Siapa sangka Richard membawa Anastasia ke sebuah toko perhiasan, sebagai tanda terima kasih Richard membelikan kalung yang sangat indah untuk Anastasia.
"Ini cocok deh buat kamu Ana,"
Richard memperlihatkan kalung yang sangat indah kepada Anastasia, kalung berlian yang harganya selangit.
Anastasia membolakan matanya, dia sungguh tak percaya kalau Richard membelikannya kalung berlian cantik dan mahal.
"Pak Richard sepertinya ini sangat berlebihan,"
Anastasia berpura-pura menolak kalung pemberian Richard padahal di dalam hatinya sangat senang sekali mendapatkan kalung indah tersebut.
"Perusahaan mendapatkan keuntungan yang banyak jadi kalung ini tidak bernilai apa-apa," sahut Richard.
"Kamu semakin cantik memakai kalung ini." Richard memakaikan kalung indah tersebut di leher Anastasia.
Anastasia nampak tersenyum, Richard sungguh baik sekali kalung seharga tiga ratus juta di bilang tidak bernilai apa-apa.
"Terima kasih pak," sahut Anastasia.
Setelah membeli kalung mereka berdua memutuskan untuk pergi makan di restoran mewah karena kebetulan Richard belum makan.
Sedari awal Anastasia memang tertarik dengan ketampanan Richard namun Richard tak pernah memandangnya hingga kini saat dirinya berhasil membuat perusahaan untung barulah Richard memandangnya.
"Pak bagaimana dengan pekerjaan saya?" tanya Anastasia yang seolah khawatir dengan pekerjaannya.
"Kerjakan nanti saja, karena kamu ada kerjaan lain yaitu menemani aku," jawab Richard terkekeh.
Meraka berdua kemudian masuk ke dalam ruang VIP yang dibooking Richard sebelumnya, Anastasia sangat senang karena diperlakukan baik oleh Richard.
Setelah makan mereka berdua memutuskan untuk kembali ke kantor karena ada pekerjaan dadakan yang harus diselesaikan.
Banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan membuat Richard dan Anstasia sampai lembur dan tepat pukul sembilan malam mereka baru saja menyelesaikan semuanya.
"Akhrinya selesai juga," kata Anstasia sambil meregangkan otot tangannya.
Dari tempatnya Richard tersenyum melihat Anastasia, ada keinginan untuk mengantar Anastasia pulang.
"Kamu bawa mobil sendiri?" tanya Richard.
"Iya pak," jawab Anastasia.
"Ada apa?" tanyanya kemudian.
"Kalau tidak membawa mobil mau aku antar pulang," jawab Richard.
Anastasia tersenyum, sebenarnya dia juga ingin sekali diantar pulang tapi bagaimana dengan mobilnya?
Richard dan Anastasia keluar bersama, diperlakukan baik oleh Richard membuat Anstasia baper, dia mengira kalau Richard menyukainya.
Sungguh terlalu dini menyimpulkan kebaikan atasan.
"Hati-hati ya," pesan Richard.
Sepanjang perjalanan pulang Anastasia senyum-senyum sendiri, hatinya sangat berbunga-bunga. Dirinya bak ABG yang sedang kasmaran.
"Astaga pak Richard," gumam Anastasia yang sedari tadi mengingat kebersamaannya dengan Richard.
Tak berselang lama mobil Anastasia memasuki halaman rumahnya, di teras terlihat Angkasa tengah menunggunya.
"Kok baru pulang?" tanya Angkasa.
"Iya," jawab Anastasia singkat.
"Kamu sudah makan apa belum An?" tanya Angkasa lagi.
"Belum," jawab Anastasia.
"Ya sudah aku siapkan makanan ya,"
Anastasia mengangguk, banyaknya pekerjaan membuatnya sangat lapar, sebenarnya pengen berhenti di tengah jalan untuk membeli makanan namun karena otaknya dipenuhi oleh Richard Anastasia sampai lupa niat awalnya.
Tak berselang lama Angkasa memanggil Anastasia karena makanannya telah siap.
"An, makannya udah siap, ayo makan dulu," ajak Angkasa.
Anastasia beranjak dari tempat duduknya, dengan langkah malas dia menuju ruang makan.
Bola matanya melebar melihat makanan yang disajikan oleh Angkasa.
"Keterlaluan kamu mas! kamu ngasih aku makan mie instan!" teriak Anastasia.
Raut wajah senang Angkasa seketika berubah, senyuman yang merekah buyar sudah, dengan sedih dia menatap istrinya yang marah setelah melihat mie yang dia sajikan.
"Kenapa sih An, di dalam mie instan ada sayur, ada telur dan juga ada sosis bukankah ini makanan kesukaan kamu, aku juga makan mie tadi," sahut Angkasa.
"Aku tuh nggak level makan makanan seperti ini, makanan ini cocok untuk para suami yang nggak guna seperti kamu ini mas, heran aku kismin ya kismin tapi jangan keterlaluan masak iya istri pulang kerja hanya dibuatkan mie instan doang, belikan nasi goreng kek, sup ayam kek atau makanan lainnya," maki Anastasia.
Makian Anastasi menyulut amarah Angkasa, dirinya tidak bisa terima dihina Anastasia sedemikian rupa, padahal selama ini dia selalu melakukan yang terbaik untuk istrinya.
"Cukup An, kalau nggak suka tinggal bilang jangan menghina aku," sahut Angkasa tak terima.
"Kalau nggak mau dihina naikin dong levelnya, dari awal nikah sampai sekarang kok masih sama, tetap aja di level rendah nggak naik-naik beda banget sama aku." Anastasia semakin menghina Angkasa.
Angkasa menatap Anastasia dengan nanar, hatinya sungguh perih mendengar hinaan dari sang istri.
"Tidakkah kamu ingat, siapa yang menyekolahkan kamu An, kamu bisa seperti ini itu karena keringat aku," ungkap Angkasa.
Angkasa mengungkit apa yang telah dia lakukan demi karir Anastasia, dulu Angkasa lah yang menyekolahkan Anastasia sehingga bisa seperti ini.
"Alah, menyekolahkan istri itu tugas kamu mas, perhitungan banget," sahut Anastasia.
"Dengar ya mas, aku bisa seperti ini itu karena usaha dan kerja keras aku, jadi jangan sok menjadi pahlawan kesiangan," imbuh Anastasia lalu pergi ke kamarnya.
Angkasa terduduk lemas, dia tidak menyangka janji manis Anastasia dulu tinggalah janji, padahal dulu dia berjanji akan tetap menjadi istri yang baik saat karirnya bagus.
"Kamu keterlaluan An, aku ini pasangan kamu bukannya babu kamu yang kamu perlakukan seperti ini," gumam Angkasa.
Dengan langkah lemas, Angkasa menyusul Anastasia ke kamar namun saat membuka pintu, Anastasia malah mengunci pintu kamarnya.
"An, buka dong pintunya." Angkasa mengetuk pintu.
"Nggak, kamu tidur diluar saja," teriak Anastasia dari dalam.
Angkasa hanya bisa menghela nafas, dia memutuskan untuk tidur di kamar sebelah. Sepanjang malam Angkasa tidak bisa memejamkan matanya, kelakuan Anastasia yang semakin semena-mena membuatnya merasa gagal menjadi seorang suami.
"Ya Tuhan, ampuni hambamu ini yang tidak bisa menjadi imam yang baik untuk istri hamba." Angkasa mengadukan masalahnya kepada penciptanya.
Dirasa tenang, Angkasa memejamkan matanya hingga waktu subuh tiba. Setelah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim, dirinya ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
"Roti saja daripada dia marah lagi." Angkasa bermonolog dengan dirinya sendiri.
Setelah menyiapkan makanan, Angkasa bersih-bersih rumah sesudahnya baru mandi dan bersiap untuk pergi mengajar.
Saat akan berangkat Anastasia memanggilnya, dia melemparkan baju yang akan dipakainya ke kantor.
"Kenapa bajunya kamu lempar ke aku An?" tanya Angkasa.
"Lecek, seterika dong mas," jawab Anastasia.
"Aku harus berangkat An, kamu setrika sendiri ya," sahut Angkasa.
"Kamu tau nggak sih mas, aku itu seorang general manager, dibanding kerjaan kamu yang hanya ngajar kerjaan aku lebih menjanjikan jadi nggak usah alasan kalau disuruh," timpal Anastasia.
Angkasa menghela nafas kemudian membawa baju Anastasia untuk disetrika. Lagi-lagi dia mengalah dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan Anstasia sehingga membuat sang istri lupa daratan.
"Aku paham dan sadar akan hal itu tapi bukan bearti kamu bisa menginjak-injak aku An, aku itu suami kamu bukannya babu kamu," ungkap Angkasa setelah selesai menyetrika baju Anastasia.
Anastasia tertawa mendengar ucapan Angkasa, bagi Anastasia Angkasa tak lebih dari seorang pesuruh karena pendapatannya lebih rendah.
"Dah dah mana bajunya, disuruh gini aja ngomongnya banyak, yang inilah yang itulah. Dasar suami nggak guna. Nyemplung sana ke laut biar mampus dimakan hiu." Anastasia pergi meninggalkan Angkasa.
Angkasa hanya bisa menghela nafas, setiap hari Anastasia semakin keterlaluan, tak hanya melukai perasaannya, Anastasia juga menginjak harga dirinya.
"Keterlaluan kamu An, jangan menjadi istri yang durhaka," batin Angkasa sembari menatap punggung istrinya yang perlahan menghilang.
Hari ini adalah hari dimana Angkasa mendapatkan gaji, meski tidak sebanyak Anastasia tapi gaji Angkasa dibilang cukup lah kalau untuk makan mengingat dia harus membayar hutangnya di bank karena dulu saat menguliahkan Anastasia dia meminjam uang di bank.
"Nggak terasa akhrinya gajian juga, beli makanan enak ah untuk Ana, kasian tadi pagi aku tidak sempat menyetrika bajunya," Angkasa tersenyum sambil menatap saldo uangnya.
Dengan perasaan bahagia Angkasa pergi ke kafe langganan Anastasia, dia ingin membelikan makanan kesukaan istri tercintanya.
Saat akan memesan makanan, Angkasa melihat Anastasia dengan Richard bercanda asik tentu hal ini membuat Angkasa sakit hati.
Dengan langkah cepat Angkasa menghampiri Anastasia.
"An, dia siapa?" tanya Angkasa.
Anastasia dan Richard menoleh, tak hanya Angkasa yang bertanya namun Richard juga bertanya.
"Dia siapa Anastasia?" tanya Richard.
Anastasia terdiam dia sungguh kesal karena Angkasa mengganggu waktunya bersama Richard.
"Saya suaminya," jawab Angkasa.
Richard tersenyum kemudian mengajak Angkasa untuk bergabung.
"Mohon maaf, jangan salah paham kami hanya mengobrol,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅𝐍𝐔𝐑𒈒⃟ʟʙc𝐙⃝🦜
Anastasia terlalu ke GR an ini atas sikap bosnya
2023-05-27
1
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
dasar pria oon harga diri di injak-injak istri kok mau,, yang tegas dong istrimu udah belok soalnya
2023-05-26
0
astri
😭😭😭semakin menjadi ya sianastasa
2023-05-02
0