“Gimana trauma lo? Udah agak hilang?” tanya Raja sambil menemani Anna berjalan keliling ke belakang sekolah untuk mencari manusia-manusia yang tidak memiliki ahlak.
“Kalok gak inget dia, gue baik-baik aja? Tapi kalo udah inget. Kepala gue sakit dan dada gue juga sakit,” jawab Anna sambil menundukkan kepalanya.
“Ya gak usah diinget lah!” ketus Raja sambil melirik Anna.
“Ya gimana gak inget, semua kenangan indah yang pernah dia kasih ke gue masih terekam jelas diingatan.” Anna memalingkan wajah ke sebelah kanan, tak ingin menatap mata sang sahabat.
“Lupain! Gue gak mau lo kesakitan hanya karna manusia berengsek kaya dia,” kata Raja yang membuat Anna menoleh kearahnya dan langsung memeluknya erat.
“Gue pasti bisa ngelewatin ini dengan baik, asal ada lo disisi gue,” lirih Anna sambil mencium dalam-dalam aroma Raja yang dari dulu tak pernah berubah.
“Gue bakal slalu disisi lo Na, sampai lo bener-bener sembuh dari trauma lo.” Raja membalas pelukan Anna tak kalah erat.
“Udah pelukannya, gue mau ke kelas! Ada tugas yang belum gue selesain,” sambung Raja sambil melepas pelukannya.
“Ya udah sana, tapi nanti traktir gue bakso mang Ujang ya! Terus temenin gue makan.” Anna berbicara sambil tersenyum manis ke arah Raja.
“Gue heran sama lo, saat lo sama gue atau Generation team lo pasti manja! Tapi saat lo jadi ketua Angel Girl lo kaya orang yang berbeda, seakan-akan lo punya kepribadian ganda,” tutur Raja sambil menyelipkan rambut Anna ke belakang telinganya.
“Ya harus lah, masak didepan anggota Angel Girl gue manja! Yang ada gue pasti didepak jadi ketua Angel team,” ujar Anna sambil menatap mata Raja yang hitam pikat itu.
“Gue rindu sikap bar-bar elu Na!” Raja menangkup pipi Anna dan mengelusnya lembut.
Ya Raja sangat rindu sikap bar-bar Anna yang kini hilang entah kemana, semenjak Anna ditinggal oleh pria berengsek itu, sikap bar-bar Anna berubah menjadi dingin, cuek dan angkuh hanya berubah manja saat bersama Raja, Jevan dan Angel Girl.
“Udah ah gak usah bahas itu lagi, sono lu! Katanya mau ke kelas.” Anna mendorong tubuh Raja untuk menjauh darinya tapi tangan Raja masih di pegang oleh Anna seakan mengusir tapi tak ingin Raja pergi.
“Ngusir kok gak ikhlas.” Raja terkekeh sambil menarik tangannya dari Anna.
Anna hanya nyengir, memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
“Duluan Na, nanti siang gue jemput ke ruangan Generation team!” teriak Raja sambil pergi menjauh dari Anna.
Setelah Raja hilang dari pandangan, Anna melanjutkan berjalan mencari anak-anak yang hendak bolos dan siap menghukumnya.
Dan benar saja, saat Anna sampai di dekat gerbang belakang sekolah ia melihat 3 manusia yang dia kenal tengah memanjat pagar berniat keluar dari sekolah.
“Niko! Arka! Viktor! Turun lo pada!” teriak Anna yang membuat ketiganya menoleh ke arah suara dan tersenyum lebar saat menyadari jika yang berteriak itu adalah Anna.
“Eh buk bos Anna! Tambah cantik aja
hari ini!” basa-basi Niko berharap Anna luluh dan membiarkan mereka bolos.
“Udah deh gak usah bacot! Turun sekarang!” Anna menatap tajam Niko membuat nyali Niko ciut seketika.
“Kita mau bolos Na! Sekarang pelajaran pak Ahmad, gue pening kalo matematika! Apa lo gak kasihan sama gue?” tanya Arka dengan muka sok sedih.
“Bodo amat! Emang gue pikirin.” Anna memutar bolat mata malas dan langsung bersedekap dada, pertanda dia sudah hilang kesaResvann.
“Pliss kali ini aja Na!” Viktor menyatukan telapak tangannya didepan dada.
