Shofi sangat kesal sekali dengan sang kakak, Shofi pikir mereka akan satu atau dua hari berada di London. Namun, nyatanya pekerjaan di London sangat banyak membuat Shofi harus dengan sabar berada di London. Bahkan ini sudah satu bulan lamanya Shofi berada di London menghandle semua pekerjaan Davit. Sungguh jika Davit bukan kakak sudah Shofi bejek-bejek.
Bagaimana Shofi bisa fokus kuliah jika harus di sibukkan dengan pekerjaan. Davit benar-benar.
Kekesalan itu tak bisa Shofi ungkapkan, bahkan melihat Philip pun membuat Shofi ingin menendangnya.
"Nona, saya sudah berada di loby!"
Shofi mengerucutkan bibirnya membaca pesan dari Philip.
Hari ini memang Shofi ada meeting di luar dengan kekesalannya Shofi bersiap supaya pekerjaan cepat selesai.
Untung saja pertemuan nya tak jauh dari hotel tempat Shofi tinggal sementara.
Sebuah restoran mewah yang ada di salah satu kota Greenwich.
Dengan malas Shofi masuk kedalam mobil, lalu Philip menutupnya kembali. Philip hanya menghela nafas saja melihat wajah nona mudanya yang di tekuk.
Philip memang merasa kasihan pada nona mudanya yang terlihat kelelahan. Namun, Philip hanya bisa apa, dia hanya menjalankan tugas yang di perintahkan Davit.
Cuma lima belas menit, Shofi dan Philip sampai di tujuan dimana mereka mengadakan pertemuan.
Seperti biasa Philip mengisyaratkan pada anak buahnya untuk berjaga.
Sebenarnya Shofi tahu, kemanapun ia pergi maka akan ada beberapa orang yang mengikutinya walau mereka tak mencolok namun Shofi tahu mereka anak buah Davit.
"Maaf, saya terlambat!"
Ucap Shofi penuh sesal sambil membungkuk memberi hormat.
"Tidak masalah, kami juga baru datang. Silahkan duduk,"
Partner kerja Shofi mempersilahkan Shofi untuk duduk.
Shofi dan Philip langsung duduk saja tanpa banyak bicara lagi.
Mereka terlibat pembahasan yang sangat serius. Namun, mata Philip tak diam di satu titik mata Philip selalu tajam ke setiap penjuru hingga mata Philip terhenti pada satu titik.
Seperti ada gerakan yang mencurigakan dari pelanggan di ujung sana.
Philip membisikan sesuatu pada Shofi membuat Shofi melirik sejenak pada Philip lalu Shofi kembali fokus lagi pada pembahasan.
"Seperti nya kerja sama kita akan saling menguntungkan!"
Ucap Shofi tersenyum seringai, menatap pada partner kerjanya dengan tatapan penuh intimidasi.
"Oh tentu, saya pastikan anda akan puas!"
"Kalau begitu, selamat!"
Shofi menerima jabatan tangan partner kerjanya. Namun, Shofi tersenyum iblis ketika partner kerjanya berani menggoda dia.
"Kondisikan tangan anda jika anda ingin kerja sama ini tetap membutuhkan tanda tangan anda!"
Ucap Shofi dingin membuat partner kerjanya langsung melepaskan genggamannya karena sedikit terkejut mendengar ancaman Shofi.
Shofi tersenyum seringai ketika tangannya di lepaskan dengan cepat Shofi langsung mengambil tisu basah untuk mengelap tangannya.
Bagi Shofi laki-laki seperti itu adalah hal yang menjijikan. Lalu Shofi langsung membuang tisu basah itu ke dalam tong sampah.
Partner kerja Shofi yang melihat keangkuhan Shofi mengepalkan tangannya erat bahkan sampai urat rahang menonjol dia merasa di hina oleh tingkah Shofi.
Bagaimana Shofi tidak merasa jijik jika partner kerjanya sudah menikah namun tanya masih jelalatan dengan orang lain bagi Shofi laki-laki seperti itu sama seperti sampah yang harus di buang pada tempatnya.
"Silahkan masuk nona,"
Ucap Philip pada Shofi dengan cepat Shofi langsung masuk tanpa bicara lagi. Karena Shofi sudah cukup kesal dengan keadaan hari ini.
