"Anastasia!" Angkasa memanggil istrinya yang baru pulang.
Anastasia tidak memperdulikan panggilan dari suaminya, dia hanya menoleh lalu duduk di sofa sambil melepas sepatu high heels yang dia kenakan.
"Kenapa baru pulang? ini jam berapa?" tanya Angkasa dengan nada yang agak tinggi.
Tangan Anastasia menunjuk jam yang tergantung di dinding. Dirinya yang telah malas ngomong dengan Angkasa memutuskan untuk diam.
"An!" teriak Angkasa yang kesal dengan istrinya yang seolah mengabaikannya.
Angkasa terus saja bicara yang tidak jelas yang membuat Anastasia kesal sehingga membuatnya membuka mulut.
"Apaan sih mas, daripada kamu teriak-teriak nggak jelas mending ambilkan minum untuk aku," sahut Anastasia yang juga merasa kesal dengan teriakan Angkasa.
"Astagfirullah An, aku ini kamu anggap apa? kamu kemana saja jam dua dini hari baru pulang?" tanya Angkasa lagi.
Anastasia menghela nafas kemudian menatap suaminya dengan malas.
"Aku lembur," jawab Anstasia berbohong.
"Masak ada lembur sampai jam segini," sahut Angkasa.
Anastasia memutar malas matanya, dia sungguh geram dengan Angkasa yang banyak ngomong dan banyak bertanya, sehingga emosinya naik ke permukaan hingga terjadilah cekcok diantara mereka.
"Kamu tuh ngerti apa sih mas, aku tuh general manager yang mengurusi perusahaan besar jadi wajar kalau jam segini baru pulang," tukas Anastasia.
"Aku paham tapi setiap perusahaan ada sistemnya sendiri An, nggak mungkin mereka mempekerjakan karyawannya sampai tengah malam seperti ini," pungkas Angkasa.
"Harus berapa kali aku bilang kalau aku itu lembur!"
Anastasia yang merasa terpojok memilih meninggalkan sang suami dengan debat yang belum kelar, dia menghindari pertanyaan Angkasa yang terus saja dilontarkan kepada dirinya.
Di tempatnya Angkasa hanya bisa mengelus dadanya, dia berharap suatu saat Anstasia mendapatkan hidayah dan menjadi istri yang menurut suami dan istri yang paham akan tugas dan kodratnya.
Seusai menutup pintu, Angkasa menyusul istrinya ke kamar, lagi-lagi Angkasa harus mengelus dada karena baju-baju serta barang Anstasia tercecer di lantai.
"Baju-baju kotor kenapa nggak ditaruh di tempatnya sih An," protes Angkasa.
"Kenapa sih mas kamu protes mulu, apa susahnya sih tinggal ambil dan meletakkannya di keranjang pakaian kotor, panas telinga aku! dengerin kamu yang ngoceh melulu," Maki Anastasia.
Tak ingin ada debat, Angkasa memunguti baju kotor istrinya lalu meletakkannya di keranjang pakaian kotor. Dia sudah tak tau bagaimana menasehati istrinya, ingin sekali mengabaikan dan menutup mata akan sikap Anastasia namun dia tidak bisa.
Ucapan maupun sikap Anstasia membuatnya tidak bisa memejamkan mata, hatinya sakit diperlakukan layaknya seorang babu oleh wanita yang amat sangat dia cintai.
"Astagfirullah, ampuni dosa tulang rusuk hamba ya Tuhan, dia hanya khilaf." Angkasa meminta ampunan pada dzat yang Agung.
Waktu sudah menunjukan pukul setengah empat hendak tidur sudah tanggung sehingga Angkasa memutuskan untuk memainkan laptop miliknya sambil menunggu waktu subuh tiba.
Matahari telah keluar dari persembunyiannya, Angkasa yang sibuk mencuci pakaian belum sempat menyiapkan makanan dan ini membuat Anastasia marah saat dirinya membuka tudung saji di atas meja makan.
"Mas! makanannya mana!" teriak Anastasia.
"Aku belum masak, cuciannya banyak sekali An," sahut Angkasa dari belakang.
"Kamu kan tau mas kalau satu jam lagi aku berangkat ke kantor," balas Anastasia.
"Kamu masak sendiri ya An, isi kulkas sudah aku isi full," tukas Angkasa.
Anastasia yang kesal memilih menahan laparnya daripada memasak sendiri, dia kembali ke kamar untuk bersiap berangkat ke kantor.
Setelah mencuci pakaian Angkasa pergi ke dapur betapa kecewanya dia saat melihat meja makan masih belum ada makannya.
"An, An, apa salahnya sih masak, sedari tadi aku sudah melakukan pekerjaan rumah, aku lelah," gumam Angkasa lalu pergi ke kamar untuk siap-siap berangkat.
Belum kering keringatnya Anastasia memintanya untuk menyiapkan pakaiannya, entah istri seperti apa Anastasia, sedari tadi suaminya sudah mengerjakan pekerjaan rumah dan kini dengan teganya dia meminta Angkasa untuk menyiapkan keperluannya pula yang mana bisa dia kerjakan sendiri.
"Aku nanti ada meeting sepulang dari kantor jadi siapkan baju aku," titah Anastasia.
"Kamu siapkan sendiri ya, aku mau mandi," sahut Angkasa.
"Kamu tuh ada masalah apa sih mas sama aku, makanan nggak disiapkan disuruh menyiapkan baju ada aja alasannya," tukas Anastasia.
