Capture 02

Frans pun diam seribu bahasa dia tak bisa berkata apa apa lagi terlebih lagi setelah kepergian sang Papa yang membuatnya sangat terpukul..

"Sekarang kamu sudah puas kamu telah membuat Papa pergi kamu kejam Frans."suara isak tangis sang Bunda pun terdengar semakin menggema..

"Maafkan Frans Ma,Frans gak menyangka kalau Papa akan menjadi seperti ini. Maafkan Frans Ma.."Frans pun mencoba meminta maaf kepada sang Bunda dengan kesalahan yang telah dia buat.

Ibu Ani diam saja bahkan sampai di rumah mereka saat jenazah sang suami di semayamkan. Keluarga Pak Indra pun datang untuk mengucapakan turut berduka cita kepada keluarga Pak Adikusuma dan disana pertama kalinya Frans bertemu dengan Hana.

"Mbak yang sabar ya ini semua sudah kehendak yang di atas."ucap Ibu Lidya mencoba mencari simpati Ibu Ani.

Ibu Ani pun mengangguk dan kemudian memeluknya dengan erat.

"Terima kasih Mbk,Mas karena sudah mau berkunjung kemari."ucap Ibu Ani dengan raut wajah yang di penuhi dengan kesedihan.

Sementara itu Hana pun tak tahu harus bagaimana dia tak pernah mengenal keluarga Adikusuma sebelumnya dan tiba tiba saja ada kesepakatan untuk Hana menikahi Frans.

"Apa kamu yang bernama Rihana?"tanya Frans acuh tak acuh...

Hana pun menatapnya sekilas dan kemudian mengangguk.

"Iya Mas kenapa? Apa Mas itu Mas Frans anak dari Om Adikusuma?Mas aku turut berduka cita ya atas meninggalnya Om Adi."Hana pun mencoba berbicara dengan sangat lembut...

Kesan pertama pertemuan keduanya pun berjalan dengan lancar dan juga keduanya kini terlihat seperti akrab. Namun di hati Frans tetap saja hanya ada nama Vina yang selalu menghiasi hati Frans.

Frans pun merasa tak perduli dengan kehadiran Hana karena perjodohan itu harus membuat dia kehilangan sang Papa untuk selamanya padahal pada kenyataannya ini murni bukan kesalahan Hana.

"Hana kamu Hana kan?"ucap Ibu Ani yang tiba tiba saja meminta Hana untuk mendekat.

Hana pun mengangguk dan kemudian mendekati Ibu Ani yang nampak sangat sedih..

"Iya Tante aku Hana."ucap Hana lirih.

Ibu Ani memintanya untuk menikah di hadapan jenazah sang suami karena Ibu Ani ingin mengabulkan permintaan terakhir sang suami.

"Frans jika kamu menyayangi Mama dan kamu juga menghargai Papa. kabulkan lah permintaan Papa untuk yang terakhir kalinya,nikahi Hana saat ini di hadapan jenazah Papa."ucapan Ibu Ani benar benar membuat semua orang kaget terutama Frans dan Hana..

Mata Frans langsung membulat setelah mendengar ucapan sang Bunda..

"Ma ini gak lucu mana mungkin aku bisa menikahinya sekarang?"ucap Frans mencoba bersi tegang dengan sang Bunda..

"Mama mohon kabulkan permintaan terakhir Papa."ucapnya lemah.

Frans pun merasa tak tega melihat kondisi sang Bunda yang nampak lemah sedangkan Hana merasa terjebak pada situasi yang tak mengenakan...

Mata Hana basah karena menitikan airmata dia tak pernah menyangka harus mau menikahi laki laki yang baru saja dia lihat dan baru saja di kenal olehnya.

Dengan berat hati Frans dan Hana pun melakukan sebuah pernikahan tepat di hadapan jenazah Pak Adikusuma.

...****************...

Setalah itu keduanya pun sah berada di dalam sebuah ikatan pernikahan,bagi Hana ini mimpi buruk yang harus di alaminya ingin rasanya dia menolak namun hati Hana terlalu lembut untuk menyakiti hati orang lain apalagi melihat kondisi sang Ibu mertua yang nampak sangat terpukul.

