Fatih (Rindu Yang Belum Usai)
Riuh para mahasiswa terdengar nyaring, seakan mereka sedang melihat sesuatu yang menakjubkan.
Seorang gadis berambut pirang berjalan dengan anggunnya menelusuri lorong menuju di mana kelasnya berada.
Kedatangan gadis pirang itu selalu mencuri perhatian anak-anak. Namun, sayang sikap dinginnya membuat para mahasiswa laki-laki tak berani mendekatinya. Karena gadis itu bukan hanya dingin namun juga galak.
Bibirnya yang selalu rapat dengan wajah datarnya. Malah menjadikan gadis itu mempunyai pesonanya sendiri. Apalagi di hiasi bulu mata lentik dengan tatapan biru tajam yang menghunus siapa saja yang mengusiknya.
"Shofi!"
Panggilan seseorang membuat gadis berambut pirang itu menoleh.
Gadis pirang yang di sapa Shofi melambaikan tangan juga membalas lambaian tangan sahabatnya.
"Cepetan, kelas mau di mulai!"
Teriak teman Shofi membuat Shofi mempercepat langkahnya.
"Tak biasanya kamu hampir telat, di kantor sibuk ya?"
"Begitulah!"
Jawab singkat Shofi membuat Cherry mengerucutkan bibirnya.
Terkadang Cherry merasa aneh dengan sahabatnya satu ini. Kenapa sikapnya dinginnya minta ampun. Bahkan kutub Utara pun seperti nya kalah.
"Ngomong-ngomong Frozen kemana?"
"Elsa gak masuk, dia gantiin aku rapat!"
Jawab Shofi sembari duduk, Cherry hanya bisa menggelengkan kepala merasa sangat aneh dengan tingkah kedua sahabat itu.
Padahal Shofi dan Elsa mereka anak-anak pintar tapi kenapa masih mau kuliah padahal sudah gelar doktor. Namun, Cherry begitu beruntung bisa mengenal kedua temannya itu.
Mata tajam Shofi begitu fokus menatap ke depan di mana seorang profesor sedang menjelaskan.
Bagi Shofi belajar adalah kehausan, jika ia tak minum maka ia akan sekarat. Walau Shofi tumbuh semakin cerdas dan menguasai berbagai akademi dan bahasa. Tapi, bagi Shofi belajar itu harus dan tak akan pernah bosan walau Shofi sudah menguasainya.
Ya, tiga bulan lalu Shofi mengutarakan keinginannya untuk kuliah s3 walau Shofi sudah mendapatkan gelarnya. Namun, Shofi ingin merasakan bagaimana dunia kuliah normal seperti yang lainnya.
Bukan kuliah singkat akan IQ tinggi ya hingga dia dengan mudah bisa meraihnya.
Bahkan Shofi adalah satu-satunya mahasiswa terpopuler di kampus Universitas Bonn Jerman. Bukan populer dengan kecantikannya saja, namun juga kepintarannya tak di ragukan lagi.
Bahkan sepertinya Shofi cocok menjadi profesor saja yang mengajari para mahasiswa bukan Shofi yang malah ikut belajar.
Di tambah, siapa yang tidak tahu keluarga Damaresh. Keluarga yang sangat terpandang di Jerman. Dan, Shofi adalah satu-satunya keturunan Damaresh.
Bahkan Shofi masih bisa masuk kuliah karena kuasanya. Karena universitas Bonn tak menerima Shofi menjadi mahasiswa melainkan menawari Shofi menjadi salah satu dosen di sana. Tapi, Shofi menolaknya dan bicara ' saya masih butuh belajar'.
Bahkan terkadang profesor juga sering gagal fokus jika Shofi mengikuti kelasnya. Karena mereka tahu, IQ mereka di bawah Shofi gadis muda namun sudah mempunyai segudang prestasi dalam kurun empat tahun kebelakang. Bahkan Shofi menjadi satu-satunya ahli waris kerajaan Damaresh.
Shofi juga adalah seorang CEO perusahaan Damaresh Bosch Gmbh. Perusahaan yang bergerak di bidang Teknik, Farmasi, Multinasional dan Tekstil.
Dulu ayah Shofi membangun perusahaan Farmasi karena merasa bersalah di masa lalu. Sudah membunuh banyaknya nyawa ketika Alexander menggeluti dunia bawah.
Karena perasaan bersalahnya itu Alexander mendirikan perusahaan Farmasi guna membantu orang-orang sakit namun tak mampu.
Dan sekarang Shofi yang mengembangkannya. Bahkan Shofi rencananya akan mengeluarkan produk baru kecantikan yang baru Shofi dirikan.
Shofi menggeluti bidang itu karena teringat salah satu sahabat nya yang ada di Indonesia. Dia bercita-cita akan membangun perusahan kecantikan dan menginginkan suatu saat nanti bisa berkontribusi dengan perusahaan nya.
