“Kakak, bersihin badan dulu. Aku mau gorengin Kakak lumpia.” Hana beranjak ke dapur. Ia menghampiri kulkas dan mengambil kotak besar berisi lumpia yang sudah ia buat tadi siang.
Hi ... Hi ... Hi ...
Hana tertawa senang di dalam hatinya.
Kakak tunggu balasanku. Kakak sudah kerjain aku. Sekarang aku kerjain kakak balik.
Sementara itu di kamar.
Joshua mulai membersihkan dirinya. Walau baru sehari ia berada di rumah Hana tetapi ia merasa sudah menjadi bagian dari keluarga Hana. Ayah Hana menerimanya dengan baik. Ibu Hana juga.
Joshua keluar dari kamar mandi dengan berbalutkan handuk di pinggangnya. Hana melihat six pack di perut Joshua. Ia heran.
“Kakak punya six pack? Setahuku perut Kakak itu one pack.” Hana mendekati Joshua. Ia berusaha mencubit tetapi gagal. Keras.
“Kamu nggak suka aku punya six pack?”
“Aku suka. Tapi aku nggak bisa cubit perut Kakak lagi. Ah! Aku baru aja goreng lumpia kesukaan Kakak." Hana mengambil piring berisi lumpia. "Dimakan mumpung masih hangat. Habis makan ini Kakak boleh makan aku."
Joshua menggigit lumpia. Pandangan Hana tak lepas dari Joshua.
Rasain. Rasakan. Aku sudah kasih banyak lombok di lumpianya. Kakak pasti kaget. Hana tertawa dalam hatinya membayangkan Terius yang kepedesan.
Tetapi tidak ada reaksi dari Joshua. Ia memakan dengan lahap lumpia yang isinya sangat merah itu itu. Seperti tidak ada apa-apa.
"Lumpianya enak."
Hana cuma bisa bengong saat Joshua mengambil lumpia keduanya. Apa aku salah goreng?
Hana mengambil lumpia gorengannya dan memakannya. Satu gigitan ia sudah kepedesan. Hana segera meminum air.
Kakak sekarang bisa makan lombok? Aneh. Dulu cuma cara ini aja aku bisa membalas prank Kak Te.
Hana tak kehilangan akal. Ia mengambil klepon isi wasabi dan memberikannya ke Joshua. “Dicoba Kak. Tadi aku belajar sama bibi buat klepon.”
Joshua malah asyik memakannya. “Ini klepon rasa baru ya? Pedes pedes enak.”
Hana bingung lagi. Prank-nya gatot. Gagal Total.
Kok reaksi kakak normal-normal aja? Malah doyan.
Joshua lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya. Padahal seharusnya ia bisa saja berganti pakaian di depan Hana. Tetapi ia masih merasa malu.
Saat Joshua keluar dari kamar mandi, ia sudah disuguhi pemandangan yang membuat wajahnya memerah. Hana sudah berbaring di ranjang dengan lingerie seksinya.
“Kak. Sekarang waktunya Kakak menikmati main couse-nya,” ucap Hana dengan tangan yang bergerak dari ujung kepala sampai ujung kakinya.
Joshua ingin lari. Tapi ia juga lelaki. Nalurinya menyuruhnya untuk mendekati Hana. Tubuh Hana terlalu menggoda untuk tidak dijamah.
Joshua mencium bibir Hana. Pakaian yang baru saja ia kenakan sudah tergeletak tak beraturan di lantai. Begitu juga dengan pakaian Hana yang kurang bahan itu.
Sekarang mereka berdua sama-sama polos. Suhu tubuh mereka meningkat seiring gairah yang menjalar ke seluruh tubuh.
Joshua hendak ... tetapi ia tersadar. Hati nuraninya mengingatkan dirinya. Tidak boleh seperti ini. Aku dan Hana belum menikah walau faktanya aku berperan sebagai Terius, suaminya. Ini dosa.
Joshua berhenti. Ia langsung menuju ke kamar mandi. Melepas apa yang hendak ia lepaskan ke dalam Hana. Hampir saja aku berbuat dosa.
Sedangkan Hana hanya bisa bertanya-tanya di dalam hatinya. Apa kakak nggak suka dengan tubuhku? Apa karena aku agak kurusan karena nggak nafsu makan akhir-akhir ini?
Joshua keluar dari kamar mandi. Ia sudah menyiapkan alasan. Semoga Hana percaya.
“Kakak nggak suka denganku?” Mata Hana berkaca-kaca.
“Aku suka. Tetapi hari ini tidak bisa,” jawab Joshua.
“Kenapa? Hari ini hari suburku. Peluang aku hamil itu cukup tinggi.”
“Aku ...”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments