BELENGGU CINTA LANGIT
Sebuah bus antar Kota antar Propinsi masuk ke terminal sebuah kota di Jawa Tengah.Penumpang pun berangsur angsur turun dari bus itu.
Terlihat seorang pria yang berpenampilan dengan kaos putih polos di padu padan jaket kulit dengan celana jeans robek-robek dengan tampang badboy turun dari bus itu.
"Ojek mas !"
seorang pria dengan helm terpasang di kepalanya menawarkan ojek pada pria tersebut.
"Bapak tahu Desa Waru?" tanya pria itu dengan nada dingin pad si tukang ojek.
"Oh Desa Waru ,tahu mas.Apa mau saya antarkan?" tanya pria paruh baya itu.
"Boleh." jawab singka pria itu.
Dengan tas ransel besar bertengger di punggung nya,pria itu membonceng motor yang berprofesi sebagai ojek pangkalan.
Suasana kota yang asri dan makin lama semakin melaju ke tempat yang lumayan jauh dari terminal kota itu.
"Mas ke Desa Waru mau ke rumah saudara atau teman?"tanya si tukang ojek pada pria itu membuka suaranya.
"Saya sedang mencari alamat rumah saudara saya, sementara saya mau tinggal di sana."jawab pria itu dengan nada datar.
"Kebetulan saya juga tinggal di Desa Waru.Kalau boleh tahu mas nya mau ke rumah siapa?"
"Saya mau ke rumah bibi saya bik Esih."jawabnya.
"Owhhh..Esih,saya kenal sama Esih.Memang rumahnya kosong,setiap dua hari sekali ada yang bersihin."ujar si tukang ojek.
"Masih jauh pak?" tanya pria itu karena merasa sudah lumayan lama diatas motor itu.
"Setengah jam lagi mas,nama mas siapa?"tanya tukang ojek.
"Saya Husein."ucap si tukang ojek memperkenalkan diri.
"Saya Langit,bapak beneran tahu kalau Desa Waru kan ?" tanya Langit memastikan.
"Iya mas,buat apa saya nipu."ujar pak Husein pada Langit meyakinkan.
Jam menunjukkan jam empat pagi,suasana kampung halaman bik Esih masih terlihat lengang.Terlihat beberapa orang ada di pos ronda tergeletak dengan botol minum*n dan kulit kacang berserakan di sana.
Motor yang di kendarai Husein sampai di dekat persawahan dan disana ada rumah sederhana berbahan kayu.
"Nah, ini rumah Esih mas.Tapi, kayaknya ada orang deh mas,"ucap Husein melihat lampu rumah itu menyala terang.
"Ini rumahnya ?"tanya Langit turun dari atas motor dan melihat suasana di sekeliling rumah itu yang di kelilingi sawah.
"Iya mas, sebentar saya ketuk pintu nya dulu."ucap Husein turun dari motor nya dan melangkah di jalan setapak menuju rumah sederhana itu.
Tok tok tok
"Assalamualaikum.." ucap Husein saat mengetuk pintu rumah Esih.
Ceklek.
Pintu rumah itu terbuka dan menampakkan seorang pria paruh baya yang memakai sarung dan kaos oblong.
"Wa'alaikumsalam,loh Husein ada apa pagi-pagi begini kesini?"tanya pria itu merasa heran karena Husein pagi-pagi buta sudah datang bertamu.
" Ini kang Maman,saya bawa masnya katanya cari rumah Esih.Makanya saya bawa dia langsung kesini."ujar Husein menunjuk ke arah Langit.
Maman yang melihat sosok pria dengan tampang premannya pun mengernyitkan dahinya."Mas ini mas Langit bukan?"tanya Maman kurang yakin dengan ucapan Husein.
"Iya saya Langit.Saya kesini karena untuk sementara saya akan tinggal di rumah ini."terang Langit memberitahukan tujuannya pada pria bernama Maman.
"Maaf saya nggak tahu kalau mas Langit mau sampai disini sepagi ini.Silahkan masuk mas, ayo Husein masuk dulu."ucap Maman mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumah Esih yang sederhana itu.
Langit duduk bersama Husein di ruang tamu yang lumayan sempit. Maman dengan segera menuju dapur dan memberikan secangkir teh hangat untuk mereka.
"Di minum dulu Husein,Mas Langit, silahkan."ucap Maman mempersilahkan.
"Terimakasih," ucap keduanya dan langsung mengambil gelas yang berisi air teh diatas meja.
"Mba Esih sudah bilang ke saya kalau Mas Langit mau menempati rumah ini buat sementara waktu.Untuk ijin tinggal nya pun saya sudah urus ke RT dan RW karena kita nggak tahu Mas Langit akan berapa lama disini." jelas Maman pada Langit.
"Terimakasih Pak Maman untuk bantuannya."ujar Langit.
"Iya nggak papa, sebaiknya mas Langit istirahat.Kebetulan rumah ini baru di renovasi sama Mba Esih dan ini kamar Mas Langit.Kebutuhan Mas Langit sudah ada di kulkas.Kalau perlu apa-apa Mas langit bisa ke rumah saya. Rumah saya dari sini ke kanan saja jarak lima rumah."terang Maman.
"Kalau rumah saya di sebrang rumah Kang Maman.Kali saja mau main ke rumah saya,monggo senang hati ,"ucap Husein.
"Terimakasih.Oh iya ongkos nya tadi berapa Kang?" tanya Langit.
"Waduh berapa yah,saya bingung ngasih harga ini." ucap Husein bingung memberikan harga ojeknya.
"Kok bingung,biasanya Kang Husein tarifnya berapa dari sini ke terminal?" tanya Langit.
"Biasanya lima puluh ribu Mas,"jawab Husein.
"Nah gitu,saya kan ngojek bukan minta tolong secara gratis.Ini ongkosnya." ucap Langit menyerahkan satu lembar uang berwarna merah pada Husein.
"Waduh,nggak ada uang pas mas?" tanya Husein dengan nyengir kuda.
"Buat kang Husein saja.Anggap saja rejeki anak Kang Husein,lumayan buat jajan anak kang Husein kalau gitu."ucap Langit.
"Sudah terima,kapan lagi dapet rejeki pagi-pagi buta."ucap Maman yang melihat Husein yang terlihat sungkan menerima pemberian Langit.
"Baiklah,terimakasih Mas Langit.Jangan sungkan kalau butuh apa-apa bisa datang ke rumah saya."ucap Husein dengan tulus.
"Iya Kang ." jawab Langit singkat.
Maman pun mempersilahkan Langit untuk istirahat.Segala keperluan Langit sudah di siapkan Maman dan istrinya atas intruksi Esih.
Setelah kepergian Maman dan Husein,Langit memasuki kamar tidur yang terlihat sederhana. Tidak seburuk yang ada di otaknya.Esih sangat cekatan untuk menyiapkan semuanya demi dirinya.Jendela kamar yang sudah terbuka membuat semilir angin pagi masuk dengan hembusannya yang menyegarkan pikiran.
Langit menatap pemandangan sawah yang ada di belakang rumah itu dan dapat di lihat dari kamarnya.Hamparan sawah memanjakan matanya membuat kesejukan otak dan pikirannya.
Langit membaringkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya sembari menikmati hembusan angin yang begitu sejuk.Tak terasa Langit terlelap dalam tidur nya.Karena memang perjalanan yang menyita waktu kurang lebih dari 10jam membuat tubuhnya lelah karena tak bisa tidur sepanjang perjalanan.
...****************...
Sementara di sebuah rumah di desa yang sama seorang gadis terlihat sibuk dengan persiapan nya untuk bekerja di salah satu konfeksi di daerah itu.
"Nazzz...!!" seru seorang wanita paruh baya mengetuk pintu kamar seseorang.
"Iya bik, sebentar !!" sahut gadis dengan penampilan sederhana dengan kacamata tebalnya.
Gadis itu bernama Nazia Zara berumur 22 tahun bekerja di konveksi di daerah nya sebagai tukang jahit.
"Pagi bibi,paman," ucap Naz saat bergabung dengan paman dan bibi nya untuk sarapan.
"Pagi Naz,cepat sarapan nanti telat." ucap sang bibi.
Nazia dengan cepat menuruti apa yang di perintahkan sang bibi.Karena kedua orang tua Naz sudah tidak ada kini dia tinggal bersama keluarga pamannya.
"Naz,gimana Rifki sudah bicara sama kamu soal pernikahan kamu?" tanya sang paman di sela-sela sarapan mereka.
Nazia dengan wajah yang sendu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Rokinah Mamasurya
hadir kak..grcap sayanya🤭🤭😘
2023-04-02
0
phiuphiu
mantap selalu semangat autor
2023-04-01
0