkasa sehingga dia menjadi wanita yang tidak tau diri lupa akan kulitnya.
"Bikinkan susu hangat sama roti bakar," titah Anastasia.
Beberapa waktu kemudian Angkasa sudah menyiapkan roti bakar dan susu, dia segera menyajikannya di atas meja makan dan memanggil istrinya.
"Duduk An, roti dan susunya sudah siap." Tangan Angkasa menarik kursi untuk Anastasia.
Anastasia segera duduk lalu meminum susu hangat yang tersaji di meja, dia yang lapar juga melahap roti bakar yang dibuatkan Angkasa.
"An, bagiamana kalau kita menggunakan jasa art," ucap Angkasa yang membuat Anastasia menghentikan makannya.
"Ulangi lagi," kata Anastasia.
"Kita gunakan jasa art An," tukas Angkasa.
Anastasia terlihat tersenyum sinis menatap Angkasa, tersirat sebuah kemarahan di mata Anastasia yang kemudian dia meletakkan roti yang disantapnya kembali ke atas meja.
"Sok sokan pakai jasa art, memangnya gaji kamu berapa?" tanya Anastasia.
"Ya gunakan gaji kamu dulu An, nanti kalau cicilan di bank udah selesai aku yang handle," jawab Angkasa.
"Ogah, kalau kita gunakan jasa art terus kamu ngapain dong? rebahan gitu, semakin sumpek aku mas," sahut Anastasia.
Angkasa menghala nafas mendengar jawaban Anstasia, dia hanya lelah bukannya mau rebahan, selama ini dialah yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sebelum dan setelah kerja membuatnya lelah apalagi dia selalu dituntut Anastasia untuk mencari uang lebih.
"Astaghfirullah, aku itu kerja An, dari pagi sampai sore, setiap hari aku yang ngerjain tugas rumah, aku lelah An," timpal Angkasa.
"Alah kerja gitu dong aja ngeluh, kalau kamu mau menggunakan jasa art ya kamu pakai gaji kamu, ingat mas aku itu tulang rusuk bukannya tulang punggung, masih untung semua keperluan aku nggak ikut gaji kamu," pungkas Anastasia.
Lagi-lagi Angkasa menghela nafas, dia hanya bisa mengelus dada akan sikap Anastasia yang tidak memiliki simpati sama sekali terhadap dirinya.
Dari awal bangun sampai tidur lagi, dirinya hampir tidak berhenti, kerjaan rumah, masak dan lain-lain membuat Angkasa lelah.
"Baiklah," ucap Angkasa.
Setelah sarapan Anastasia dan Angkasa memutuskan untuk berangkat.
Setibanya di kantor, Anastasia segera meminta Angkasa pergi karena dia tidak mau kalau teman sekantornya tau jika dia diantar suaminya pakai motor butut.
"Udah sana pergi," usir Anastasia.
"Assalamualaikum An," sahut Angkasa lalu pergi.
Anastasia sangat lega karena tidak ada yang melihatnya, dia benar-benar lupa daratan tega memperlakukan Angkasa yang sangat mencintainya.
"Syukurlah tidak ada yang melihat aku," batin Anastasia lalu melenggang masuk ke dalam kantor.
*********
Di atas meja Anastasia terlihat beberapa berkas yang harus diselesaikan, dia yang memiliki dedikasi tinggi terhadap perusahaan dengan semangat segera menyelesaikannya.
Fokus Anstasia tertuju ke benda persegi empat di depannya, tangganya sangat lincah menari di atas keyboard hingga suara telpon meja mengalihkan fokusnya.
Anastasia segera menarik gagang telpon, terdengar suara yang tidak asing di sambungan telponnya yang sontak membuat Anastasi tersenyum senang.
"An nanti berkasnya tolong bawa ke ruangan aku ya," titah Richard.
"Siap pak," balas Anastasia.
Beberapa waktu berlalu, tak terasa berkas yang diminta Richard telah selesai dikerjakan, Anastasia segera pergi ke ruangan Richard karena tidak ingin Richard menunggu.
"Ini pak berkas yang anda minta." Anastasia meletakan berkas di meja kerja Richard.
"Duduk dulu Ana," titah Richard.
Richard segera mengecek berkas yang diberikan Anstasia, melihat hasil kerja bawahannya tersebut dia sungguh puas karena semua nampak sempurna.
"Perfect." Tersungging senyuman di ujung bibirnya.
"Aku akui An, kamu selalu bisa aku andalkan," puji Richard sambil meletakkan berkas di meja.
Anastasia tersenyum dengan pipi yang memerah karena pujian dari Richard. Dirinya benar-benar melayang ke awan tanpa dia sadari dia terus menatap atasannya tersebut.
"Oh ya An aku sungguh minta maaf atas soal kemarin," kata Richard.
"Suami kamu tidak marah kan?" tanyanya kemudian.
Anastasia memasang wajah sedihnya, dia mencoba menggaet simpati dari Richard dengan sedikit akting yang dia lakoni sekarang.
"Memang sih pak sempat terjadi cekcok antara saya dan juga suami saya," sahut Ana.
"Tapi cekcok kami bukan hanya karena kejadian kemarin saja, sebenarnya saya sudah lelah dengan suami saya," sambung Ana.
Richard mulai kepo dengan apa yang terjadi dalam rumah tangga Ana sehingga dia mulai melontarkan pertanyaan untuk Anastasia.
"Kenapa?"
"Saya ingin seperti istri pada umumnya Pak, mendapatkan uang dari suami setiap bulan, membeli keperluan saya dengan uang dari suami bukan uang saya sendiri, meski saya memiliki gaji sendiri namun saya tetap ingin dinafkahi," jawab Anastasia.
Richard nampak mengerutkan alisnya, dia yang tidak tahu masalah sebenarnya menyayangkan sikap Angkasa yang tidak memberikan Anastasia nafkah.
"Kenapa begitu? kewajiban suami seharusnya memberikan nafkah kepada istrinya," tukas Richard.
"Seharusnya seperti itu Pak namun kenyataannya saya tidak pernah diberi uang, malah kemarin saya memberinya uang satu juta karena telah membelikan makanan kesukaan saya." Anastasia mulai bersilat lidah untuk mendapatkan simpati dari Richard.
"Ana, bagaimana kamu bisa menjalani rumah tangga yang seperti itu?" tanya Richard.
"Entahlah Pak mungkin memang sudah nasib saya," jawab Anastasia dengan melemas.
Richard merasa iba dengan nasib Anastasia, padahal Anastasia adalah wanita yang brilian, ide-idenya sungguh luar biasa tapi kenapa suaminya malah menyia-nyiakannya? seharusnya Angkasa bangga memiliki istri seperti Anastasia bukannya malah menyiakan-nyiakannya.
Anastasia terus saja menceritakan masalah rumah tangganya kepada Richard yang seharusnya hal ini tidak perlu dilakukan tak hanya bercerita dia juga menjelekkan suaminya kepada Richard bahkan air mata buaya betina mulai keluar, sungguh akting epic dari seorang istri yang durhaka.
"Astaga Ana, yang sabar ya." Richard menggenggam tangan Anastasia dengan erat.
"Andaikan suami saya seperti Pak Richard, pasti saya sangat bahagia," sahut Anastasia.
"Aku juga Anastasia, seandainya aku memiliki pasangan seperti kamu mungkin aku juga sangat bahagia," timpal Richard.
Ana tersipu malu mendengar ucapan Richard, dia tak menyangka kalau Richard akan berbicara seperti itu, apakah Richard menyukainya? Anastasia mulai baper dengan ucapan Richard.
"Pak Richard bisa saja, pasti pasangan Pak Richard jauh lebih brilian daripada saya," kata Ana.
Mendengar perkataan Ana membuat Richard tertawa, selama ini dia tidak memiliki pasangan. Kesibukannya mengurusi perusahaan membuatnya lupa untuk mencari pasangan. Sebenarnya daripada memiliki pasangan Richard lebih suka menjalani hubungan tanpa status, menurutnya jika dia terjerat dalam suatu hubungan maka itu akan menyusahkan dirinya sendiri.
"Aku tidak memiliki pasangan An, kamu kan tahu sendiri bagaimana sibuknya aku," sahut Richard.
"Ah, saya tidak percaya Pak, bagaiamana mungkin orang seperti bapak tidak memiliki pasangan," sanggah Ana.
Richard menaikan kedua pundaknya, dia sendiri juga tidak tau kenapa sampai sekarang tidak memiliki pasangan yang lebih tepatnya tidak mau terjerat dalam suatu hubungan.
"Entahlah An," sahut Richard.
Meski tidak memiliki pasangan namun bukan bearti Richard tidak mengenal seluk beluk wanita, ketika dia menginginkan pelepasan dia meminta anak buahnya untuk mencari wanita sebagai TPS (Tempat Pembuangan Sper-ma)
Anastasia dan Richard mengobrol asik, tanpa terasa sudah waktunya makan siang.
"Astaga kita mengontrol lama sekali." Richard melihat jam tangannya.
"Iya pak, kita terlalu asik mengobrol hingga lupa waktu," sahut Anastasia.
Karena tidak ada yang dibicarakan Anstasia pamit undur diri karena dia ingin makan siang.
"Bareng sama aku saja An, makan sendirian sungguh tidak menyenangkan." Richard mengajak Anastasia untuk makan siang bersama.
"Boleh pak," timpal Ana.
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk makan siang bersama, Ana sangat bahagia karena Richard sangat perhatian kepadanya yang tanpa Ana ketahuan perhatian Richard kepadanya bukan karena suka ataupun cinta namun lebih ke keinginan untuk memanfaatkan Anastasia atau istilahnya ada udang dibalik rempeyek.
Ya begitulah setiap harinya sehingga membuat Anastasia semakin dekat dengan Richard dan suatu ketika Richard menawarkan hubungan rahasia kepada Anastasia. Seperti yang diketahui sebelumya jika Richard menyukai suatu hubungan tanpa status atau hubungan tersembunyi.
"Tak bisa dipungkiri aku sangat mengagumimu An, aku ingin kita menjalin sebuah hubungan, tapi kamu jangan khawatir aku tidak akan merusak hubunganmu dengan suamimu," ungkap Richard.
"Aku akan memberikan semua yang tidak diberikan oleh suami kamu," sambungnya.
Mendengar ucapkan Richard membuat Anastasia hore-hore dalam hati karena inilah yang dia tunggu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅𝐍𝐔𝐑𒈒⃟ʟʙc𝐙⃝🦜
buaya ketemu buaya😂jgn sampe kamu menyesal An
2023-05-27
0
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
kamu benar benar bodoh juga kok mau masuk perangkap perempuan Ndak waras
2023-05-26
0
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
manusia berbisa ini
2023-05-26
0