Hari ini Anna ada jadwal ekskul, jadi begitu sekolah bubar Anna pergi untuk mengganti seragamnya dengan seragam latihannya. Mengunci loker memakai sandal membawa botol airnya Anna berlari menuju gym sekolah.
Entah karena tim basket akan menghadapi sebuah pertandingan, mereka juga ikut latihan disetengah lapang yang sudah dibagi dua untuk mereka dan untuk ekskul bela diri.
Membuat gym itu terasa lebih ramai dimana biasanya hanya suara teriakan semangat dan suara dari pukulan tendangan dan seseorang yang dibanting diatas matras kali ini ditambah dengan suara decitan sepatu basket dan pantulan bola juga teriakan para pemain membuat gym serasa festival.
Kali ini latihan sparing dan tim basket sedang latihan three point. Anna duduk paling sisi disamping Mira dan Alsa teman seangkatannya yang ikut ekskul yang sama dari kelas 11-5, mata mereka fokus memperhatikan yang sedang sparing.
"Rame banget sih ni gedung"keluh Mira.
"Ya kan tuh ada anak basket, mereka juga bakal ada pertandingan"sahut Alsa membuka botol minumnya.
Anna hanya diam, matanya fokus melihat kedua temannya yang sedang sparing diatas matras sesekali melirik ke anak-anak basket yang melakukan dengan baik lemparan mereka karena jarang sekali ada yang meleset.
Tak! Sebuah bola meleset menghantam keras pinggiran ring membuatnya kembali memantul jauh.
"Hei awas!!!"seru pelatih ekskul basket saat melihat bola liar itu melewati jaring pembatas lapangan.
Anna menatap bola melayang itu dengan minat sampai.
Brak.
"Aw! Weeee!! Mira sakit!"keluh Alsa yang akan minum malah kena bola liar dan itu membuat wajahnya basah dan kepalanya sakit dihantam bola.
"Sorry gak sengaja"kata Azriel yang sudah berada didepan mereka memegang bola liar tadi menatap Alsa bersalah.
"Minta maaf! Minta maaf!"seru teman-temannya dibalik jaring hijau pembatas lapangan.
"Berisik! Ini juga lagi minta maaf sialan!"umpat Azriel pada teman-temannya itu.
"Maaf elah, gak usah nangis"kata Azriel menatap Alsa.
"Siapa yang nangis?"sungut Alsa kesal.
"Yaudah gue dah minta maaf dan dimaafkan"kata Azriel berlalu membawa bola basketnya setelah melirik Anna yang sedari tadi hanya memperhatikan tanpa minat.
Sampai dibagian lapangan yang digunakan tim basket Azriel diomeli pelatihnya karena tidak fokus menyebabkan masalah tadi.
Azriel hanya meminta maaf dan duduk disamping teman-temannya yang sedang istirahat. Membuka botol airnya dan meminumnya sembari melihat kesebrang lapangan dimana diatas matras sudah ada Anna yang sedang sparing dengan temannya.
Anna memukul menendang dan membanting begitu juga kebalikannya, ia sering kena pukul tendang dan banting juga dan berakhir dengan Anna yang kalah satu poin dengan lawannya.
Anna keluar dari gelanggang melepas pengaman badannya dan kembali duduk ditempatnya tadi membuka botol airnya dan meminumnya lalu tatapan nya tak sengaja saling tatap dengan Azriel yang juga melihat kearahnya.
Mengabaikan, Anna lebih memilih fokus dengan pikirannya sendiri. Selalu kalah dengan beda satu poin huh, kekeh Anna dalam hati.
Anna sudah berganti pakaian dengan seragam sekolah nya membuka loker mengambil tasnya lalu memasukan seragam latihannya yang basah karena keringat kedalam tas jinjing menutup lokernya dan menguncinya.
Berbalik Anna melihat ada Azriel didepan loker milik laki-laki itu yang berada 5 loker dari miliknya. Menatap sebentar sebelum melewati laki-laki itu seolah tak ada orang disana.