"Ya Allah An, lihat dibelakang jemuran baju sangat banyak, sedari tadi aku tuh nyuci baju, nyapu, beres-beres dan lainnya, kenapa sih kamu nggak ngerti, kita sama-sama kerja An jadi tolong pengertiannya untuk sama-sama melakukan pekerjaan rumah," jelas Angkasa.
"Kerjaan aku tuh berat beda sama kamu yang hanya ngajar anak-anak kampung jadi ya tugas rumah kamu yang kerjakan kalau nggak mau ya sana bayar jasa art," sahut Anastasia.
Angkasa hanya diam, dia tidak menyahut lagi daripada terjadi cekcok diantara mereka berdua.
"Dasar suami nggak guna, malas kok dipelihara! apa susahnya mengerjakan pekerjaan rumah ada aja alasannya," maki Anastasia sambil menyiapkan baju untuknya nanti.
Beberapa saat kemudian, mereka sudah siap berangkat ke tempat kerja masing-masing, sebelum berangkat Angkasa menjulurkan tangannya pada Anastasia. Dia ingin seperti pasangan lain yang mana istrinya mencium punggung tangan suami sebelum berangkat kerja.
"Mau ngapain? nggak sudah berharap aku akan mencium punggung tangan kamu," kata Anastasia yang membuat Angkasa menurunkan tangannya.
"Sebelum bisa memberikan aku uang yang banyak jangan harap aku mau mencium tangan kamu," sambungnya.
Anstasia bergegas masuk mobil lalu berangkat meninggalkan Angkasa yang masih berdiri di samping sepeda motornya. Lagi-lagi hatinya perih mendengar ucapan sang istri, dia hanya menginginkan hal kecil namun Anastasia malah melukai perasaannya.
"Astaghfirullah An, An," gumam Angkasa.
Sepanjang perjalanan Angkasa melamun memikirkan sang istri, ucapan Anastasia benar-benar membuatnya sakit hati. Uang selalu dijadikan prioritas, ketidakberdayaannya selalu saja dijadikan alasan oleh Anastasia untuk menghindari kodratnya menjadi seorang istri.
Brak
Tanpa sengaja Angkasa menabrak pengendara lain yang berhenti di depannya. Akibat insiden itu, sepeda Angkasa rusak bagian depannya tak hanya itu sepeda pengendara yang dia tabrak juga mengalami kerusakan di bagian belakang.
"Bagaiamana sih mas, lampu merah ini main tabrak saja," maki orang yang sepedanya ditabrak oleh Angkasa.
"Maaf Pak, saya mohon maaf," kata Angkasa sambil turun dari sepeda motornya.
"Jangan maaf saja mas, lihat nih sepeda aku rusak," maki orang tersebut.
"Iya pak, saya akan tanggung jawab," sahut Angkasa.
Angkasa melakukan negoisasi dengan orang tersebut karena rusaknya cukup parah orang tersebut meminta ganti rugi yang lumayan tinggi.
"Ya sudah pak, saya minta nomor rekeningnya, saya akan transfer sesuai nominal yang bapak minta,"
*************
"Astagfirullah, ada aja. Bagiamana ini uang habis sepeda rusak," gumam Angkasa.
Meski motornya rusak namun Angkasa masih bisa menaiki motornya tersebut sampai ke sekolah.
Bingung harus bagaimana, Angkasa mencoba mengirim pesan ke Anastasia, dia ingin meminjam uang untuk memperbaiki motornya.
An, aku habis kena musibah, boleh aku pinjam uang kamu untuk memperbaiki motor aku?
Angkasa mengirim pesan pada Anastasia tapi sampai jam sekolah selesai Anastasia masih belum menjawab pesan yang Angkasa kirim jangankan dijawab dibaca saja enggak padahal Anastasia nampak online.
"Ya Allah An, tega sekali kamu," gumam Angkasa.
Angkasa pulang dengan menggunakan motor yang rusak karena dia belum bisa membawanya ke bengkel mengingat uangnya sudah habis.
Setibanya di rumah, Angkasa mencoba menghubungi Anastasia namun panggilannya selalu ditolak, hal ini membuat Angkasa benar-benar kecewa, saat dirinya dalam kesusahan seperti ini istrinya malah tidak ada simpatinya sama sekali.
An, jawab dong. Aku pinjam uangnya untuk memperbaiki motor, aku tadi habis menabrak orang.
Angkasa mengirim pesan lagi.
Bodoh amat
Anstasia membalas pesan singkat yang dikirim Angkasa, hati Angkasa sangat sakit setelah membaca balasan Anastasia.
"Ya Allah An." Angkasa mengelus dadanya.
Di sisi lain Anastasia nampak kesal, dia ingin sekali memuntahkan amarahnya ke Angkasa karena mengganggunya bekerja.
"Dasar suami gak guna, gak punya malu bisa-bisanya meminjam uang aku," umpat Anastasi.
Anastasia yang sangat kesal pamit pada Richard untuk pulang lebih awal, awalnya Richard tidak mengijinkan karena malam ini mereka akan pergi bersama namun karena alasan Anastasia akhirnya Richard mengijinkan.
"Baiklah kamu bisa pulang tapi besok waktumu buat aku ya," bisik Richard sambil memeluk Anstasia dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅𝐍𝐔𝐑𒈒⃟ʟʙc𝐙⃝🦜
ini slah Angkasa juga nih terlalu memanjakan istrinya tuh liat istrinya jd pemalas
2023-05-27
0
alin
enak sekali si Rochard
2023-04-10
1
🍁𝐂𝐋𝐈𝐅𝐅💃🅺🅰🆃🆁🅸🅽❣️
masak sendiri aja kok repot😪
2023-04-04
0