Happy reading....
Terdengar suara motor Andra yang datang, Alif segera menyambutnya riang. Sedangkan Nada masih sibuk memasak di dapur, jadi tidak sempat menyambut kedatangan Andra.
Jam sudah sore, sedangkan masakan Nada belum juga siap. Andra melangkah mengendap mendekati Nada yang masih sibuk di dapur.
"Sibuk banget Neng," goda Andra. sambil memeluk pinggang istrinya dan mendaratkan kecupan di kening Nada.
Nada hanya tersenyum simpul, melihat tingkah manja suaminya. Padahal Anaknya sudah 2, tapi masih saja manja.
"Udah gih mandi, bau asyem," ucap Nada tersenyum.
"Iih, sama-sama asyem nggak boleh mengejek loh," ucap Andra mencubit pipi Nada.
Tampak rona merah di pipi Nada, kemudian mendorong Andra untuk segera pergi. Melihat Nada yang tersipu malu membuatnya semakin semangat untuk menggodanya.
Sampai ...
"Ehemm, maaf mau lewat," ucap Laras, melewati Nada dan Andra.
Karena rumah mereka cukup kecil sehingga dapur bersandingan dengan kamar mandi, itupun hanya dapur minimalis. Sehingga tidak cukup banyak orang untuk berada di dapur.
Andra memutuskan untuk beristirahat di kamarnya sambil menunggu istrinya selesai masak, dia masuk ke kamar dan merebahkan tubuh lelahnya di kasur.
Hari ini cukup melelahkan, sekaligus memalukan. Sejak kapan ibunya bisa akrab dengan Kinanti. Bahkan kalau Andra ingat berapa Laras pernah mencemooh Kiananti dulu, dia pasti sudah tak mau menampakkan wajahnya di hadapan Kinan.
Semoga saja Ibunya tidak merencanakan sesuatu yang membuat sakit hati Nada. Dia sudah sangat muak dengan tingkah ibunya yang selalu kekanak-kanakan.
Nada melangkahkan kakinya menuju meja makan matanya terbelalak ketika melihat hidangan yang tersaji di meja tersebut.
Makanan itu bukan makanan hasil dari masakannya tadi siang, akan tetapi masakan warung yang terbilang cukup mewah
"Apa?" tanya Laras kasar.
"Ibu belanja banyak banget," ucap Nada.
"Yang jelas ini bukan uang dari kamu kan," jawab Laras.
"Lagian kamu mana bisa beli makan seenak ini," ledek Laras kembali sambil melempar pandangannya.
"Ibu saya tidak maksud begitu, tapi saya kan sudah masak,'' ujar Nada menjelaskan.
"Kan saya udah bilang, saya nggak mau makan makanan kamu!'' sewot Laras.
Mendengar pertengkaran di luar kamarnya Andra segera keluar dari kamar, sebenarnya tubuhnya sangat lelah ingin sekali dirinya istirahat.
Andra sangat kasihan kepada istrinya yang selalu direndahkan oleh ibunya sendiri. Dia melangkah mendekati Nada dan menuntunnya ke ruang tamu.
"Ayo sayang kita makan," ucap Andra mengajak Nada.
Andra segera mengambil masakan-masakan Nada yang sudah ia siapkan di meja, dan membawanya ke ruang tamu.
"Kita makan di sini saja ya, sayang. Panggil anak-anak kemari!" ajak Andra sambil menyedokan nasi ke piring Nada dan beberapa piring lain untuk anaknya Alif.
"Alif lihat nenek punya apa?" ucap Laras tidak mau kalah.
Mendengar neneknya memanggil namanya, Alif segera berlari menuju ruang makan. Betapa berbinarnya mata Alif saat ini, dia melihat makanan enak di hadapannya.
Ada ayam bakar, telur, ikan bakar, dan masih banyak menu lainnya yang pastinya Alif jarang memakannya.
Melihat ibunya yang sudah keterlaluan membuat Andra meninggikan nada suaranya.
"Sini makan sama ayah dan bunda," ucap Andra.
"Tapi Alif mau makan sama nenek yah di sini, makanannya enak loh," jawab Alif sudah duduk di meja makan.
"Anak kecil aja tahu, mana yang enak dan enggak, " ucap Laras dengan nada mengejek.
"Ayah, Bunda, kenapa makan di situ? Sini makan sama Alif sama nenek!" ajak Alif bersemangat.