"Cepetan, Philip!"
Kesal Shofi karena Philip bukannya langsung jalan malah bicara dulu pada orang lain.
"Maaf non!"
Ucap Philip ketika sudah masuk ke dalam mobil dan langsung menjalankannya.
Philip berharap anak buahnya menghilangkan jejak keberadaan Shofi seperti nya keberadaan Shofi di London sudah mulai tak aman.
Philip langsung membawa mobilnya kembali ke hotel. Seperti nona muda kurang istirahat, terlihat jelas sekali wajahnya begitu pucat.
Ingin meminta Shofi ke rumah sakit takut Shofi akan semakin marah membuat Philip jadi serba salah.
"Non istirahat, jangan terlalu keras bekerja!"
Ucap Philip menasehati karena tak mau nona mudanya malah jatuh sakit. Bisa habis dia di cincang oleh Davit jika tahu Shofi sakit.
"Philip tolong kosongkan jadwal ku besok, ada sesuatu yang harus aku urus!"
"Baik non!"
Patuh Philip mengangguk, Philip mengantar Shofi sampai loby saja karena Shofi melarangnya naik ke atas. Sedang Philip langsung pergi karena ada sesuatu yang harus ia selesaikan dengan partner kerja lain yang memang sudah Shofi handle.
Huh ...
Shofi membuang nafas kasar, entah kenapa hari ini kepalanya cukup berat. Mungkin karena semalam memang Shofi belum tidur.
Shofi susah sekali untuk tidur bahkan jika ingin tidur maka Shofi harus memakan obat dulu baru Shofi bisa tidur.
Rasanya Shofi belum bisa merasakan tidur nyenyak dalam waktu empat tahun ini. Entah karena apa, Shofi juga tidak tahu.
Bahkan Shofi terkadang seharian atau beberapa hari tidak tidur. Jika sulit tidur maka semalaman Shofi akan mengerjakan pekerjaan kantor, kuliah dan yang lainnya agar dunianya teralihkan.
Dan, sekarang Shofi merasakan pusing yang sangat luar biasa.
Shofi memegang gelangnya lalu memainkan liontin yang ada di gelang itu.
Shofi memeluk berharap ia bisa tidur, namun sudah beberapa kali percobaan nyatanya mata Shofi gak mau terpejam.
Dengan kesal Shofi meminum obat tidur berharap bisa membantu dirinya.
Shofi menatap ponsel pribadi nya yang sudah lama tidak ia hidupkan. Karena memang Shofi jika sedang bekerja maka ponsel yang ia gunakan adalah ponsel khusus kerja.
Shofi orang yang tak mau ambil ribet dalam hal apapun.
Karena sudah lama tak di nyalakan Shofi menyalakannya kembali. Shofi yakin, orang yang pertama muncul di layar ponselnya pasti Elsa dan Cherry.
Benar saja dugaan Shofi, namun ada beberapa panggilan juga yang masuk dari Jarvis.
Chat dari Cherry begitu banyak sekali, namun Shofi malas membukanya. Apalagi kedua matanya sudah mulai merasa kantuk tak lama kemudian Shofi tertidur dengan posisi menyamping.
Elsa dan Cherry yang melihat nomor Shofi aktif kembali langsung melakukan panggilan sial nya tak ada satupun yang di angkat oleh Shofi.
Membuat Elsa dan Cherry menjadi kesal, Shofie selalu saja begitu namun anehnya mereka berdua tak bisa marah pada Shofi.
Bahkan mau marah pun mereka tak sanggup yang ada mereka sendiri yang di marahi Shofi.
Apalagi Cherry yang paling kesal karena selalu di abaikan. Padahal Cherry sedang membahas ada anak baru yang super duper ganteng. Itulah Cherry si tukang kepo hal trending pasti Cherry orang pertama yang tahu.
Niat mau memberi tahu Shofi tapi begini. Seperti nya Cherry melupakan satu hal kalau Shofi tak suka masalah begitu an. Karena Shofi orang paling malas mengurusi orang lain.
Bahkan Shofi dengan damainya tidur tanpa mempedulikan panggilan telepon dan Vidio call dari kedua sahabatnya.
Bersambung ...
Jangan lupa Like Hadiah, komen, dan, Vote Terimakasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments