Aku hanya seorang gadis kecil biasa waktu itu. Sehari - hari, aku menggembalakan kambing - kambing dan menghadiri pembacaan doa - doa di Kuil. Sedari dulu, aku tidak mengetahui siapa kedua orang tuaku. Para pendeta mengatakan, mereka menemukanku di dekat sebuah kandang kuda sedang menangis di malam hari.
Walaupun kehidupan di Desa tempatku berada hanya monoton, aku sangat bersyukur bisa menikmatinya tanpa ada orang jahat yang mengganggu. Aku bisa mengobrol dengan anak – anak lain, melihat dunia yang penuh warna dan setiap hari berdoa kepada Dewi Athena untuk bersyukur telah memberiku kehidupan yang indah ini.
Waktu berlalu dan aku pun mencapai usia 8 tahun. Aku menjalani hari - hari seperti biasa dan kehidupanku tidak ada yang berubah. Ketika aku berada di Kuil, aku berdoa kepada Dewi Athena.
“Oh Dewi, aku sangat bersyukur atas kehidupan yang engkau berikan kepada hamba. Untuk itu, hamba akan selalu menjadi pelayanmu yang setia dan menyebarkan kebaikan dari ajaranmu kepada orang - orang yang masih tersesat.”
Suatu hari nanti, aku ingin menjadi seorang penyembuh membantu banyak orang dan menyebarkan ajaran kebaikan Dewi Athena kepada orang - orang yang masih tersesat.
Akan tetapi, kebahagiaanku terenggut beberapa hari kemudian. Ketika aku sedang menggembala domba, tiba - tiba sebuah kilatan cahaya muncul di langit dan melesat ke arahku. Aku kemudian merasakan rasa sakit di mataku dan berteriak minta tolong. Setelah para pendeta menolongku, mereka berkata.
“Magdalena, maaf nak. Kurasa kau tidak akan bisa melihat dunia kembali.”
Mendengar perkataan pendeta membuatku terkejut dan membeku tidak bisa merespon perkataannya.
“Semoga Dewi memberimu ketabahan dalam ujian ini. Dan ingatlah ini Magdalena, di setiap sebuah musibah, pasti ada berkah di balik itu,” ucapnya mencoba membuatku merasa lebih baik.
Setelah itu, kehidupan ku mulai berubah. Aku harus beradaptasi dengan kondisiku sekarang. Aku kesulitan untuk melakukan aktivitas.
Kebahagiaanku hilang semua pada hari itu. Aku tidak bisa lagi menggembala, melakukan kegiatan bersama teman - temanku dan melihat keindahan dunia yang penuh warna.
“Oh Dewi, mengapa engkau memberikan ku ujian seperti ini?”
Aku putus asa dan depresi. Aku lebih sering menangis dan melamun. Hal yang kusadari setelah beberapa tahun mengalami kebutaan adalah, para petinggi pendeta mulai memberiku perhatian lebih dan akan selalu ada seorang paladin yang menjagaku ketika aku kemana – kemana.
Seorang suster bahkan membantuku dalam berbagai hal. Ini terasa aneh, bahkan seorang anak yang lebih parah keadaannya dariku tidak pernah di perlakukan khusus seperti ini. Aku selalu bertanya kepada Ketua pendeta dan dia tidak pernah menjawabnya dengan serius.
10 tahun sudah aku menjalani hidup dengan keadaan buta. Aku sudah terbiasa hidup dengan keadaanku yang sekarang dan tidak pernah mengeluh kepada Dewi Athena. Dalam 10 tahun ini, aku lebih bisa merasakan sekelilingku lebih baik daripada sebelumnya. Aku juga lebih sensitif ketika mendengarkan pembicaraan orang lain. Aku bisa dengan mudah membaca emosi sebenarnya dari perkataan dan perilaku seseorang.
Sebagai contoh, banyak sekali penduduk desa yang memperlakukanku dengan baik. Akan tetapi, aku merasakan sebuah emosi jijik dari perkataan mereka. Mereka memperlakukanku dengan baik hanya ketika ada seorang paladin maupun pendeta yang mendampingiku.
Begitu juga dengan teman - temanku di Kuil, mereka hanya terlihat baik dari luarnya saja. Akan tetapi, aku mewajarkan perilaku mereka. Wajahku sangat tidak enak dipandang dan mereka sangat enggan berinteraksi dengan gadis buta sepertiku. Sebaliknya, aku mendoakan mereka agar terhindar dari nasib yang aku alami.
Suatu malam, aku di panggil oleh Ketua Pendeta untuk pembicaraan yang penting.
“Magdalena, kamu akan pergi ke Ibu Kota Kekaisaran Habsburg besok.”
“Mengapa Pendeta? Aku sudah mulai menemukan kebahagiaanku kembali di Desa ini?” tanyaku.
“Maafkan aku, tapi ini adalah takdir yang telah di berikan Sang Dewi kepadamu,” jawab Ketua Pendeta.
“Takdir yang di berikan oleh Dewi Athena?”
