Aris melotot menatap Anna yang masuk rumah sedetik setelah mamanya masuk.
"Kamu kemana aja hah?! Lelet sih!! Tuh liat mama jadi kehujanan"bentak Aris.
Anna hanya bisa menunduk memegang payung yang ia bawa yang tak terpakai. Sang mama membelanya dengan bilang kalau ia nebeng payung dengan ibu dari rumah sebelah berharap Aris tak marah-marah terus.
"Udah gak apa-apa, hujannya gak gede ini"kata mama.
"Gak gede dari mana?! Liat tuh diluar!"tunjuk Aris keluar jendela menunjuk keluar yang sedang hujan angin sangat besar, Aris membentak tapi bukan ke mamanya tapi adiknya yang tak berguna.
"Udahlah males ngebilanginnya juga"kata Aris terkahir naik kelantai dua kekamarnya.
Sang mama hanya menghela nafas panjang dan berlalu melupakan anak keduanya yang masih berdiam diri didepan pintu utama dengan baju basah kuyup dan kotor.
Anna masuk kekamarnya melepas semua pakaiannya yang ia masukan kekeranjang cucian dan memilih membersihkan diri dikamar mandi.
***
Malamnya setelah makan malam tanpa Aris yang katanya males melihat Anna, Anna kembali kekamarnya untuk belajar untuk olimpiade besok.
Mengabaikan Aris yang marah padanya karena ia yakin kakaknya itu saat sarapan akan ada dimeja makan sarapan bersama yang lainnya.
Anna berlajar dengan gelisah berharap kerja kerasnya tak membuat kecewa orangtuanya. Anna sudah melakukan segala hal untuk belajar untuk mendapatkan nilai tertinggi jadi ia harap hasilnya sepadan.
Jam 1 malam. Anna terkejut melihat jam karena ia sudah terlalu berlebihan belajar malam ini padahal besok ia ada olimpiade, buru-buru ia membereskan mejanya dan tidur.
Paginya benar seperti perkiraannya, Aris berada dimeja makan sedang memakan makanannya. Anna berangkat tanpa ada kata semangat dari orangtuanya untuknya yang akan lomba itu, ya mungkin karena Anna tak memberitahu mereka, ia pernah bilang pun ia tak akan mendapat kata semangat dari mereka membuatnya trauma, jadi lebih baik tak tahu saja toh tak penting ini untuk mereka.
Sampai disekolah Anna berjalan disisi karena trauma dengan kejadian tempo hari dimana Azriel hampir menabraknya.
Anna dan Azriel hanya mengikuti kelas sampai jam 9 dan selebihnya mereka dispen. Mereka keluar kelas bersama setelah pamit dengan guru yang sedang mengajar, berjalan terus sampai ke parkiran dimana sudah ada pak Sugeng dan seorang guru perempuan pendamping lainnya berdiri disamping mobil pribadi pak Sugeng.
"Tau kan jalan ke SMA Nusa nya?"tanya pak Sugeng pada Azriel yang sudah naik ke motornya dan menyalakan mesin. Azriel mengangguk saja lalu memberikan helm pada Anna.
"Yaudah hati-hati ya kalian, jangan ngebut-ngebut ya Azriel"kata Bu Lia yang masuk kedalam mobil pak Sugeng dan mobil itu pergi duluan.
"Dah?"tanya Azriel yang sudah siap berangkat melihat Anna yang sudah memakai helmnya mengangguk.
Dibantunya Anna naik ke motornya dan mereka berangkat bersama menuju tempat olimpiade diadakan. Seperti biasa, setiap ada olimpiade mereka berdua akan berangkat bersama menggunakan motor Azriel.
Diperjalanan menuju SMA Nusa Anna dan Azriel saling diam, selalu seperti itu jika mereka satu motor. Anna memegang tas Azriel dengan erat dengan pikirannya mencoba fokus mengingat hal-hal yang sudah ia persiapkan.
Motor Azriel memasuki kawasan sekolah SMA Nusa membuat mereka menjadi pusat perhatian, karena sepertinya kelas dikosongkan karena akan ada olimpiade yang diadakan dibeberapa kelas yang dipilih.
Mereka berdua menjadi pusat perhatian bagi para peserta lain dan juga bagi anak-anak dari SMA Nusa sendiri. Bukan karena pakaian yang mereka berbeda sendiri, tapi kedua orang itu terkenal dengan sebutan pasangan jenius dari SMA Arya.
Anna dibantu Azriel turun dari motor melepas helmnya dan memberikannya pada Azriel. Menatap bangunan sekolah adiknya itu, Sarah.
"Disuruh ke lantai 2 gedung B katanya"kata Azriel melihat ponselnya pada Anna.
Mereka berjalan masuk kesekolah dengan Anna berjalan dibelakang Azriel mengekori laki-laki itu pergi.
Anna takut tanpa sebab atau mungkin karena ia takut bertemu dengan adiknya mungkin.
Bruk.
"Maaf"kata Anna buru-buru saat tak sengaja menabrak tubuh bagian belakang Azriel yang berhenti tiba-tiba.
Anna mengintip dari balik Azriel ingin mengetahui apa yang membuat laki-laki itu berhenti dan ia melihat gadis cantik dengan rambut bergelombang tersenyum manis pada Azriel lalu senyum itu hilang saat melihat Anna yang ada dibelakang Azriel.
"Hai Jiel. Mau aku anter ke tempat olimpiade nya?"tawar Inggrid setelah mengubah kembali wajahnya menjadi gembira melihat Azriel.
"Gak usah, dah tau"kata Azriel melewati Inggrid begitu saja.
Anna yang melihat Azriel berjalan buru-buru mengejarnya. Jika saja Inggrid tak menjegal kakinya dan membuatnya oleng tapi tak terjatuh tapi tetap saja menjadi pusat perhatian karena kerasnya Anna mengaduh karena terkejut.
"Aduh"seru Anna mengaduh saat kehilangan keseimbangan dan menubruk Azriel. Lagi.
"Sorry"kata Inggrid merasa bersalah tapi dengan senyuman meremehkan.
Azriel menatap cewek itu dengan kesal. Ia menarik Anna agar cepat-cepat pergi dari sana.
Azriel dan Anna sampai didepan ruang kelas yang akan dipakai untuk lomba, disana ada pak Sugeng dan Bu Lia menunggu mereka.
Mereka diberikan masing-masing nametag dan pak Sugeng menyuruh mereka memilih kelas yang akan mereka masuki, bukan karena soal dikelas ini lebih sulit daripada kelas itu, bukan, cuma untuk senang senang saja apalagi Sugeng melihat Azriel dan Anna yang melakukan suit untuk memilih, kekanakan sekali, untung saja mereka masih pakai seragam sekolah dan belum dewasa karena belum memiliki kewarganegaraan.
Yang menang pilih kelas B dan yang kalah memasuki kelas A dan yang menang Anna membuatnya masuk kelas B dan Azriel kelas A.
"Oke semangat"seru pak Sugeng menepuk punggung keduanya.
Azriel dan Anna saling menatap lalu saling tersenyum, bertos saling menyemangati.
"Good luck"kata mereka seraya hifive dan mereka berbalik membelakangi masing-masing dan masuk ke kelas pilihan mereka masing-masing.
Bu Lia menatap indah anak didiknya itu. "Senang rasanya melihat mereka begitu percaya diri dan Azriel yang tersenyum seperti itu benar-benar bikin hati adem"kekeh Bu Lia.
Pak Sugeng hanya menggeleng tak habis pikir dengan patnernya itu. "Ya memang, tapi senyuman itu cuma kelihatan saat seperti ini saja dan untuk Anna saja"tambah pak Sugeng.
***
Anna tenang dimejanya mengerjakan soal-soal olimpiade itu dengan mudah lancar tanpa hambatan, ia duduk dipaling belakang dan ia merasa pengawas sering melihat kearahnya membuat Anna merasa tak nyaman, ia merasa kalau ia sedang ketahuan menyontek.
Membuatnya ragu dengan jawaban yang ia tulis disoal tersebut dan itu membuat Anna gelisah dan memakan waktu lama disoal tersebut.
Ini bener kan? Rumusnya emang gini kan? 12 pangkat 0 satu kan?
Banyak sekali pertanyaan tak berguna dikepalanya membuat Anna kesal sendiri.
'Mereka ngeliatin Lo terus tuh gara-gara seragam lo'
Perkataan Azriel tiba-tiba terlintas dikepalanya, perkataan laki-laki itu saat Anna pernah mengeluh kalau para pengawas sering memperhatikannya membuatnya tak fokus.
Bener. Oon banget sih kamu Anna.
Anna tersenyum dan kembali fokus mengerjakan soal berikutnya dengan lancar karena ia sudah mendapatkan kembali fokusnya. Dalam hati Anna berterimakasih pada Azriel.
"Hatchihhh"
Ruangan hening itu tiba-tiba gaduh karena Azriel yang tiba-tiba bersin. Membuat pengawas memberikan mereka para peserta peringatan termasuk Azriel yang tak peduli mengerjakan soal nya terus sesekali menggesek hidungnya yang terasa gatal.
Waktu habis dan para peserta boleh meninggalkan ruangan kelas. Dan olimpiade selesai setelah para peserta mengerjakan seratus soal kimia fisika dan matematika yang digabung itu.
Anna keluar bersama dengan para peserta dari kelasnya, menghampiri Bu Lia yang menunggunya diluar kelas dan mereka sedang menunggu Azriel yang keluar paling terakhir sendirian seperti biasa.
"Udah bareng kan? Kalian makan aja dulu dikantin sambil nunggu hasilnya nanti yang bakal diumumin habis ashar"kata Bu Lia yang diangguki kedua anak didiknya.
"Ibu mau nyusul pak Sugeng yang lagi ngeliatin proses penilaian, kalo ada apa-apa hubungi ibu aja oke"tambahnya sembari meninggalkan kedua anak didiknya itu.
Anna berjalan mengikuti Azriel dibelakang menuju kantin SMA Nusa. Sampai disana mereka berpencar, Azriel membeli soto dan Anna memilih membeli batagor karena ia tak terlalu lapar.
Azriel mencari tempat duduk dengan kedua tangan membawa nampan berisi semangkuk soto dan es jeruk dan air mineral.
Azriel melihat beberapa peserta yang ia kenali wajahnya karena sering ikut olimpiade yang sama terlihat melambaikan tangan mereka padanya, karena Azriel baik hati dan tidak sombong ia mendekati mereka dan duduk disalah satu kursi yang kosong.
Mereka pun saling mengobrol membicarakan tentang soal tadi dan Azriel hanya mendengarkan saja fokus dengan sotonya.
Anna tak tahu kalau tukang batagor begitu banyak yang mengantri, ia mencari kursi saat telah mendapatkan sepiring batagor dan sebotol air mineral.
Melihat sekeliling dan ia tanpa sengaja saling tatap beberapa detik dengan salah satu peserta tadi yang duduk bersama disatu meja penuh dengan peserta lain yang langsung mengalihkan pandangannya.
Anna yang menyadarinya mengambil duduk dimeja kosong agak jauh dari meja mereka dan membuka botol airnya meminumnya dan memakan batagornya dengan tenang.
"Eh Lo liat tuh cewek dari Arya itu"kata salah satu peserta yang duduk tak jauh dari meja Azriel berada pada temannya.
"Oh yang sendirian itu, kasian amat kenapa gak ajakin duduk tadi"kata temannya itu bingung pasalnya ini pertama kalinya ia mengikuti olimpiade.
"Lo baru sih, Lo gak tau aja tiap dia istirahat setelah lomba pasti duduk sendirian begitu"kata peserta itu sedikit kecil tak ingin ada yang mendengar selain mereka berdua.
Sedangkan tanpa mereka sadari semua orang dimeja dekat mereka menatap Azriel yang terlihat tak peduli menyeruput es jeruknya hidmat sembari memainkan ponselnya.
Membuka grup kelas kemudian memilih nomer Anna untuk dikirimnya pesan, tapi sebelum mnegetik pesan yang diinginkan Azriel melihat kearah Anna yang anteng memainkan ponselnya membuat Azriel mengurungkan niatnya memilih menunggu panggilan dari pak Sugeng atau Bu Lia agar kembali.
Bahkan jika para peserta lain sudah duluan pergi pun Azriel akan tetap diam disana begitupun dengan Anna karena mereka tanpa saling tahu begitu kompak karena malas pindah tempat.
Bu Lia
Kalian dimana? Ke gedung serbaguna sekarang
Azriel dan Anna dengan kompak berdiri lalu saling melihat dan mereka pergi dari tempat mereka dengan Anna berjalan dibelakang Azriel.
***
Sarah mengeluh saat waktu pulangnya diundur karena pihak sekolah menyuruh mereka untuk tidak pulang dulu dan disuruh mengisi kursi kosong diruang serbaguna yang luasnya seperti 4 kali lapangan voli itu.
Duduk diantara teman-teman sekelasnya memberengut karena pihak sekolah meminta mereka untuk melihat penerimaan hadiah untuk para pemenang olimpiade.
"Kenapa juga kita disuruh jadi tim hore coba? Gue ada jadwal sama doi tau"keluh Mira teman sebangku Sarah.
"Ya karena sekolah kita jadi tuan rumah terus ada yang ikutan juga dari sekolah kita, siapa tau menang"kata Rena yang duduk disisi lain Sarah.
Sarah hanya mendengarkan toh ia tak peduli acara seperti ini, kepalanya sudah penuh dengan game online yang harus ia mainkan pulang sekolah hari ini.
Pintu disamping ruangan terbuka dan memperlihatkan sepasang remaja dengan seragam berbeda dari sekolahnya dan lainnya yang ada diruangan tersebut.
Sarah rasa semua orang yang mengetahui keberadaan sepasang remaja itu melihat kearah mereka sampai kedua remaja itu duduk dikursi disamping seorang wanita yang mereka yakin guru pendamping mereka.
"Eh yang tadi itu kak Azriel kan?!"seru Mira heboh.
"Huuh ganteng banget sumpah, mana tinggi banget"tambah Rena membuat Sarah yang berada diantara mereka mendadak kehilangan mood.
"Baiklah kita mulai saja penyerahan piagam penghargaan kepada para murid-murid berprestasi ini"kata seorang guru pria yang Sarah tahu itu guru kimia kelas 12 sekaligus kesiswaan di sekolahnya.
"Kalo ada kak Azriel, pasti dia yang menang gue yakin itu"kata Mira semangat.
"Kok bisa?"tanya Sarah bingung.
"Lo gak tahu? Setiap kak Azriel itu ikut lomba kek begini dia pasti dapet juara satu terus"kata Rena yang diangguki Mira dengan semangat.
Sarah hanya mengangguk saja memperhatikan pembawa acara yang bersiap memanggil siswa yang menang juara ketiga.
"Iriana Laras dari SMA negeri 1"kata MC dan mereka semua bertepuk tangan.
Sarah bertepuk tangan sambil terkekeh. "Well kepsek sekarang dugun dugun, karena cuma bisa berharap kalau siswa sekolah sini dapet juara dua"kekeh Sarah.
Mira dan Rena menatap Sarah bingung. "Kok gitu?"tanya Rena.
"Ya kan karena juara tiga udah dari sekolah lain dan juara satu udah pasti kata kalian kak Azriel itu, ya tinggal juara 2 dong"jelas Sarah.
Mira menggeleng. "Lo juga gak tau soal ini keknya"
"Sekolah kita udah gak ada harapan cuy, karena harapan sekolah kita itu cuma juara tiga doang"kata Rena.
"Soal apa? Kok gitu?"tanya Sarah bingung.
"Kalo kak Azriel yang juara satunya, terus juara keduanya pasti--"
"Millisanna Alsari Salsabila SMA Arya"kata MC membuat semua orang bertepuk tangan.
Sarah menatap tak percaya pada seorang perempuan yang sedang berjalan naik ke panggung dan menerima piagam dan lainnya sebagai juara dua itu adalah kakaknya.
Tiba-tiba saja Sarah terkekeh geli melihat kakaknya yang berdiri diatas panggung itu. "Hahaha siap siap nih gue harus tutup telinga nanti malem dan malem berikutnya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Wirda Wati
ceritanya bagus
2023-04-12
0