Azriel hanya menaikkan sebelah alisnya tak peduli, mengambil tasnya dan akan pulang.
***
Anna memperhatikan guru yang sedang menerangkan. Begitu pulang dari sekolah Anna langsung pergi ke tempat lesnya.
Dan ini sudah pukul 10 malam dan lesnya berakhir. Anak-anak yang ikut les keluar dari gedung dan menghampiri orangtuanya yang menjemput anak mereka.
Hanya Anna seorang yang tak dijemput dan ia sudah biasa. Berjalan di trotoar dengan penerangan lampu jalan Anna berjalan dengan menatap ponselnya ragu.
Ingin sekali ia mengirimkan SMS kalau ia juga ingin dijemput. Tapi mengingat sifat keluarganya yang bodo amat dimana mereka hanya bertanya masih dimana tanpa mengatakan akan menjemput saja itu sudah cukup bagi mereka. Anak sudah sampai dirumah berarti beres.
Anna melihat ada minimarket 24 jam. Anna masuk dan membeli sebuah roti coklat.
"Terimakasih"
Anna keluar dengan membuka sebungkus roti itu dan melahapnya melihat sekitar dimana begitu sepi dengan kendaraan yang dipastikan tak akan ada angkot atau angkutan umum lainnya yang lewat melihat jam sudah hampir menunjuk pukul setengah 11 malam dan Anna masih agak jauh dari perumahannya dan ia harus jalan kaki.
Anna sampai dirumah pukul 11 malam dan disambut oleh orangtuanya yang duduk disofa ruang tengah.
"Darimana kamu?"tanya ayahnya sedikit membentak.
"Anak perawan jam segini baru pulang?!"bentak ayahnya.
"Anna habis les yah"jawab kecil Anna.
"Les apaan sampe jam 11 malem?! Gak usah bohong kamu!!"bentak ayahnya lagi.
"Les biasa yah, hari ini ada ekskul jadi jam lesnya ditambah"jelas Anna.
"Alasan! Sana masuk kamar!"suruh ayahnya.
Anna hanya mengangguk dan naik masuk ke kamarnya. Anna dengar ibunya sedang menjelaskan kalau Anna les dan jamnya memang ditambah karena nilainya turun.
Anna merengut sendirian di kamarnya.
Apa katanya? Nilaiku turun? Ya! Harapan ku untuk melanjutkan hidup yang turun, selalu turun setiap harinya.
***
Paginya tak akan ada kata permintaan maaf dari ayahnya setelah ibu menjelaskan pun memang tak akan ada permintaan maaf dari pria paruh baya itu.
"Anna, berangkat ma, Anna piket"pamit Anna menyalami kedua orangtuanya dan Aris.
Berjalan santai ditrotoar perumahan lalu menunggu angkot lewat. Naik dan menunggu sampai angkot itu berhenti di sekolahnya.
Melihat ke jendela motor kakaknya lewat dengan Sarah di boncengan. Melihat itu Anna jadi berpikir kenapa ia tak diajak bareng saja tapi berpikir lagi tak mungkin karena bonceng tiga itu tidak boleh.
Turun dari angkot dan memasuki kawasan sekolahnya tanpa tahu dari belakang ada anak-anak yang datang sambil bercanda saling mengejar dan menyenggol Anna sampai jatuh dan saat itu juga bertepatan dengan sebuah motor sport datang.
Tiiiinnnn!!! Brak.
Untuk menghindari Anna si pengemudi membanting stir dan terjatuh. Melihat itu orang-orang disekitar dan satpam penjaga gerbang langsung membantu siswa tersebut begitu juga teman-teman nya yang baru datang langsung turun dari motor mereka membantu siswa itu bangkit.
Anna buru-buru menghampiri orang itu untuk memeriksa keadaannya dan meminta maaf.
"Bro Lo gak apa-apa?"seru temannya yang membantu orang itu berdiri.
Orang itu melepas helmnya buru-buru dan wajah itu Azriel menatap Anna dengan marah.
"Lo mau mati hah?!"bentak Azriel membuat Anna yang ketakutan semakin ketakutan dan menunduk.
Anna meringis saat melihat celana bagian samping Azriel sobek dan memperlihatkan betis kirinya luka.
"Maaf Azriel, Anna minta maaf banget"kata Anna setulus hati merasa bersalah.
Azriel menghela nafas kasar tak habis pikir dengan gadis didepannya itu.
"Ada apa ini?"tanya kepala sekolah yang tiba-tiba muncul membelah kerumunan.
"Itu pak! Dia caper sama temen saya tapi malah bikin temen saya celaka"seru Milan menunjuk Anna.
Kepala sekolah menatap Anna dan menggeleng. "Kamu ikut saya ke kantor dan kamu obati lukamu di uks"kata kepala sekolah itu pergi dan diikuti Anna.
Anna menunduk takut menatap kepala sekolahnya yang sedang menatap Anna tak suka.
"Kau tahu? Perilakumu itu bisa saja membuat Azriel kehilangan nyawanya"kata kepala sekolah membuka percakapannya.
"Saya minta maaf pak"cicit Anna.
"Kalau suka dengannya jangan terlalu berlebihan untuk mencari perhatiannya, kau terlihat seperti sampah"kata kepala sekolah.
Anna harus bersyukur pada Tuhan karena dihidupkan diantara orang-orang yang tak pernah menyaring perkataan mereka dan selalu membuat Anna ingin mengakhiri hidupnya selalu.
"Ke tengah lapangan berdiri menghadap tiang disana sampai bel istirahat berbunyi"perintah kepala sekolahnya.
"Terimakasih pak, sekali lagi saya minta maaf, permisi"pamit Anna.
Keluar dari ruang kepala sekolah ia berniat untuk kelokernya terlebih dahulu untuk menaruh tasnya dan berjalan kelapangan utama.
Berdiri ditengah dan mendongak menatap bendera merah putih yang berkibar karena angin itu. Berpikir kalau ia akan ketinggalan beberapa jam pelajaran kali ini dan ia harus belajar lebih ekstra untuk mengejarnya.
Diantara pikiran negatifnya ada satu pikiran positif yaitu Anna bersyukur karena sekolah sepertinya tak akan memberitahukan hal ini pada orang tuanya.
Semakin lama semakin panas, matahari semakin tinggi membuat Anna sedikit pusing tapi ia yakin tak akan pingsan seperti cerita cerita lain atau sinetron di tv karena ia sudah makan banyak saat sarapan, ia hanya merasa haus.
Teeeettt. Bel istirahat berbunyi membuat Anna menghela nafas lega bersyukur hukumannya selesai.
Byuur. Baru selangkah ingin meninggalkan lapangan Anna sudah basah kuyup dari atas sampai bawah bahkan banyak tetesan air yang menetes ditubuhnya. Suara tawa terdengar dari mana-mana mentertawakan Anna yang basah kuyup.
Anna menatap bingung orang-orang disana yang mentertawakannya lalu ia menatap tiga perempuan yang ada dihadapannya dengan masing-masing membawa ember yang masih meneteskan air dari sana.
Perempuan ditengah melemparkan ember itu pada Anna yang membuat Anna menghindar dan mendapat tepuk tangan malas dari perempuan itu.
"Gue ngeliat Lo kepanasan, jadi karena gue baik hati ngebuat Lo merasa segar, baik kan gue?"kata perempuan bername tag Vanesa itu.
Vanesa berjalan maju mendekati Anna dan langsung menamparnya tanpa sebab sampai Anna membalikan wajahnya.
"Buat pembunuh kayak Lo emang pantes diginiin"desis Vanesa mendorong keras bahu kanan Anna.
"Lo kalo suka sama Jiel jangan gitu cara Lo! Gak usah caper karena Jiel punya gue!"kata vanesa membentak lalu menatap Anna dari atas sampai bawah lalu terkekeh remeh.
"Dan cewek kek Lo gak pantes buat caper ke Jiel"kata Vanesa terakhir lalu menoyor kepala Anna dan pergi begitu saja dengan kedua temannya.
Anna mengerjapkan matanya bingung dan selanjutnya berjalan keluar lapangan untuk mengganti pakaiannya yang basah, rasanya Anna memiliki seragam cadangan di lokernya.
***
Milan membuka pintu UKS dan duduk dikursi samping ranjang Azriel lalu memberikan pesanan temannya itu, berupa susu kotak rasa melon.
"Gimana?"tanya Milan sembari mencoblos susu kotak rasa strawberry miliknya.
"Cuma luka luar kecil gak parah"kata Azriel mengingat perkataan suster yang mengobatinya.
"Syukurlah Lo masih bisa main Minggu depan"kata Milan.
Mereka pun saling diam menikmati susu kotak masing-masing sampai Milan ingat sesuatu yang ia lihat saat perjalanan dari kantin ke UKS.
"Tuh cewek dibully ditengah lapangan tadi sama si Vanesa cs"kata Milan santai.
"Cewek mana"tanya Azriel tak minat.
"Itu loh yang caper ke Lo dan bikin Lo begini"kesal Milan.
Azriel hanya beroh ria saja. Tak minat dan tak peduli dengan gadis bernama Anna itu.
Azriel memilih kekelas dan mengikuti pelajaran karena ia bosan di UKS membuat Milan terkejut melihatnya dan sepanjang jalan menemani Azriel ke kelas Milan selalu bertanya apa Azriel tidak kerasukan atau otaknya rusak karena terjatuh tadi.
"Ah elah udah gak apa-apa gue, balik sana kekelas, siniin tas gue"kata Azriel mengambil tasnya yang dibawakan Milan.
"Bener Lo gak kerasukan atau otak Lo masih bener kan?"kata Milan masih tak percaya.
"Pergi gak Lo?!"bentak Azriel membuat Milan buru-buru pergi kekelasnya sambil berkata kalau ia akan menjemput Azriel kekelas saat jam pulang nanti.
Azriel masuk kekelas bertepatan dengan bel masuk berbunyi dan teman-teman sekelasnya mengabaikan bel tersebut dan memilih mendekati mejanya.
"Lo gak apa-apa kan?"
"Ada yang patah?"
"Emang keterlaluan si Anna, diem-diem nyebelin"
"Dari awal dia emang nyebelin emang orangnya"
Dan seterusnya hanya ada cacian dari mereka yang pasti terdengar oleh Anna yang duduk dikursinya itu.
"Dah dah sana pada balik, sesek gue"usir Azriel pada teman-temannya itu.
Begitu mereka duduk guru masuk dan pelajaran dimulai. Dari belakang Azriel menatap punggung Anna yang kali ini tertutupi oleh rambut panjangnya yang tergerai terlihat basah.
Gadis itu fokus memperhatikan guru yang sedang mengajar dan Azriel melihat gadis itu merasa tak bersalah sama sekali membuat Azriel merasa sedikit kesal dan lega juga.
Toh Azriel tahu Anna terjatuh bukan sengaja dan tanpa sebab. Sebenarnya sudah sejak awal Azriel melihat dua murid laki-laki yang berjalan sambil bercanda saling mengejar dan Azriel kaget saat berbelok masuk ke gerbang Anna terjatuh karena tersenggol mereka.
"Ya untung aja gue jago, kalo gak udah kegiles kali tuh cewek"gumam Azriel mengalihkan pandangannya menatap keluar jendela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Wirda Wati
ortu terlalu obsesi kerangkeng 1
disekolah juga dibully...
kasihan ana...
2023-04-12
0