Bab. 3. 6 Februari

Waktu trus berganti tanpa bisa dihentikan. Hari ini tepatnya tanggal 6 Februari, Sekar mendapatkan pesan dari WhatsApp. Bahwa hari ini adalah jatuh tempo pembayaran di salah satu pinjaman online.

Namun setelah ia cek diaplikasi, tidak ada jadwal pembayaran. Sekar mengerucutkan kening. Ia mencoba berfikir bagaimana bisa ada seorang oknum yang mengatasnamakan DC dari pinjaman online dan menagih dengan kata-kata yang kasar sementara ia tidak memiliki pinjaman pada aplikasi tersebut.

Sekar mengabaikan pesan-pesan dari oknum tersebut, ia tetap fokus bekerja. Akar tidak terganggu Sekar mengaktifkan mode senyap pada ponselnya.

Setelah istirahat, Sekar segera makan siang dan segera beristirahat untuk memulihkan tenaganya agar ia bisa bekerja kembali.

Saat ia tengah beristirahat, ia mengambil ponselnya dan memeriksa pesan yang masuk. Alangkah terkejutnya Sekarang ada begitu banyak nomor tak dikenal mengirimkan pesan atau melakukan panggilan tak terjawab.

Perlahan Sekar membaca satu persatu pesan, dari nomor-nomor tak dikenal tersebut. Semua berisi kata-kata kasar, bahkan nama binatang-binatang juga tak lepas dari absen mereka.

Ancaman, dengan alasan jika tidak segera membayar tagihan tersebut maka data pribadi Sekar akan disebar luaskan bahkan pelaku ada yang mengancam dengan mengedit foto Selfi Sekar dan memasukkan ke sebuah situs porno.

Tak cukup sampai di situ semua nomor kontak yang ada di ponsel Sekar telah mereka kantongi. Sekar tak bisa berkata apa-apa lagi hanya air matanya yang menetes sebagi bukti bahwa jalan hidupnya begitu sangat berat.

Waktu menunjukkan pukul 13.00 waktu setempat. Hal itu menandakan bahwa Sekar harus kembali bekerja setelah istirahat.

Sekar menghapus air matanya, menata hatinya yang kacau dan menonaktifkan ponselnya. Untuk sementara Sekar harus meninggalkan masalah teror dari oknum-oknum yang mengatasnamakan DC dari pinjaman online.

Ia harus bisa fokus dengan pekerjaannya. Ia tidak ingin jika apa yang menimpa dirinya akan berdampak buruk terhadap pekerjaannya. Ia harus tetap bekerja demi keluarga yang berada dalam tangung jawabnya.

Sekar kembali bekerja sampai saat pulang tiba. Ia segera pulang, ia ingin segera terbebas dari semua teror dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab itu.

Seandainya bisa, ia ingin sekali mengulang kembali peristiwa yang terjadi. Seandainya bisa ia tidak ingin terjerat dalam pinjaman online ini.

Tapi alah daya semua telah terjadi, ia ingin berlari namun kemana tempat yang akan ia tuju. Apakah dengan lari semuanya akan berakhir ?.

Sekar berjalan dengan gontai, semua ucapan kasar, ancaman-ancaman, bahkan video porno yang digunakan untuk mengancam Sekar semua terbayang dengan jelas dalam ingatan Sekar.

Rasa takut, tertekan dan depresi tentu saja Sekar alami, ia sudah begitu terbebani dengan semua tanggung jawab yang ada dipundaknya. Kini bertambah berat pula bebannya dengan ancaman dan teror dari DC pinjaman online.

"Bu, apakah ibu sakit ?" tanya Farel saat melihat Sekar pulang dengan tampang yang sangat menyedihkan.

"Tidak, ibu baik-baik saja, ibu hanya merasa sangat lelah dan ingin beristirahat sebentar." jawab Sekar menutupi apa yang sebenarnya terjadi.

Sekar segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu ia berbaring sejenak, berniat untuk mengurangi rasa lelah yang ia alami. Mencoba melupakan apa yang baru saja terjadi.