“Turun gak lo semua! Sebelum gue lempar pake sepatu gue!” teriak Anna sambil memperlihatkan sepatu yang sudah ia lepas.
Merasa posisinya terancam mereka bertiga lansung turun dan berdiri didepan Anna.
“Na lo sadis banget sih!,” ucap Niko saat sambil mengerucutkan bibir.
“Diem lo! Sekarang kalian ikut gue kelapangan!” seru Anna sambil berjalan menuju lapangan diikuti Niko, Arka dan Viktor dibelakangnya.
Sedangkan di tempat lain, Jevan tengah berjalan bersama Candra , Nathan dan Resvan.
“Kemana tiga kutu kupret itu?” tanya Jevan kepada Candra .
Candra hendak membuka mulut mau menjawab pertanyaan Jevan, tapi terpotong kala mendengar nyanyian para cowok yang terdengar fales.
“Kala kupandang Kerlip bintang nan jauh disana-“ suara nyanyian tiga cowok megundang atensi Jevan.
Jevan mencari asal suara, menyipitkan mata saat melihat tiga lelaki tengah push up seraya bernyanyi.
“Itu ‘kan Niko, Arka sama Viktor!” tunjuk Jevan pada tiga lelaki yang tengah push up sambil bernyanyi.
“Anna,” gumam Jevan saat menyadari jika Anna juga berada disana dan berdiri didepan mereka dan berdecak pinggang.
“Mereka pasti ketemu Anna waktu mau bolos,” ucap Candra yang membuat Jevan menoleh kearahnya.
“Masak Anna ngurus kayak gituan?” tanya Jevan bingung.
“Tugas kita itu untuk menghukum anak-anak yang mau bolos, berantem dan juga suka cari keributan! Pasti nih ya, mereka bertiga kepergok mau bolos sama Anna terus hasilnya itu deh, mereka dihukum!” jawab Candra panjang lebar, kenapa Candra bisa tau tentang Generation team? Karna dia juga ikut tergabung dalam Generation team dan menjabat sebagai wakil ketua di Generation team atau lebih tepatnya OSIS yang mempunyai nama lain.
Jevan menganggukkan kepalanya,dan langsung berjalan menuju Anna dan ketiga sahabatnya.
“Woi!” teriak Jevan yang membuat atensi keempatnya menoleh kearahnya.
Melihat Jevan dan para sahabatnya datang, Niko, Arka, dan Viktor lansung berlari ke arah mereka dan memeluk kaki mereka.
“Jevan tolongin kita! Anna jahat banget sama kita!” adu Niko kepada Jevan dengan wajah sok tersakiti.
“Terus tadi kita mau dilempar pake sepatu!” ucap Arka yang memeluk kaki Candra .
“Emang jahat banget si Anna! Masak kita push up sambil disuruh nyanyi! Kan crazy!” teriak Viktor yang memeluk kaki Resvan.
Jevan, Anna, Candra , Nathan, dan Resvan hanya memutar bola mata malas, mendengar aduan mereka bertiga.
“Percuma lo ngadu sama mereka!
mereka gak akan tolong kalian!” ucap Anna dengan tatapan tajam.
“Apaan sih Na! Mereka berempat pasti
belain kita lah, secara kita ‘kan sohib,” Niko berbicara sambil menjulurkan lidahnya.
“Oh ya, cobak buktiin ucapan lo!” tantang Anna sambil melipat tangannya didepan dada.
“Ayok Jev! Bilang sama Anna untuk gak hukum kita,” pinta Niko kepada Jevan.
Jevan tersenyum smrik ke arah Anna, sedangkan Anna dia hanya memutar bola mata malas melihat Jevan.
“Na! Terusin hukumnya nanggung!” ucap Jevan yang membuat Niko, Arka, dan Viktor menatap tak
percaya ke arah Jevan.
“Kalok perlu, tambahin hukumannya Na!” timpal Candra seraya tersenyum smrik.
“Gak usah kasih istirahat Na, biar mereka pingsan di tengah lapangan.” Ucap Nathan, orang paling pendiam di The Boy’s.
“Gue suka Na! Terusin!” timpal Resvan.
“Gak guna punya temen kayak kalian anj*ng!” teriak Niko, Arka dan Viktor bersamaan yang mengundang gelak tawa para sahabatnya.
Anna Allaily Hauri & Raja Danuarta
Resvan Kelan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments