REYSHA [3]

"Sorry Sya, gue gak bermaksud..." ucap Shasa pada Tasya. Jujur saja saat ini Shasa merasa bersalah karena dia sama sekali tidak bermaksud untuk mempertemukan mereka di satu meja.

Tasya yang berjalan di depan Shasa dan Caca menghentikan langkahnya dan berbalik. "Nggak papa, lo kan gak tau." ucap Tasya berbalik dan berhadapan dengan Shasa.

Shasa hanya diam saja. "Gue gak apa-apa kok Sha, lo salah salah. Tapi beda cerita kalau anak cungut itu yang nyatuin gue sama Kenzo." ucap Tasya melirik Caca dengan tatapan tajam.

"Anj*r salah mulu gue di mata lo Sya!" kesal Caca.

"Ya lo emang salah. Udah tau ke crushin Kenzo dia udah punya pacar, tapi elo malah nanya-nanya hal yang gak penting banget!" sahut Tasya.

"Ih! gue kan--"

"Udah-udah... balik kelas, bentar lagi bel bunyi." Shasa menengahi mereka berdua yang terus menerus berantem.

...***...

Sekolah hari ini telah berakhir. Sesuai permintaan Ayahnya, Shasa akan langsung pergi ke kantor untuk mengurus semua dokumen penting dan lain-lain nya.

"Mau main malam ini?" tanya Caca bersemangat saat mereka bertiga ada di sebuah parkiran sekolah khusus mobil.

"Gue gak bisa gays hari ini." jawab Shasa tak enak.

"Gue juga gak bisa, gue ada pertemuan keluarga." jawab Tasya.

"Terus gue ngapain dong? gabut banget hidup gue." sahut Caca cemberut.

"Hahaha, sabar ya Ca. Gue duluan gays." sahut Shasa menuju mobilnya. Tasya san Caca melambaikan tangan.

"Sana pergi cari kerjaan biar lo gak gabut..." ucap Tasya pada Caca.

"Ah males... lo kan tau gue mah orangnya malesan." sahut Caca.

"Serah lo deh." sahut Tasya berjalan menuju mobilnya.

"Lo mau nebeng?" tanya Tasya.

"Enggak, gue bawa mobil sendiri." jawab Caca menunjukkan kunci mobil.

"Tumben."

"Gue duluan ya."

"Oks!"

...***...

Sampai di depan perusahaan Ayahnya. Shasa keluar dari mobilnya.

"SELAMAT DATANG NONA SHASA!" sambutan dari para pegawai yang ada.

Shasa memberikan kunci mobilnya pada salah satu satpam yang berjaga agar dia memarkir mobilnya di tempat parkir. Shasa melangkah masuk ke dalam perusahaan Ayahnya itu.

Sekretaris 1 Temari Syifa berjalan di belakang Shasa dan memberikan jadwal hari ini melalui iPad mininya. Shasa menerima iPad itu dan menghela nafas panjang.

Sekretaris 2 Alex Rudiart, sekretaris pribadi ayahnya datang untuk membantu Shasa menyelesaikan jadwal hari ini.

"Bawa semua bekas yang harus di tanda tangani. Jangan sampai ada yang terlewatkan." ucap Shasa menaiki lift bersama Alex.

"Baik nona." ucap Temari menundukkan kepalanya memberi hormat dan dia segera pergi ke tempat para karyawan untuk membawakan berkas-berkas yang ada setelah pintu lift tertutup.

"Apa anda baik-baik saja nona?" tanya Alex pada Shasa.

"Iya, saya baik-baik saja. Kita selesaikan semua nya hari ini." ucap Shasa membuat Alex kaget.

"Ma-maksud anda? anda mau menyelesaikan semua jadwal ini hari ini juga?" tanya Alex kaget bukan main.

"Iya." jawab Shasa serius.

"Tapi... anda tidak boleh memaksakan diri anda, nona." ucap Alex mengkhawatirkan kondisi tubuh Shasa.

"Aku gak peduli." sahut Shasa berjala keluar dari lift lebih dulu dan masuk ke ruangannya meninggalkan Alex sendiri di lift.

Alex keluar dari lift dan mengikuti Shasa masuk ke dalam ruangannya.

Shasa duduk di kursinya, di meja nya sudah ada pulpen, kertas, dokumen, komputer yang sudah berisi berbagai grafik yang sangat membingungkan.

"Beri tahu apa jadwal yang harus di hadiri terlebih dahulu?" tanya Shasa.

"Lima menit lagi, anda harus bertemu dengan pemilik salam yang telah anda bantu, Tuan muda Ayunda--"

"Batalkan."

"Apa?"

"Saya bilang, batalkan."

"Lalu... jam 17.30 anda akan pergi ke taman untuk bertemu dengan Nona Tira."

"Baiklah. Beri tahu Temari untuk membelikan pakaian baru dan bantu aku untuk bersiap-siap."

"Apa saya perlu menjadwalkan kapan anda ke salon atau sebagai nya?"

"Tidak perlu, saya siap-siap di kantor saja sudah sempurna." sahut Shasa tersenyum.

Alex tersenyum. "Anda memang berbeda, nona."

Tok... Tok... Tok...

"Masuk!"

Temari datang bersama beberapa karyawan membawakan berkas yang harus di tanda tangani.

Bruk!"

"Ini udah semua?" tanya Shasa.

"Sudah nona. Kami permisi dulu."

"Iya."

"Selamat berkerja Nona." ucap Alex keluar dari ruangan.

Setelah memberi tahu Temari apa yang harus dia siapkan. Shasa harus bersangkutan dengan banyaknya kertas di meja.

"Sumpah ini gue semua yang harus kerjain sendiri? Terus apa gunanya bokap gue?" tanyanya pada diri sendiri.

"Aahhh--- dasar orang tua."

Shasa telah memakai dress warna putih yang baru saja di belikan oleh Temari tadi. Dan juga Temari mendatang beberapa orang untuk membantu Shasa ber-make up.

"Nona Shasa, nona Tira menelpon dia akan menjemput anda ke sini." ucap Temari memberitahu.

"Iya, tentu saja. Tidak masalah, lagi pula ini adalah kesempatan yang tidak boleh kita lewatkan." sahut Shasa sedang di make up oleh tiga orang.

"Tentu saya, nona."

Suatu kehormatan bagi saya bisa menjadi sekretaris anda untuk ke depannya. Tak lama Shasa telah selesai di make up dan sedang memakai parfum.

"Anda sudah selesai." sahut Temari.

"Kita berangkat sekarang."

"Baik, nona Tira sedang ada bersamaan dengan Pak Alex." ucap Temari.

Shasa mengangguk-anggukkan kepalanya dan berjalan keluar dari ruangan diikuti oleh Temari dan juga tiga orang yang sudah membantunya make up.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!