Pak Dosen Itu Suamiku
Sepulang kuliah Nada terkejut dengan tamu yang ada di rumahnya. Jelas saja dia tidak amnesia dengan sepasang suami-istri yang tersenyum manis kepada dirinya. Dia adalah ibu Maryam dan pak Subha. Tiga tahun lalu pasangan suami-istri itu telah mengkhitbah darinya untuk anak semata wayangnya, Arshaka Maulana Ibrahim.
"Masya Allah, calon mantu udah pulang. Sini dulu, Nak." Tangan Maryam memberi isyarat untuk Nada agar duduk disampingnya.
Setelah menyalami tamu istimewa, Nada pun langsung duduk disamping Maryam. "Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu dan kuliah kamu, Nak? Sekarang sudah masuk semester berapa. Ibu sampai lupa," tanya Maryam dengan rasa bahagia karena bisa melihat Nada kembali, setelah hampir satu tahun tidak bertemu. Terakhir Maryam bertemu Nada saat kelulusan Nada dan setelah itu mereka tidak saling bertemu lagi karena Maryam pulang ke kotanya.
"Alhamdulillah, kabar Nada baik, Tan. Sekarang Nada baru masuk semester ke 2. Tante sendiri bagaimana kabarnya?" tanya Nada dengan canggung.
Dipanggil dengan sebutan Tante, Maryam langsung mengerucutkan bibirnya. Wanita itu merasa tidak terima saat dipanggil Tante oleh Nada. "Kok Tante, sih?" protesnya.
Merasa ada yang salah dengan ucapannya, Nada hanya nyengir. Jika tidak mau dipanggil Tante, lalu dipanggil apa?
"Panggil ibu. Kan sebentar lagi jadi mantu." lanjut Maryam.
Nada semakin canggung. Bahkan lidahnya terus kelu untuk memanggil ibu pada calon mertuanya.
"Gak usah canggung begitu. Bentar lagi kamu akan terbiasa kok. Oh iya bagaimana perlakuan Shaka sewaktu di kampus? Pasti senang sekali selalu diperhatikan sama dosennya sendiri kan? Ah, ibu jadi keinget masa muda ibu sama bapak dulu. Tapi dulu ibu yang jadi Dosennya, dan bapak kamu ini jadi mahasiswanya." Maryam bercerita dengan kehebohannya sendiri, membuat Nada menelan kasar salivanya.
"Ya Allah Nada kenapa bisa beda sama anaknya ya? Ibunya super heboh seperti ini tapi anaknya, masyaallah kayak kulkas dua pintu." Batin Nada saat membedakan antara anak dan ibu yang terlihat bertolak belakang.
"Bu!" Pak Subha selaku suami Maryam menegur istrinya untuk menjaga imagenya.m
"Ah, maaf. Ibu sampai lupa tempat." Maryam hanya nyengir saat ditegur oleh suaminya.
Hampir satu jam lamanya pasangan suami istri itu berbincang dengan Nada dan keluarganya untuk membicarakan lebih lanjut tentang pernikahan Shaka dan juga Nada.
Nada tidak akan terkejut lagi dengan pembahasan para orang tua, karena sebelumnya memang sudah pernah dibicarakan tetapi saat itu Nada meminta waktu untuk bernafas terlebih dahulu. Dan orang tua Shaka memberikan waktu 1 tahun untuk Nada. Bukankah kedua orang tua Shaka sudah sangat baik?
Dan akhirnya dari sebuah kesepakatan pernikahan akan dilakukan bulan depan. Sedikit Nada tidak merasa keberatan karena jauh hari dirinya telah di khitbah. Itu artinya Nada sudah setuju untuk menikah dengan Shaka kapan saja.
*
*
Sesampainya di dalam kamar Nada langsung menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur. Hari ini rencananya Nada ingin pergi ke bioskop, namun dengan kedatangan calon mertuanya akhirnya dia gagal untuk menonton film seru yang baru saja tayang di bioskop.
"Ya Allah, gini amat sih hidupku. Gagal nonton, deh! Mana pernikahan juga dipercepat jadi bulan depan lagi!" gerutu Nada sambil membuang napas kasarnya.
Baru saja ingin memejamkan mata, notifikasi di ponsel Nada berbunyi. Karena Nada sedang kesal tak bisa menonton, dia pun memilih untuk mengabaikan pesan yang masuk. Sudah bisa ditebak itu pesan dari dua orang sahabatnya yang sedang menonton tanpa dirinya.
"Dasar sahabat gak berakhlak! Bisa-bisanya mereka nonton berdua tanpa aku. Sahabat macam apa itu!" Nada menggerutu lagi.
Semakin didiamkan, semakin terus berbunyi notifikasi di ponsel. Dengan rasa kesal, Nada langsung mengambil ponsel yang berada didalam tasnya untuk dimatikan, karena sat ini dirinya sedang tidak ingin di ganggu. Namun, sekilas Nada melihat nama yang mengambang di layar ponselnya bukanlah nama sang sahabat, melainkan nama Dosennya.
"Pak Shaka?" Nada langsung menutup mulutnya dengan rapat.
Perlahan Nada mulai membuka pesan yang telah dikirim oleh Shaka. Nada mengira jika itu adalah pesan penting, namun nyatanya hanya spam hingga berpuluh kali.
"Nih maksudnya apa coba. Pakai acara spam segala!"
[ Nad, apa yang dikatakan Bapak sama ibu tadi? ]
Semua pesan paling atas. Namun, karena Nada tidak membalas Shaka langsung mengirim spam.
[ Jawab Nad! ]
[ Jawab Nad! ]
[ Jawab Nad! ]
Begitulah spam dari Shaka yang jumlahnya lebih dari sepuluh.
Nada langsung menggelengkan kepalanya dengan pelan seraya membuang nafas kasarnya. "Dih, apaan sih pakai spam segala! Dasar Dosen kulkas!" rutuk Nada.
Tak ada sedikitpun niat Nada untuk membalas pesan Shaka. Padahal jika ingin tau apa yang dikatakan oleh orang tuanya, Shaka bisa bertanya langsung kepada bapak dan ibunya. Toh keduanya juga pulang ke rumah Shaka.
[ Nada, balas pesan saya atau nilai kamu aku beri C ]
Nada melebarkan bola matanya saat membaca pesan yang baru saja dikirimkan oleh Shaka. Bagaimana bisa dosen kulkas itu mencampur adukkan masalah pribadi dengan masalah di kampusnya. Nada tidak terima saat mendapat ancaman dari Shaka.
"Dasar Dosen kulkas bisanya cuma ngancem terus! Lagian apa susahnya sih langsung bertanya sama bapak dan ibunya. Heran deh!"
Meskipun mendumel, pada akhirnya Nada langsung membalas pesan Shaka.
[ Jika Pak Shaka ingin tau, tanyakan saja sama bapak dan ibunya Pak Shaka, jangan ngancem saya! Saya sedang sibuk, jangan ganggu saya ]
Diseberang sana seorang dosen yang masih mengisi kelas, langsung meletakkan kasar ponselnya di atas meja, membuat beberapa mahasiswa tertuju padanya.
Seorang dosen dengan julukan dosen kulkas, karena selalu serius dan sulit untuk diajak bercanda. Dosen kulkas itu tidak akan segan untuk menghukum para mahasiswa yang sering datang terlambat saat kelasnya sedang berlangsung. Bahkan sampai juga ada yang tidak boleh mengikuti kelasnya jika terlambat. Dengan peraturan yang telah dibuat, tak satupun mahasiswa yang berani datang terlambat saat sedang berada di kelasnya. Dia adalah Arshaka Maulana Ibrahim. Kata orang yang belum mengenal Shaka, dia adalah pria sejuta pesona. Namun, nyatanya setelah mengenal banyak yang mengatakan dia adalah beruang kutub Utara.
"Kelas ini sampai disini dan persiapan presentasi untuk Minggu depan. Jangan sampai ada yang mangkir jika tidak ingin mendapatkan nilai C!" kata Shaka saat membubarkan kelasnya.
Bukannya senang kelas dibubarkan, sebagian dari mahasiswa malah merasa tertekan karena harus menyiapkan presentasi lagi untuk Minggu depan. Tiada hari tanpa tugas, begitulah ungkapan yang sering diucapkan oleh para mahasiswa yang kenyang akan tugas dari dosen kulkas.
Sebenarnya apa yang dibicarakan bapak dan ibu di rumah Nada. Mengapa tiba-tiba datang hanya untuk menemui keluarga Nada. Apakah ada yang salah? Apakah perjodohan ini gagal? Tidak bisa! Nada sudah aku ikat. Dia tidak boleh lari! Tak hentinya Shaka menerka-nerka apa yang telah dilakukan orang tuanya di rumah Nada.
~BERSAMBUNG~
Halo Assalamualaikum, selamat datang dan membaca karya receh Author remahan ini Semoga kalian terhibur, ya. 💜 Jangan lupa tinggalin jejaknya dong, biar gak sepi kayak kuburan 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🦅ᴮᵀ⃝☽⃟☾fítrí
maaf baru mampir lg di tunggu up nya lg
2023-04-01
0
Pujiyati Astuti
pasti bakalan seru ni cetitanya pak dosen dan mahasiswinya,,,,
2023-04-01
1
Febri
lanjut kak
2023-04-01
3