"Emmz ..,,"
Gumaman terdengar di bibir seksi Shofi. Shofi merasa terganggu dalam tidurnya ketika sendari tadi ponselnya terus berdering. Dengan terpaksa Shofi membuat kedua matanya lalu tangannya terulur mengambil ponsel lalu mematikan alarm yang memang Shofi sengaja atur agar dia gak kebablasan dalam tidur.
Shofi menatap malas puluhan panggilan telepon dari Cherry dan Elsa bahkan Shofi tak peduli dengan chat mereka Shofi membiarkannya saja.
Untung saja hari ini Shofi gak ada jadwal membuat Shofi aman-aman saja.
Dari pada melihat chat dari sahabatnya Shofi memilih masuk ke kamar mandi guna merendam tubuhnya.
Rasanya tubuh Shofi pegal-pegal semua dan Shofi butuh berendam guna menyegarkan kembali tubuhnya. Tak lupa juga Shofi menggunakan aroma terapi agar pikirannya rileks.
Setengah jam lamanya Shofi berendam, kini Shofi menyudahinya dengan cepat Shofi langsung membilas tubuhnya.
Dering ponsel dari tadi terus berdering membuat Shofi menjadi kesal sendiri. Siapa yang pagi-pagi menelepon dia, gak ada kerjaan saja.
"Ada apa Philip!"
Ketus Shofi ketika tahu ternyata Philip yang menelepon dirinya.
"Maaf nona, seperti nya sore nanti kita akan kembali ke Jerman!"
"Apa!!"
Pekik Shofi terkejut, sungguh kenapa selalu mendadak seperti ini.
"Kenapa mendadak Philip!"
Geram Shofi sudah habis kesabarannya, baru saja dia mandi dan merasakan kembali segar kini Philip membuat dia darah tinggi.
"Maaf nona, tuan Davit yang meminta!"
"Akhh!!! awas kau Philip!!!"
Teriak Shofi membanting ponselnya. Sungguh, Shofi benar-benar kesal dengan sang kakak kenapa selalu seenaknya saja di suruh kesana kemari namun selalu mendadak memberi tahunya.
Shofi benar-benar kesal sekali, bahkan moodnya jadi rusak.
Baru saja Shofi berniat jalan-jalan karena selama di London dia tak pernah sekalipun jalan-jalan dan Sekarang ketika Shofi ingin keluar sang kakak malah menyuruhnya pulang.
Benar-benar tak berperikemanusiaan.
Dret .. Dret ...
Shofi mengabaikan telepon masuk karena merasa kesal. Shofi dengan kasar membereskan barang-barangnya kedalam koper bahkan Shofi sendiri belum memakai baju, hanya handuk yang melilit tubuhnya karena memang Shofi tadi baru selesai mandi.
Sesudah membereskan baju-baju nya dan menyisakan baju yang akan Shofi gunakan. Sebelum itu Shofi sarapan terlebih dahulu karena kemaren malam Shofi gak sempat makan karena dia ketiduran mungkin karena dosis obat yang Shofi minum terlalu tinggi.
"Seperti aku harus protes pada kakak. Ah, bagaimana aku bisa liburan jika begini terus. Otakku rasanya mau pecah!"
Dumel Shofi sambil mengunyah roti tawar yang sudah di berikan selai kacang. Bahkan Shofi memakainya juga sambil cemberut.
"Punya kakak jahat sekali, bahkan tak pernah memberiku cuti. Perasaan aku yang punya perusahaan kenapa kakak yang mengaturku!"
"Pokonya aku harus protes, jika begini bagaimana aku bisa menikmati musim gugur dengan tenang!"
Shofi terus saja mengomel tak jelas karena saking kesalnya dengan sang kakak. Jika saja ada orang yang melihat kelakukan Shofi pasti orang tersebut akan tertawa.
Sungguh, tingkah Shofi sangat menggemaskan sekali.
Sesudah sarapan dan minum jus, Shofi langsung memakai pakaian sedikit berhias supaya tidak terlalu polos.
Shofi melirik ponsel satunya lagi yang terus berdering sendari tadi. Apa gak bosan dan tak punya kerjaan, dari tadi terus saja menelepon sungguh Shofi tak habis pikir dengan dua sahabatnya itu.
Tidak tahukah jika moodnya sedang rusak.
Karena tak mau terus berisik Shofi dengan malas mengangkatnya.
"Oh my Good, Shofiiii!!!"
"Kau ini, dari semalam aku menelpon sampai tanganku keriting. Kau baru mengangkatnya sekarang. Sungguh terlalu, jahat sekali. Kau sudah melupakan kami!"
"Kapan kamu kembali, ini sudah satu bulan. Kamu dimana, hah!"
Shofi menjauhkan ponsel dari telinganya ketika mendengar teriakan Cherry membuat telinganya gatal.
Shofi hanya bisa menghela nafas berat, sahabatnya satu ini selalu saja bar-bar tak bisakah bicara pelan-pelan dan tenang. Kenapa juga harus teriak-teriak.
"Shofi, hey kau masih di sana!"
"Iya, ada apa. Kalau gak penting aku matikan!"
"What!"
Pekik Cherry di sebrang sana, bahkan matanya membulat sempurna. Bagaimana bisa sahabatnya satu ini memang ajaib dari tadi dia teriak-teriak Shofi malah menjawab begitu, sungguh terlalu.
Elsa yang mendengarkan hanya bisa menggelengkan kepala melihat kehebohan Cherry. Untung saja mereka sedang berada di atap gedung kampus jika tidak mungkin suara Cherry akan mengundang banyak orang bahkan hantu pun seperti nya akan terganggu.
"Kamu benar-benar, aku kangen tahu. Kapan kamu kembali?"
Tanya Cherry berusaha tenang jangan sampai membuat mood Shofi rusak dan malah mematikan teleponnya.
"Sore!"
"Hah, beneran!"
Pekik Cherry kegirangan membuat Shofi menghela nafas mendengarnya. Sedangkan Elsa entah sudah berapa kali menggelengkan kepala melihat tingkah Cherry yang barbar.
"Emang kenapa?"
"Aisst, kau ini. Bisa gak bicaranya kangen-kangenan. Jangan dingin seperti ini,"
"Serius Cherry ada apa, aku sibuk!"
"Eh tunggu-tunggu jangan di matikan dulu!"
Teriak Cherry bahkan sampai berjalan kesana kemari takut Shofi mematikan teleponnya.
"Kamu sudah membaca chat di grup belum!"
"Malas!"
"Oh ya ampun, kau ini, itu berita fenomena loh!"
"Gak tertarik!"
"Lihat dulu Napa, ada anak baru loh yang masuk universitas kita. Ganteng banget, gagah, Maco, Coll dan apanya pokonya ganteng melebihi Jarvis!"
"Aku matikan!"
"Tunggu! apa kamu gak tertarik melihatnya. Dia baru satu bulan loh, anak pindahan katanya. Dan apa kamu tahu dia pindahan dar --"
"Stop Cher, aku gak peduli! kalau gak penting jangan telepon!"
"Wait, jangan dulu, apa kamu gak penasaran dia pindahan dari mana?"
"Gak!"
"Namanya!"
"Gak"
"Dia dari Indo!"
"G--"
Shofi terdiam mendengar ucapan Cherry. Indo! apa yang Cherry maksud Indonesia.
Deg ..
Shofi memegang dadanya kuat, kenapa hatinya berdebar tak karuan setelah mendengar kata Indonesia.
"Shof .. Shofi .. apa kamu masih di sana!"
Teriak Cherry karena tak mendengar suara Shofi bahkan nafas Shofi pun Cherry tak mendengarnya.
"Shofi .. kamu masih di sana, Shof--"
Tut ... Tut ...
"Mati!"
Kesal Cherry Shofi malah mematikan teleponnya. Elsa hanya tersenyum saja melihat wajah Cherry yang di tekuk.
"Kamu ini, sudah tahu Shofi orangnya langka, kenapa malah bahas begituan. Mana tertarik dia!"
Cetus Elsa terkekeh membuat Cherry mengerucutkan bibirnya kesal.
Sedang Shofi masih terdiam saja, setiap kali ada orang yang berbicara kata Indo entah kenapa jantung Shofi berdetak hebat namun kali ini sedikit berbeda debaran ini seolah ada sesuatu yang berbeda.
Dengan gemetar Shofi membuka chat grup kampus di mana selalu ada berita-berita yang masuk termasuk anak baru juga.
Hati Shofi semakin berdebar membaca setiap pesan yang memuji, ada juga yang berkomentar biasa ada juga yang membanding-bandingkan dengan Jarvis.
Shofi terus menggerakkan ibu jarinya dengan mata fokus membaca setiap pesannya.
Shofi menghentikan gerakan ibu jarinya ketika membaca komentar yang meminta photo otomatis ada Poto anak baru itu yang di kirim di grup.
Shofi memejamkan kedua matanya dengan ibu jari yang mulai bergerak mengusap layar chat ke atas.
Perlahan Shofi membuka kedua matanya dengan rasa takut.
Deg ...
Kedua mata Shofi membulat sempurna ketika melihat photo yang di kirim, jantungnya berdetak dengan kencang bahkan rasanya Shofi sulit bernafas.
Bersambung ...
Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments