Bab 5 (Maduku)

Happy Reading.

Air mata Amaira jatuh mengalir deras melewati pipinya setelah mengatakan hal itu. Amaira menundukkan kepala semakin dalam, tidak berani melihat ke arah Azka lagi.

"Kenapa kamu enteng sekali mengucapkan hal itu, apa hatimu kuat kalau kamu di madu?" cibir Azka. "Sok-sok an ingin bertemu dengan Icha, sekarang aja kamu udah nangis gini."

Amaira diam menutup mulutnya rapat-rapat, dia tidak bisa mengucapkan apapun sekarang. Jika ia membuka mulut, Amaira yakin yang keluar hanya isakan.

Lagipula wanita mana yang mau dimadu? Amaira mengatakan hal itu hanya karena dia tidak ingin dicerai oleh Azka.

Azka menghembuskan nafas berat ketika menatap Amaira yang seperti itu. "Memangnya kamu yakin dengan ucapanmu?" tanya Azka kali ini benar-benar menatap Amaira.

Namun Amaira semakin menunduk, tapi terlihat jika kepalanya mengangguk perlahan. Amaira tidak bisa melihat bagaimana ekspresi wajah Azka sekarang, karena Amaira tidak berani menegakkan kepalanya.

Terdengar helaan nafas Azka lagi, "baiklah, kau itu permintaan mu, aku sudah memberikan kebebasan padamu, tapi kamu tidak mau dan memilih dimadu, semoga saja Icha mau dengan keputusan ini, kalau Icha tetap tidak mau, maka keputusan yang akan aku ambil adalah...!"

"Aku pastikan Icha mau, aku akan berbuat baik padanya, akan ku anggap dia kakak dan akan ku pastikan jika Icha bisa masuk ke dalam rumah ini dengan nyaman!" sela Amaira kali ini dengan isak tangisnya yang terdengar jelas.

Setelah itu dia beranjak menuju kamarnya, Amaira tidak ingin jika Azka tahu kalau dia semakin menangis, bahkan dadanya terasa sesak.

****

"Ya Allah, engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tolong jadikan Maira kuat, Maira belum bisa menahan diri, Ya Allah. Padahal Maira tidak pantas mengeluh atas ujian yang Engkau berikan ini, Amaira tahu jika Engkau kirim ujian ini, Engkau sayang Maira." Amaira tergugu dalam tangisnya yang pilu.

Dalam sujudnya yang lama, Amaira berdoa, memohonkan agar Dzat yang Maha membolak-balik hati membuka hati suaminya. Untuk keputusan Amaira dimadu, Amaira hanya memohon jika dia tidak salah dalam melangkah.

Hati perempuan mana yang mau diduakan, tetapi jika itulah jalan satu-satunya untuk Amaira pilih, maka Amaira harus siap. Apapun yang terjadi, dia harus benar-benar siap.

"Maira mencintai Mas Azka, moga Engkau perkenankan cinta tumbuh di hati Mas Azka untuk Maira, Aamiin!"

Doa hajat Amaira lantunkan sebagai penutup pintanya agar kata semoganya di dengar dan di ijabah oleh Yang Maha Kuasa.

****

Malam itu Azka merasakan kepalanya begitu berat, dia memikirkan perkataan Amaira. Entah kenapa Azka baru menyadari jika sikap pada Amaira memang sedikit keterlaluan. Azka merasa ingkar pada kakeknya, padahal saat itu dia mengucapkan janji di depan kakeknya jika dia akan menjaga Amaira.

Tapi dia tetap tidak bisa kehilangan Icha, seharusnya jika Azka minta pisah, dia bicarakan baik-baik pada Amaira, dengan kepala dingin, terlepas dari permintaan Icha yang menginginkan dirinya tidak mau dimadu.

Azka tahu jika hati Amaira pasti terluka karena sikap dan ucapannya. Sebenarnya Azka selalu menyesal acap kali bertengkar dengan Amaira yang berujung membuat wanita itu menangis walaupun hanya dilakukan Amaira di dalam kamarnya, tapi Azka tahu itu.

Azka memang tidak menjalankan amanahnya pada Kakek, Azka kadang tidak sadar jika dia dia melakukan hal buruk pada istrinya. Namun setiap kali melihat Amaira, emosi selalu keluar. Mungkin karena dulu wanita itu tidak mau menolak lamaran Kakek, sehingga membuatnya benci setengah mati pada Maira.