"Iya Alif makan di sana ya, Ayah sama Bunda makan di sini,'' ujar Nada lembut, dan menyentuh tangan suaminya. Dia tau suaminya saat ini pasti sangat emosi melihat tingkah Ibunya.
"Zaskia minta makan di sini, sedangkan Ayah mau nyuapin Bunda gimana dong," ucap Nada mencoba menjelaskan situasinya agar Alif tidak salah paham.
Alif tipikal anak yang mudah tertekan, dia tidak bisa mengutarakan apa pendapatnya hanya mampu memendam masalah dan menyimpannya saja. Nada khawatir kalau dia mengira Ayah dan neneknya bertengkar karena dia.
"Oke kalau gitu Alif akan makan bersama Bunda dan Ayah," ucap Alif mengambil satu potong ikan bakar dan melangkah menuju bunda dan ayahnya.
Andra dan Nada saling bertatapan, dia tak menyangka kalau putranya akan melakukan hal demikian. Meninggalkan makanan yang sangat iya inginkan demi bersama Ayah, bundanya.
Tangan mungil Alif menyuap sesuap nasi ke mulut Nada, seketika mata Nada berkaca. Dia merasakan bahagia yang tak mampu di ungkap lewat kata.
"Bunda harus makan yang banyak, agar Bunda tetap sehat bisa ngurus Alif dan Zaskia," ucap Alif dengan senyum merekah.
"Kok Bunda doang, Ayah juga mau dong di suapin," ucap Andra memanyunkan bibirnya.
"Kan Ayah ada Nenek, sedangkan Bunda kan tidak punya siapa-siapa," tutur Alif.
Seketika mata Nada berkaca dan tak mampu membendung air matanya, tampak setitik air mata di ujung mata Nada.
Alif masih terlalu polos untuk mengartikan ucapannya, yang dia tahu hanyalah Laras Ibu dari Andra sedangkan Nada ibunya. Cukup jauh dan Nada adalah Ibu Alif sehingga Alif seolah menunjukkan bahwa dirinya bertanggung jawab atas ibunya.
"Tapi kan ayah juga Ayahnya Alif," ucap Andra protes.
"Udah ah, Ayah minta Nenek nyuapin Ayah aja. Alif mau nyuapin Bunda." ucap Alif bersih kukuh
"Loh, Bunda kok nangis sih?" tanya Alif menghapus tetesan air di ujung mata Nada.
"Bunda cuma kelilipan, udah di lanjutin makannya. Bunda mau makan sendiri,'' ucap Nada, mengambil piringnya.
"Ya sudah, Nenek mau mandi dulu, kalian lanjutkan makannya," ucap Laras melangkahkan kaki masuk ke dalam kamarnya dan sedikit membanting pintu.
Sebenarnya dia sangat ingin menjauhkan Alif dengan Nada. Akan tetapi entah mengapa Alif selalu menempel pada ibunya, yang paling Laras sebal adalah Alif selalu menuruti apa kata ibunya. Padahal dia bukanlah ibu kandung Alif.
Andra melempar pandangannya, dia tak mampu melihat pemandangan ini. Alif dengan perhatian menyuapi ibunya sedangkan Nada menyuapi Zaskia.
Andra merasa dirinya tidak bisa menjadi ayah dan suami terbaik bagi mereka, sedangkan mereka tumbuh dengan rasa saling menyayangi.
Lamunan Andra buyar saat tangan kecil Alif berada di hadapannya dengan sesuap nasi yang terselip suwiran Ikan bakar.
"Jangan marah Yah, yuk makan bareng. Alif suapin." ucap Alif tersenyum manis.
Andra membuka mulutnya lebar dan memakan nasi suapan Alif yang kecil, tampak mulut Alif yang melingkar.
"Mulut ayah besar sekali, untung tanganku nggak ke gigit," ucap Alif polos.
Semuanya terkekeh, keluarga kecil Andra menikmati makan malam. sesekali terdengar canda tawa dari mereka.
***
Beberapa saat kemudian Nada membereskan sisa-sisa makanan, dan mencuci piring. Setelah semuanya selesai Nada masuk ke kamar, tampak Alif dan Zaskia yang sudah tertidur.
Sedangkan suaminya masih sibuk menghitung pendapatannya hari ini.
"Maaf Dik, cuma segini."
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Elviraaprillia Vira
😢😢😢😢
2023-04-04
1
rhy_vt🌹
aq mewek bacanya, untung lagi gak puasa😭😭😭😭😭😭😭😭
2023-04-03
1