“Ya. Maaf tidak memberitahumu selama ini Magdalena. Lukamu yang kau dapat 10 tahun lalu adalah sebuah tanda yang di berikan oleh Dewi Athena kepadamu,” jawab Ketua Pendeta.
“Tanda apa yang Anda maksud?” tanyaku kebingungan.
“Sebuah tanda yang di berikan untuk para kandidat seorang Saint,” jelasnya.
Mendengarnya, Aku terkejut dan tidak bisa berkata apa – apa. Rumor mengatakan, setiap Saint memiliki luka – luka unik di salah satu bagian tubuhnya sebelum mereka di angkat menjadi Saint.
“Kau akan pergi ke Kuil Utama untuk melakukan sebuah Ritual bersama para kandidat yang lain untuk menerima keberkahan Dewi Athena menjadi Seorang Saint,” ucap Ketua Pendeta dengan pelan untuk tidak membebaniku .
“Seperti yang kau tahu, Para Iblis sudah mulai memojokkan umat manusia dalam perang ini. Tugas seorang Saint adalah membantu umat manusia untuk melawan Para Iblis dan memilih para Pahlawan untuk mengalahkan para Iblis,” jelasnya.
“A-aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan Ketua Pendeta. Aku hanyalah seorang gadis buta yang lemah. Aku tidak tahu apakah bisa menjalankan ujian ini,” ucapku sambil tertunduk lesu.
“Tenang saja nak, kami akan selalu ada di sisimu untuk membantumu menghadapi semua ini,” ucap Ketua Pendeta mencoba menenangkan ku.
“Baiklah, aku akan pergi ke Kuil Utama,” ucapku penuh tekad.
Keesokan harinya, aku mulai berangkat dengan di kawal sekitar 20 orang Paladin. Aku masih belum siap mental untuk perjalanan ini. Aku sedari dulu hanya hidup di Desa dan tidak pernah sama sekali pergi ke dunia luar. Ada sebuah kecemasan dan kesenangan yang aku rasakan saat ini untuk pertama kalinya bepergian ke tempat yang belum pernah aku kunjungi.
Akan tetapi, aku sangat salah mengenai kesenangan tersebut. Selama diperjalanan, rombongan kami beberapa kali di serang oleh kelompok yang tidak di kenal. Setiap aku bertanya alasan kita di serang, kapten pengawal hanya memberi jawaban yang tidak pasti dan menyuruhku tenang karena mereka akan melindungi ku.
Jumlah kami mulai berkurang dan kembali di serang ketika kami memasuki sebuah hutan. Para pengawal semuanya telah mati dan aku hanya pasrah menerima nasib yang akan membawaku. Akan tetapi, para orang jahat itu terbunuh oleh seseorang.
Dia mengatakan akan membantuku ke tempat tujuanku. Namanya adalah Sirius, dia menceritakan keinginannya untuk berubah. Dalam perkataannya, dia mengindikasikan dirinya adalah orang yang jahat. Aku lalu memberinya beberapa kata untuk membuatnya lebih baik.
Dia adalah pria yang aneh.
Aku selalu bisa memahami emosi sebenarnya dalam perkataan setiap orang. Akan tetapi, aku sama sekali tidak bisa mendengar sebuah emosi dari perkataan yang Sirius ucapkan.
Kami lalu berpapasan dengan beberapa kelompok pengembara. Mereka terdengar seperti keluarga yang sempurna. Aku lalu berpikir, apakah aku bisa mendapatkan seseorang yang seperti itu? Orang yang selalu ada menemaniku dalam menjalani kehidupanku di dunia ini. orang yang mengerti keadaanku dan apa diriku yang sebenarnya selama ini.
Di hadapan orang lain, aku selalu berlagak seperti orang yang bijak dan kuat. Akan tetapi, aku masih lah seorang gadis biasa yang lemah.
Ketika kami beristirahat, Aku mendengar Sirius mengambil senjatanya. Aku bertanya apa yang dia lakukan dengan itu.
“Mereka adalah pembunuh,” ucapnya dengan suara datar.
Aku terkejut dengan perkataannya. Walaupun aku mengetahui emosi jijik ketika berbicara denganku, namun aku tidak berpikir mereka akan berbuat sejauh itu. Aku tidak tahu mengapa Sirius bisa sampai ke kesimpulan itu. Tapi aku mencoba percaya padanya dan membujuknya.
“Baiklah, aku akan membunuh mereka jika mereka melakukan sesuatu.”
Aku sangat senang sekali ketika berhasil membujuknya. Akan tetapi, hal yang buruk terjadi. Aku sangat naif sekali. Mereka sedari awal telah mengincar harta Sirius. Aku lalu kehilangan kesadaranku dan air mataku mulai mengalir ke pipiku karena kecewa telah mempercayai mereka dan membahayakan nyawa Sirius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
TK
sehari-hari/ sehari - hari?
- ini ada spasi?
2023-05-29
0
Life is just an illusion🥲
bab ini udah diperbaiki ai kah?
2023-05-24
0
AGDHA LY
sudah gpp, tapi jadiin pelajaran yah lena. kamu jangan naif2 bgt ap lg dari awal keluar desa di serang mulu kan 🥲
2023-05-22
0