Namun, semuanya sudah terlanjur. Azka terjebak pada pernikahan yang tidak dia inginkan nya. Bahkan sekarang Amaira memohon untuk tidak di lepas dengan opsi pilihannya dia mau dimadu. Padahal pilihan itu adalah pilihan yang paling di tentang oleh seorang wanita.

Azka galau, dia merebahkan tubuhnya di atas kasur dan mengambil ponselnya untuk menghubungi Icha.

Dia akan memberitahukan pada Icha jika Amaira tidak mau di ceraikan.

"Assalamualaikum, halo Mas?"

"Wa'alaikumsalam, sekarang panggilnya 'Mas' ya?"

"Iya, kan latihan besok kalau udah jadi istrinya Mas Azka."

Azka terkekeh mendengar ucapan dari wanitanya itu, sungguh kegelisahan yang tadi ada dihatinya hilang sudah setelah mengobrol bersama Icha seperti ini.

"Ada yang mau aku sampaikan, Cha!"

Hening beberapa detik.

"Apa mas?"

"Amaira mau ketemu sama kamu, dia ingin kamu menjadi madunya."

Azka pasti yakin jika saat ini mulut Icha sedang menganga.

Lalu setelah itu panggilan terputus begitu saja. Azka tahu jika pasti Icha belum tentu menerima permintaannya.

*****

Beberapa hari kemudian.

Seperti biasa, Amaira selalu cekatan, kini di meja makan sudah tersaji berbagai makanan yang disukai Azka.

Azka bisa menghidu aroma masakan Amaira yang sepertinya menggoda dirinya untuk mencicipi, tapi dengan egonya yang tinggi dan juga usahanya agat Amaira tidak terlalu mengharapkan nya, Azka tidak mau makan masakannya Amaira.

Jujur saja, kalau sebenarnya dia itu sangat ingin mencicipi masakan wanita yang sudah dianggarkan nya adik itu.

Azka berjalan keluar kamar dan menuruni anak tangga dengan penampilan yang sudah rapi seperti biasa.

Namun, saat melewati dapur dia tidak melihat Amaira di sana. Bukankah wanita itu baru saja memasak, bahkan hidangan kesukaan nya sudah tertata rapi di atas meja makan.

Lalu kemana perginya Amaira?

Azka menggelengkan kepalanya, kenapa juga dia memikirkan Amaira, mungkin wanita itu sedang keluar belanja di tukang sayur atau ke rumah Fitri, tetangganya yang menjadi teman Amaira selama tinggal di sini.

****

Setelah memasak untuk Azka tadi, Amaira langsung masuk ke dalam kamarnya, dia tidak ingin bertemu Azka hari ini, tapi Amaira tetap memasak untuk suaminya.

Perasaannya masih tidak karuan mengenai permasalahan dalam rumah tangganya ini. Amaira seharian mengunci diri didalam kamar, dia tidak keluar untuk sekedar melihat masakannya yang teronggok sia-sia di atas meja. Dia juga tidak memberikan makanan untuk Dira. Amaira sedang malas ngapa-ngapain.

Setelah adzan 'ashar berkumandang, Amaira mendengar mobil Azka sudah pulang. Dia bisa mendengar sayup-sayup suara yang masuk ke dalam rumah.

Amaira yang merasa penasaran akhirnya keluar kamar dan turun menuju ruang tamu. Di sana dia bisa melihat Azka yang sedang bicara pada seorang wanita.

"Maira!" seru Azka saat melihat istrinya itu.

Amaira tersentak karena terkejut, ternyata Azka tahu kalau dirinya bersembunyi di balik tembok untuk mengintip siapa tamunya.

"Kemarilah," Azka menggerakkan tangannya untuk meminta Amaira segera mendekat.

Amaira menatap wanita cantik berambut sepinggang itu, yang kini juga tengah menatapnya. Dia duduk di sofa single yang ada disamping sofa yang diduduki Azka dan wanita tadi.

"Ini Icha Falikha, kami sudah menikah secara siri!"

Amaira merasakan seperti ditikam sebilah pisau yang tepat dihatinya.

Bersambung.

Jangan nge-judge dulu pemeran wanitanya ya ... kalian nikmati aja alurnya, pasti nanti lama-lama doa Amaira dikabulkan kok 😁

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

aq gak kyat Mairaaaa

2024-01-25

0

✨Nana✨

✨Nana✨

dasar lelaki egois azka ini😤maen nikah siri tnp ijin amaira...pngn santet online nih azka sm icha

2024-01-24

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Sungguh teganya² dirimu ...

2023-12-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!