Hana menatap sang Ibu mertua yang terlihat sangat sedih setelah kepergian sang suami.

"Tante sudah ya,Tante harus ikhlas melepas kepergian Om. Percayalah Om sudah memiliki tempat yang terbaik di sisi Allah SWT.."ucap Hana mencoba menghibur sang Ibu Mertua..

Ibu Ani pun memeluk Hana dengan erat.

"Iya sayang terima kasih ya sayang,Mama berharap kamu mau bertahan dan bisa menemani Frans dalam suka dan duka. Kamu harus tahu walaupun kalian menikah tanpa adanya rasa cinta tapi percayalah suatu saat nanti Frans pasti akan mencintaimu dengan sepenuh hatinya kuncinya kamu harus bersabar ya."Ibu Ani pun meminta kepada Hana untuk tetap bertahan.

Hana pun hanya bisa menganggukan kepalanya walaupun hatinya sangat tak karuan dia sendiri merasa penikahannya itu hanya akan membawanya pada sebuah ketidakpastian namun di saat Hana menatap wajah Ibu Ani dia pun berubah pikiran.

"Iya Tante,Hana pasti bisa."ucap Hana lirih.

Ibu Ani pun menatap kearah Hana dan memegang pipinya dengan lembut..

"Kamu panggil Mama apa? Aku ini sekarang adalah Mama kamu panggil Mama jangan Tante ya."Ibu Ani pun tersenyum namun senyumannya mengandung luka yang sangat dalam biar bagaimanapun kehilangan orang yang telah menemaninya selama puluhan tahun bukanlah hal yang mudah.

"Iya Mama.."ucap Hana sedikit canggung.

Ibu Ani pun terlihat senang setelah Hana memanggilnya Mama,dia berharap putranya akan bisa mencintai Hana suatu saat nanti..

Pada malam harinya Hana pun masuk kedalam kamar Frans ada perasaan canggung menyelimuti hatinya namun Frans adalah suaminya saat ini mau tak mau Hana pun harus belajar menjadi seorang istri yang baik untuk suaminya.

Frans yang telah berada di dalam kamarnya pun hanya menatapnya sekilas.

"Kamu tidur di sofa aku gak mau kita tidur dalam satu kasur."ucap Frans acuh tak acuh.

Hana pun menatap kearah sofa di sana sudah ada bantal dan juga selimuti yang sudah Frans siapakah sebelumnya.

Hana hanya bisa menarik nafas panjang dan membuangnya secara belahan. Hana pun merebahkan tubuhnya dia atas sofa dan kemudian mencoba untuk memejamkan matanya.

Sementara itu samar samar Hana mendengar suara yang tak asing untuknya,suara Vina adik tirinya yang sedang berbicara dengan merasa dengan sang suami..

Firasat Hana pun sudah tak baik saat ini dia tahu penikahannya hanya akan membawanya pada rasa sakit yang tak akan ada ujungnya.

Hana pun mencoba untuk bersikap biasa saja dan Hana lebih memilih untuk tak mendengarkan apa yang sedang terjadi Hana lebih memilih untuk tidur.

Pada keesokan harinya Hana pun bangun setelah sholat subuh dia melihat Frans yang masih nampak terlelap dan Hana pun tak tega untuk membangunkannya...

Hana pun langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk sang Ibu mertua yang sedang kurang enak badan dengan cekatan Hana pun menyiapkan sarapan untuk sang Ibu mertua dengan membuatkannya bubur ayam,Hana yang sangat pandai dalam memasak tak merasa kesulitan menyiapkan semuanya...

Setelah selesai menyiapkan sarapan untuk Frans dan juga Ibu mertuanya Hana pun langsung membersihkan diri terlebih dahulu setelah itu Hana pergi ke kamar sang Ibu mertuanya untuk mengeceknya dan mengajak sang Ibu mertua untuk sarapan bersama.

Terpopuler

Comments

Diana Susanti

Diana Susanti

itulah lara

2023-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!