Sesampainya di rumah Nada, keduanya telah ditunggu oleh para orang tua yang sejak tadi sudah sibuk memilih gaun yang cocok untuk dikenakan saat pesta pernikahan nanti. Dan berhubung saat ini kedua calon pengantin sudah datang, para orang tua pun langsung menyerahkan katalog kepada Shaka dan Nada. Dua orang yang baru saja duduk saling bersitatap dengan heran.
"Ayo cepat pilih, biar ibu langsung pesan karena hari ini sedang ada diskon!" kata ibu Shaka.
"Ini apa, Bu?" tanya Nada dengan heran.
"Aduh Nada .... ini tuh gaun pengantin yang akan kalian gunakan di acara resepsi pernikahan kalian nanti. Gimana sih, gitu aja enggak tahu?" protes Maryam—ibunya Shaka.
"Tapi Bu, kita berdua udah sepakat kalau pernikahan kita itu dilakukan sederhana aja. Gak perlu mewah-mewah, yang penting sah," kata Nada kembali.
"Itu kan kesepakatan kalian berdua, bukan kesepakatan dengan orang tua. Ibu udah sewa gedung yang paling besar untuk acara pernikahan kalian Minggu depan. Shaka ini anak tunggal, jadi pesta itu wajib harus diadakan," balas ibunya Shaka.
"Tapi Bu—" Shaka ingin mengomentari tetapi sudah dipotong oleh ibunya.
"Gak ada tapi-tapian. Toh resepsi ini akan diadakan di Surabaya. Jadi tenang aja pernikahan kalian tidak akan ada yang tahu. Lagian jika ada yang tau pun juga enggak apa-apa. Kan kalian nikahnya secara sah dimata negara dan agama. Lagian ini bukan kecelakaan, ngapain harus disembunyikan."
Kini tak ada lagi kata yang bisa mengomentari apa yang dikatakan oleh ibunya Shaka, termasuk orang tua Nada. Mereka hanya ngikut bagaimana baik saja, yang penting anak mereka menikah secara sah.
*
*
Hari demi hari berlalu begitu saja. Tak terasa waktu 2 minggu itu berjalan dengan sangat cepat. Siapa yang menyangka jika sebentar lagi status Nada akan segera berubah menjadi seorang istri dari Arshaka Maulana Ibrahim.
Detak jantung Nada terus berdetak tidak menentu saat sedang di rias oleh seorang MUA. Bahkan Nada tak sanggup untuk menatap dirinya sendiri dalam pantulan cermin yang ada di hadapannya.
"Sudah selesai belum?" tanya seorang pria yang masuk ke dalam kamar Nada. Dia adalah Dani—kakaknya Nada.
Mendengar suara yang tidak asing Nada pun langsung mendongak untuk menatap pria yang berjalan mendekat ke arahnya.
"Mas Dani," ucap Nada dengan penuh keterkejutan. Bagaimana tidak kakaknya yang sedang bekerja di pulau Sumatera kini hadir didepan mata untuk menyelesaikan pernikahannya. Rasa haru menyelimuti hati Nada.
"Wah, cantik sekali kamu Nad!" puji Dani saat melihat penampilan sang adik yang telah selesai di rias. "Ngomong-ngomong selamat menempuh hidup baru adikku sayang. Setelah ini akan ada banyak tanggung jawabmu sebagai seorang istri," lanjut Dani lagi.
"Iya Mas. Nada tahu. Mas Dani kapan pulang? Katanya Mas Dani enggak bisa pulang?"
"Hehe ... itu hanya bualan saja. Mana mungkin aku tidak pulang untuk menyaksikan acara sakral adikku ini. Tentu saja aku pulang."
Tak berapa lama ibu Nada masuk kedalam kamar untuk memastikan apakah calon pengantinnya sudah siap atau belum, karena sebentar lagi acara sudah akan dimulai. Melihat anak bungsunya yang terlihat sangat cantik, ibu Nada pangling. Wanita itu hampir tidak bisa mengenali anaknya sendiri.
"Masyaallah, Nada. Kamu cantik sekali, Nak," puji ibunya.
Nada hanya tersenyum tipis. Jika semua orang mengatakan dirinya sangat cantik setelah dirias, lalu apakah selama ini dirinya tidak cantik? Tapi di hari bahagianya ini Nada tidak ingin membahasnya. Masih ada waktu lain untuk membahas masalah itu.
"Kalau udah siap ayo keluar udah ditungguin sama Pak penghulu dan juga Nak Shaka," lanjut ibunya lagi.