Dengan sabar, Farel menemani Sekar yang sedang beristirahat di kamar. Ia melihat ponsel di dekat Sekar yang berkedip-kedip karena panggilan dari seseorang.

"Bu, ponselnya berkedip mungkin ada telpon dari teman ibu." ucap Farel pelan karena takut mengganggu sang ibu.

"Iya nak biarkan saja, ibu mau beristirahat sebentar, kau pergi bermainlah di depan, nanti jika adik pulang bangunkan ibu." ucap Sekar tanpa membuka matanya.

"Baik Bu." ucap Farel kemudian berlalu meninggalkan Sekar.

Setelah Farel pergi, perlahan Sekar membuka ponselnya. Masih sama panggilan dari nomor-nomor tak dikenalnya dan begitu banyak pesan teror dan caci maki dari DC pinjol.

Sekar dimaki dan dicaci maki dengan kata-kata yang kasar, bahkan ia juga diancam akan segera menyebarkan video porno yang sudah diedit dengan foto dirinya.

Sekar berusaha tenang, ia menata hati, menarik nafas dalam-dalam kemudian ia bangkit dan membuatkan minuman untuk suaminya.

Tak lupa ia menyiapkan makan malam mereka dengan lauk seadanya. Meskipun ia berusaha melupakan masalah yang baru saja ia hadapi namun tetap saja ia tidak mampu.

Terlebih ancaman akan video porno tersebut sangat menggangu hati dan pikirannya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi suami dan para kerabat serta orang-orang terdekatnya nanti.

Tapi sekarang apa yang bisa Sekar lakukan ? ia tidak bisa berbuat banyak, karena saat ini ia benar-benar tidak mempunyai uang untuk membayar tagihan dari DC pinjol tersebut.

Jangan untuk melunasi hutang pinjol, untuk makan besok saja Sekar harus mencari terlebih dahulu baru bisa untuk makan.

Lagi-lagi Sekar hanya bisa menarik nafas dalam-dalam. Ia tidak ingin membebani pikiran Farel dan ia tidak ingin anaknya yang masih bayi terkena imbas dari semua masalah ini.

Sekar mencoba menelan semuanya sendiri, meskipun entah sampai kapan ia mampu menutupi masalah ini dari keluarganya.

Namun satu hal yang pasti, ia tidak ingin kedua anaknya terkena dampak dari hal-hal negatif terkait pinjaman online ini.

Nasi sudah menjadi bubur, tidak banyak yang bisa Sekar lakukan saat ini. Ia berharap ada sebuah keajaiban yang bisa menolong dirinya dari semua ini.

Setelah selesai menyiapkan semuanya Sekar memanggil Farel, agar menemani sang ayah makan. Sementara Sekar menjemput anaknya yang masih bayi ketempat salah satu tetangganya yang ia percaya untuk menjaga bayinya.

Seperti biasanya, setelah selesai makan Sekar menyiapkan obat-obatan untuk suaminya. Sambil menggendong anaknya.

"Ibu baik-baik saja ?." tanya Faris yang melihat wajah sang istri.

"Ibu baik baik-baik saja." jawab Sekar dengan singkat.

"Ya sudah jika ibu belum bisa berbagi. Maafkan ayah karena sampai saat ini ayah belum bisa membahagiakan kalian." ucap Faris.

Sekar hanya tersenyum menanggapi ucapan dari sang suami. Ia kemudian menemani Farel yang sedang asik mewarnai.

Sambil menemani anak-anaknya Sekar mengganjal perutnya. Ia harus tetap makan agar ia tidak sakit. Ia harus kuat demi kedua anaknya. Ia harus sehat agar bisa menjemput rezeki bagi keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.

Sekar melihat wajah kedua anaknya secara bergantian. Terbayang dimatanya bagaimana nasib kedua anaknya jika ia di penjara gara-gara tidak mampu membayar tagihan pinjol tersebut.

Tak terbayang alangkah sedih dan malunya Farel, saat ia harus melihat sang ibu menjadi seorang tahanan. Pasti ia akan menjadi bahan hinaan oleh teman-temannya.

Terpopuler

Comments

Zaqian Laili

Zaqian Laili

Di tunggu episode berikutnya

2023-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!