Wanita Masa Lalu

Happy reading....

Di tempat yang berbeda, ada Andra yang sedang duduk di sepeda motornya. dia menatap kendaraan yang berlalu lalang.

Tubuh Andra duduk di sepeda motor. tapi tidak dengan otaknya, isi kepalanya melayang-layang entah ke mana.

Jauh di dalam lubuk hatinya sangat merasa bersalah kepada sang istri. Sebenarnya Andra ingin sekali membuat istananya sendiri. Setidaknya mengontrak rumah untuk keluarga kecilnya.

Akan tetapi, Andra tidak tega kepada ibunya.

dirinya adalah anak sulung dari dua bersaudara, kakaknya sudah berkeluarga tetapi sudah menetap di luar pulau.

Ingin sekali Andra menyuruh kakaknya untuk pulang dan menggantikan posisinya. Sayangnya kakaknya di sana ekonominya juga masih sulit, sehingga tidak dapat untuk pulang ke tanah Jawa.

Tak lama kemudian ada seorang ibu-ibu yang meminta tolong untuk mengantarkan pergi ke suatu tempat, sepertinya ibu itu sedang ingin pergi ke pasar. Melihat tas besar yang dia tenteng.

Andra menyanggupi permintaan Ibu tersebut. Dia segera melajukan sepedanya dan membonceng Ibu menuju ke pasar.

Sesampainya di pasar Andra disuruh menunggu, karena memang Ibu tersebut akan memakai jasnya lagi untuk pulang.

Andra menunggu begitu lama di depan pasar, hingga matahari mulai sangat terik. Sudah beberapa jam dirinya menunggu, sayangnya Andra lupa tak meminta nomor ponsel ibu tersebut.

Andra terus menunggu, dia masih berpikiran positif, dan bersabar untuk duduk di teras toko. Di sana Andra melihat seorang anak kecil yang sedang memakan es krim, dirinya teringat dengan Putra dan putrinya, bahkan sedetik pun dia tidak pernah mengajak mereka jalan-jalan. walau hanya sekedar berkeliling entah ke mana.

Mata Andra tiba-tiba berkaca, "Maafkan ayah ya Nak, Ayah tidak bisa memberi kebahagiaan untuk kalian," ucap Andra putus asa.

Dirinya sudah berjuang keras. Akan tetapi kebutuhannya lebih besar daripada pemasukan. akhirnya keluarganya pun yang menderita.

Dia sangat bersyukur memiliki putra-putri yang tidak pernah menuntutnya, bahkan tidak pernah protes dengan apapun yang diberikan.

Waktu, kebahagiaan, uang, bahkan kasih sayang pun sangat jarang dia berikan. Anak kecil tersebut memakan es krim dengan riang, beberapa saat kemudian datanglah seorang laki-laki mungkin itu adalah ayahnya anak kecil tersebut.

Anak itu digendong kemudian tertawa riang,

Sedangkan Andra? dia lupa saat terakhir kalinya dia menggendong Alif.

Dia tidak pernah sesekali menggendong anaknya, jangankan bercanda gurau menemani mereka tidur saja Andra tidak pernah.

Andra selalu mengejar setoran, berangkat pagi dan pulang malam. Meskipun dia ojek online, akan tetapi dia terkadang nongkrong di warung makan untuk menjadi kurir warung tersebut.

Jadi meskipun aplikasi sepi, warung tersebut masih memberikannya uang untuk upah kurirnya. Dalam hatinya, Andra berjanji akhir bulan ini akan mengajak anak-anaknya jalan-jalan meskipun hanya sekedar di taman kota.

Tiba-tiba ponsel Andra berdering, terpampang nama sang istri di layar. Alis Andra mengkerut, tidak biasanya istrinya menelfon di jam seperti ini.

Andra segera menggeser tombol hijau, takutnya ada sesuatu yang penting.

"Ya halo, ada apa dek?" tanya Andra.

"Ayah, ini aku Alif," ucap Alif riang.

"Ada apa, nak? Tumben telepon ayah?" tanya Andra.

"Ayah sudah makan belum?" tanya Alif penuh perhatian.

"Sudah sayang," dusta Andra. Bahkan Andra belum makan sejak tadi pagi. Suasana pagi tadi tak mendukungnya untuk sarapan.

"Aku sudah makan yah, aku mau cerita," ucap Alif riang.

Melihat putranya yang sangat bahagia membuat Andra penasaran dengan ceritanya, tidak pernah dia mendengar putranya sebahagia ini sebelumnya.

"Apa? Coba cerita sama ayah," ucap Andra semakin penasaran.

"Tadi Alif sekolah sendiri lho yah, bunda tidak mendampingi Alif,'' tutur Alif tertawa riang.

"Wah jagoan Ayah sekarang sudah besar ya, sudah berani sekolah sendiri!'' seru Andra memuji putranya.

"Aku janji tidak akan meminta bunda untuk menemani lagi, asalkan bunda memberikanku hadiah," ucap Alif masih dengan semangat menggebu-gebu.

"Iya sayang, memangnya Alif mau apa?" tanya Andra.

"Minta sepatu yah. Bunda udah janji akan membelikannya akhir bulan ini,'' adu Alif.

"Baiklah sayang, ya udah kalau gitu Alif sekolah yang pinter ya. Ayah akan lanjut bekerja," ucap Andra berpamitan dan menutup sambungan.

Mendengar putranya begitu bersemangat membuat Andra semakin merasa bersalah, punya uang dari mana istrinya. Padahal dia memberikan uang belanja hanya cukup untuk makan sehari-hari. bahkan bila diperhitungkan, itu sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Andra akui istrinya sangat pandai mengelola keuangan. meskipun Andra memberikan uang yang bisa dibilang kurang. Tapi kebutuhannya selalu terpenuhi.

Makanan tetap tersaji meskipun lalu seadanya, Andra cukup bersyukur untuk itu hal ini, yang membuat Anda sangat bingung. Kenapa ibunya tidak bisa menerima istrinya dengan lapang dada?

Lucunya, malah Ibunya yang selalu menuntut ini itu kepada Andra. Terkadang Andra berpikir keras, mengapa ibunya tidak bisa seperti orang tua pada umunya?

Ibunya tidak bisa sedikit mengerti posisinya saat ini, tidak mudah di era seperti ini mencari uang sedangkan ibunya hanya bisa menghambur-hamburkan uang.

Yang lebih parahnya lagi, saat ini Andra di tipu oleh seorang ibu-ibu tadi. Dirinya hanya bisa berlapang dada dan melajukan motornya meninggalkan emperan toko.

Dia melaju ke warung tempat biasanya dia mengais rezeki yang lain, waktunya sudah terbuang sia-sia untuk menunggu ibu-ibu yang menipunya.

Beberapa saat kemudian sampailah Andra di sebuah warung. Kedatangan Andra disambut baik oleh pemilik warung tersebut. Dan yang membuat Andra terkejutnya adalah sang Ibu sudah duduk manis di sana.

"loh Ibu kok di sini?" tanya Andra terkejut.

"Kenapa? Emang salah kan Kinan yang nyuruh ibu ke sini," ucap Laras penuh semangat.

Ya, pemilik warung itu adalah Kinanti. Dia adalah teman sebayanya dulu. Dia membuka warung makan dan memiliki banyak pelanggan tetap.

Dulunya memang Andra dan Kinanti memiliki hubungan dekat. Akan tetapi itu sudah lama, tepatnya saat mereka berseragam putih abu-abu.

Padahal saat itu ibunya sangat menentang keras hubungan mereka, hanya karena Kinanti adalah seorang anak pemilik warung kecil.

Siapa sangka roda kehidupan berputar begitu cepat, sekarang giliran keluarga Andra yang dibawah sedangkan Kinanti melambung di atas Awan.

Hasil kerja keras Kinanti membawa warung tersebut ke puncak kesuksesannya, warungnya banyak sekali pengunjung bahkan banyak juga pesanan lewat aplikasi online-nya ini. Itu yang membuat Andra menawarkan diri menjadi Driver online nya.

Kedekatan Ibunya dan Kinanti membuat Andra sangat khawatir. Istrinya belakangan ini bercerita kalau Laras selalu membanding-bandingkannya dengan Kinanti. Sebenarnya istrinya tidak ingin tahu lebih jauh siapa itu Kinanti. akan tetapi dia kecewa karena pengorbanannya tidak begitu dihargai oleh Laras.

Padahal Nada sudah berjuang keras untuk menyetabilkan ekonomi keluarga dan sebisa mungkin mengurus rumah dengan baik.

BERSAMBUNG......

Terpopuler

Comments

Elviraaprillia Vira

Elviraaprillia Vira

mertua yang tidak pandai bersyukur 🙁🙁🙁

2023-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!