Dengan langkah pelan, Nada keluar dari kamarnya yang dituntun oleh ibu dan kakaknya.
Di depan sana sudah ada Pak penghulu, bapaknya dan juga Shaka yang sudah menunggu kedatangan Nada. Kini semua mata tertuju pada satu titik saat calon pengantin wanita tengah berjalan mendekat ke meja penghulu.
Shaka tak berani untuk menatap Nada yang telah duduk disampingnya. Mencium aroma parfum saja sudah membuat detak jantungnya berdebar, apalagi jika harus melihat wajahnya.
Tenang Shaka. Kamu tidak boleh gugup. Jaga imagemu. Jangan membuat malu diri sendiri didepan umum seperti ini. batin Shaka dengan keringat dingin yang sudah mengucur di pelipisnya. Berulang kali Shaka menyapunya dengan tisu yang telah disediakan diatas meja.
"Jangan gugup," bisik Dani yang telah duduk dibelakang Shaka.
Kepala Shaka mengangguk dengan pelan. Dia harus tenang, tidak boleh gugup. Tak berapa lama penghulu bertanya kepadanya apakah dia sudah siap atau belum. Dengan mantap Shaka menjawab sudah. Karena Shaka sudah siap pak penghulu pun mulai menjabat tangan Shaka karena bapaknya Nada mewakilkan pak penghulu untuk menikahkan putrinya.
Dengan bacaan istighfar sebanyak tiga kali sarta kalimat syahadat, pak penghulu pun langsung melafalkan ikrar ijab kepada Shaka.
"Bismillahirrahmanirrahim ... Arshaka Maulana Ibrahim bin Subha saya nikah dan kawinkan engkau dengan seorang perempuan bernama Nada Irama binti Hamzah yang mana ayah wali kandungannya telah mewakilkan kepada saya dengan mahar tersebut dibayar tunai."
"Bismillahirrahmanirrahim ... Saya terima nikah dan kawinnya Nada Irama binti Hamzah dengan mahar tersebut dibayar tunai."
Suara yang terdengar begitu keras dan lantang hampir memenuhi seluruh ruangan.
"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya pak penghulu.
"Sahh .... " Suara serentak pun menggema.
"Alhamdulillah."
Setelah ijab kabul dinyatakan sah, Nada yang saat ini sudah menjadi istri Shaka segera mencium tangan Shaka sebagai bentuk baktinya dan hormatnya seorang istri pada suami. Begitu juga dengan Shaka yang mencium kening Nada sebagai bentuk kasih sayang yang akan dilimpahkan pada Nada sebagai istrinya.
Setelah melewati serangkaian acara akad akhirnya kedua mempelai sudah bisa beristirahat. Satu persatu tamu yang datang sudah mulai membubarkan diri, terlebih hari juga sudah larut.
Acara pernikahan sesuai dengan keinginan Nada yang sederhana, tetapi masih ada hari esok untuk melanjutkan acara resepsi di Surabaya rumah orang tua Shaka. Dalam acara akad yang telah berlangsung tak ada satupun teman Nada yang datang karena Nada sengaja tidak memberitahu jika hari ini dirinya menikah dengan Shaka, dosen kulkasnya.
Nada yang sudah membersihkan diri langsung naik ke atas tempat tidur. Badannya terasa lebih segar karena baru saja diguyur dengan air dingin. Namun, saat dia hendak menarik selimutnya, matanya langsung membulat dengan lebar saat Shaka masuk kedalam kamarnya. Dan tanpa rem berjalan ketempat tidur. Dengan cepat Nada segera memakai kerudungnya lagi.
"Astaghfirullahaladzim," pekik Nada.
"Pak Shaka mau ngapain?" tanya Nada dengan heran
"Mau tidur. Geser!"
"Enggak mau! Ini kamar aku!"
"Meksipun ini kamar kamu, tapi kamu istri aku. Jadi aku akan tidur disini."
Nada hampir lupa jika dia baru saja menikah dan ini adalah malam pertama tidur bersama dengan suaminya.
"Astaghfirullahaladzim, ternyata bukan mimpi!" Nada pun langsung merebahkan tubuhnya ke tempat tidur dengan kasar.
...~BERSAMBUNG~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Pujiastuti
tiba² nada hilang ingatan kalau sudah punya suami 😁😁😁😁
lanjut kak tetap semangat upnya
2023-04-03
2
lanjut kak
2023-04-03
2
🦅ᴮᵀ⃝☽⃟☾fítrí
ada2 saja sampe lupa segala
2023-04-03
1