Butuh Dukungan

Karena sampai di telpon begitu oleh pihak rumah sakit, akhirnya datang lah kesana orang tua Bagas. Mereka masih bingung kenapa harus mereka juga hadir hanya untuk melihat Bagas yang di rawat di rumah sakit.

Sesampainya ibu Arum dan bapak Putra di rumah sakit, mereka langsung menanyakan keadaan anaknya di bagian resepsionis. Dan mereka di arahkan ke ruangan dokter Jemmy karena sudah di tunggu.

" tok.. tok.. tok.. "

" Masuk.. "

Mereka berdua masuk kedalam ruangan dokter Jemmy dan sudah di tunggu disana oleh dokter tersebut. Mereka mulai bertanya tanya ada apa ini sebenarnya. Bagas kenapa dan mengapa harus mereka juga datang.

" Selamat siang ibu bapak. "

" Selamat siang dok. Kami orang tua dari Bagas. Tadi kami mendapat telpon di suruh datang kemari."

" Ahhh iya ibu, bapak. Saya yang menghubungi ibu tadi. Ada yang ingin saya bicarakan mengenai keadaan Bagas saat ini. "

" Maaf dok, kenpa sampai harus kami yang di beritahu? Bukankah istrinya saja cukup. "

" Jadi begini ibu, bapak. Keluarga pasien sangat di butuhkan saat ini untuk mendukung pasien agar tetap semangat. Kalau hanya istri saja. Saya rasa tidak bisa. Karen saya lihat istri Bagas itu juga sedang syok dan butuh orang untuk mendukungnya juga. "

" Maksud dokter ini apa? "

" Bagas putra ibu dan bapak terkena penyakit kanke tulang. Dan sudah mencapai stadium 3"

Orang tua Bagas sangat kaget dengan penjelasan dokter itu. Mereka tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Karena selama ini Bagas sangat sehat dan tidak pernah mengeluh apapun kepada mereka.

" Dok ini tidak mungkin. Anak saya selama ini sehat sehat saja dok"

" Begini ibu, penyakit yang di derita anak ibu ini bisa banyak faktor yang mempengaruhi yaitu: Faktor keturunan.Paparan radiasi dan zat karsinogenik.Penyakit autoimun, misalnya multiple sclerosis.Kelainan genetik, seperti penyakit neurofibromatosis 2 dan penyakit Hippel-Lindau. Jadi ibu dan bapak tidak bisa memperkirakan dari melihat saja keadaan luar anak kalian. Dia saat ini menderita kanker ganas dan sudah setadium 3. Saya harap keluarga pasien bisa mendukung pasien dan memberikan semangat agar mau sembuh dan melakukan pengobatan. "

Orang tua Bagas sangat tidak menyangka akan hal ini. Mereka bingung harus berkata apa. Karena penyakit yang di derita oleh Bagas itu benar benar mematikan.

" Dok.. pengobatan apa saja yang bisa diberikan kepada Bagas agar dia bisa sembuh dok? "

" Pengobatan kanker tulang tergantung pada jenis, tingkat keparahan, dan lokasi kanker. Metode pengobatannya antara lain operasi, kemoterapi,dan radioterapi. Mungkin ini kedengarannya suatu hal yang mustahil untuk kasus Bagas karena sudah parah. Tetapi kita masih harus berusaha bu. "

" Apa saja resiko dari pengobatan itu Dok? "

" Semua pengobatan pasti ada resikonya bu.. tetapi kita pasti akan usahakan yang terbaik. Jadi saat ini pasien butuh dukungan dari semua keluarga agar dia semangat dalam menjalani pengobatannya. "

" Pengobatan dia saat ini akan di lakukan apa dok? "

" Kami akan mengoprasi Bagas. Untuk mengangkat kanker yang ada di tulangnya itu."

" Saya serahkan semua kepada dokter. Dan berharap yang terbaik untuk anak saya. "

Setelah pembicaraan itu, orang tua Bagas datang ke ruang rawat Bagas untuk melihatnya. Tetapi Bagas belum juga sadarkan diri. Yang di lihat saat itu hanya Emi yang duduk di sebelah Bagas dengan tatapan kosong. Seolah dia sudah tidak bernyawa lagi.

" Mi... "

Ibu Arum menyentuh bahu Emi untuk menyadarkannya kalau mereka ada di ruangan itu juga.

" Eh... iya bu.. Ibu dan bapak datang sudah tadi? "

Emi bertanya sambil menyalami kedua mertuanya itu.

" Kami sudah bertemu dengan dokter Jemmy. Tadi disana sudah di jelaskan bagaimana kondisi Bagas saat ini. "

Emu diam dan mendengarkan saja. Dia tidak mau menyela pembicaraan orang tua Bagas. Karena dia juga sudah tau apa saja yang di bicarakan temannya dengan orang tua Bagas ini.

" Dokter itu bilang Bagas akan di oprasi. Untuk mengangkat kankernya. "

" Iya bu... Bagas akan di oprasi untuk pengangkatan kanker dan sel di sekitarnya agar kankernya tidak menyebar semakin jauh. "

" Di bagian mana yang akan di oprasi? "

" Di bagian leher bu.. disana kankernya. itu langsung berhubungan dengan tulang belakang. "

Orang tua Bagas menghela napasnya. Mereka tidak menyangka kalau hal ini akan terjadi pada anaknya. Dan mereka bingung bagaimana nanti akan merawat Bagas.

" Apa kamu akan meninggalkan Bagas setelah dia sakit begini? "

" Bu, saya menikah dengan Bagas dan sudah bersama dia selama ini. Mana mungkin saya meninggalkan Bagas saat dia sakit begini bu? dia suami saya. Saya wajib merawat dia. "

" Oprasi itu apa akan mempengaruhi Bagas? "

Pertanyaan ini membuat Emi susah untuk menjawabnya. Dia berharap suaminya akan baik baik saja dan kembali seperti sedia kala. Tetapi dia tau, pengobatan yang akan di jalani suaminya sangat beresiko. Apalagi pengangkatan kanker ini. Dia tidak yaki suaminya bisa kembali seperti sebelumnya lagi. Tetapi tidak ada dari tenaga kesehatan yang mau menjelaskan dan memberikan harapan kepada dia kalau suaminya akan baik baik saja.

" Kita lihat saja nanti bu.. Bagaimana pun Bagas, dia tetap suami saya. Saya tidak akan meninggalkanya dan berjuang bersama dengan dirinya. "

Jawaban Emi membuat orang tua Bagas sedikit tersentuh karena itu. Tetapi mereka tidak menunjukan apa apa. Mereka hanya diam saja dan memandang Bagas yang masih tidur di ranjang rumah sakit.

" Orang tua kamu sudah kamu kabari Mi? "

" Belum pak... saya belum siap untuk membicarakan masalah Bagas kepada mereka. "

Bapak Bagas akhirnya bertanya soal besannya. Dia mau di saat susah begini, besannya pun akan ikut membantu mereka.

" Biaya pengobatan nanti akan bagaimana Mi? kamu tau kami tidak memiliki apapun untuk mengobati Bagas. "

Inilah yang inti sebenarnya dari pembahasan basa basi dari orang tua Bagas tadi. Mereka hanya tidak mau di bebani oleh biaya apapu soal pengobatan Bagas. Mereka merasa akan sia sia untuk mengeluarkan uang banyak untuk Bagas.

" Saya akan usahakan untuk biayanya bu. Untuk pengobatan rumah sakit memang di tanggung oleh pemerintah. Tetapi untuk biaya lain lainnya, akan saya usahakan untuk itu. "

" Baguslah kalau begitu Mi. kamu tau sendiri kami tidak mempunyai apapun. Apalagi adik Bagas masih perlu banyak biaya untuk dia nanti. Kalau bisa urus berdua saja biayanya. Kami tidak ada. "

Sangat kurang ajar orang tua Bagas mengatakan hal itu. Mereka seolah sudah tidak peduli akan hidup anaknya lagi. Mereka malah dengan pasrah ingin membiarkan kondisi anaknya begitu saja.

Emi dia hanya mengelus dada saat mendengar semua perkataan orang tua Bagas. Kadang Emi berpikir Bagas bukanlah anak kandung mereka. Karena Bagas tidak pernah di perdulikan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!