Jika mengingat itu, rasanya Shofi rindu akan sesuatu. Entah dari kapan Shofi berubah menjadi sosok dingin tak tersentuh.
Bahkan hidup Shofi seperti banyak rahasia di dalamnya. Hingga membuat Shofi jadi sosok dingin.
"Shofi ... Hay Shofi ..,"
Teriak Cherry sambil melambai-lambaikan tangannya tepat di depan muka Shofi. Cherry merasa heran kenapa sendari tadi sahabatnya itu melamun dan setiap melamun Shofi pasti memainkan gelang yang ia kenakan.
"Shofi!!"
Teriak Cherry membuat Shofi langsung melotot karena terkejut dan kesal akan kelakuan sahabat nya.
"Apa, mau marah. Kamu tuh dari tadi melamun terus. Ada apa, dan kenapa juga setiap kali kamu melamun pasti memegang gelang itu?"
Shofi sontak langsung menarik baju lengan panjangnya guna menutupi gelang yang ia pakai.
"Aku gak maksa kamu buat cerita, tapi kelihatannya gelang itu begitu berharga!"
"Ya, gelang ini begitu berharga bahkan tak ternilai oleh apapun!"
"Pasti orang yang memberikan gelang itu, orang sepesial di hidup kamu!"
Shofi terdiam, bahkan dia lebih sepesial dari apapun. Dan, berharga di hidup Shofi.
Entah bagaimana keadaan di Indonesia, apakah banyak berubah atau masih tetap sama.
Empat tahun, bukan waktu yang mudah bagi Shofi melewati semuanya. Empat tahun ia harus memendam rindu yang semu.
Memendam rindu pada seseorang yang jauh di sana. Apakah rindu itu masih sama atau sudah saling bersebrangan.
Shofi ingin sekali menghubungi kedua sahabatnya yang ada di Indonesia. Namun, sayang, Shofi tak hapal nomor Amira dan Bunga. Bahkan nomor orang yang Shofi rindukan pun ia tak hapal.
Apalagi ponselnya hilang entah kemana bersama semua kenangan di dalamnya.
Shofi ingin berkunjung, namun belum ada waktu untuk dirinya berkunjung ke Indonesia. Dan Shofi yakin tahun ini Amira dan Bunga sudah wisuda.
Entah bagaimana kabar kedua sahabatnya itu, apa Shofi sudah mempunyai keponakan atau belum. Rasanya Shofi kangen semuanya.
Tapi, lagi-lagi Shofi harus menahan rasa itu, apalagi perusahaan betul-betul membutuhkan dirinya. Karena kekacauan yang di lakukan Sam, ibu tiri dan kakak tirinya.
Dan tentu, sang kakak belum memberi izin pada Shofi untuk berkunjung ke Indonesia. Entah ada apa Shofi tak tahu, karena sang kakak seolah sedang menutupi sesuatu darinya.
Dan, sialnya Shofi tak bisa membobol informasi keluarga Prayoga dan Al-biru. Seolah dua keluarga itu sengaja menjaganya. Bahkan Shofi sampai mengirim mata-mata ke sana namun sampai sekarang hasilnya belum ada yang memuaskan seolah memang benar-benar ada sesuatu yang di tutupi dari dirinya.
Entah apa Shofi tak tahu, Shofi ingin segera menyelesaikan tugas-tugasnya agar dia bisa cepat pergi ke Indonesia.
Jika dulu Fatih yang berjuang akan dirinya maka kini Shofi memilih perjuangan untuk mendapatkan apa yang seharusnya ia dapatkan. Walau Shofi tahu, hal itu agak sulit ia lakukan.
"Dia terlalu sepesial untuk sekedar di katakan!"
Ucap Shofi sambil menatap lurus ke depan dengan pandangan rindunya.
"Apa kamu benar-benar merindukan seseorang itu?"
Shofi tersenyum tipis sambil melirik Cherry, tanpa di ucapkan pun Cherry sudah tahu.
Ini bukan hanya sekedar rindu belakang, namun ada sesuatu yang belum usai.
Sungguh Cherry sangat sangat penasaran siapa sosok yang beruntung bisa di cintai oleh Shofi semen dalam itu.
Namun, Cherry keliru akan satu hal itu. Bukan seseorang itu yang beruntung di cintai oleh Shofi.
Namun, Shofi lah yang beruntung bisa di cintai oleh sosok sempurna, King Fatih Al-biru.
Sosok yang tak bisa Shofi jabarkan oleh kata. Sosok laki-laki pertama yang mengenalkan Shofi akan sebuah cinta yang hebat.
Cinta yang begitu sempurna atas kata merelakan.
Shofi memegang erat sebuah gelang tali yang mempunyai gantel berbentuk love yang di dalamnya terdapat Poto dirinya dan Fatih. Kenangan terakhir yang Fatih berikan ketika dia benar-benar pergi.
Bersambung ...
Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Tina Nine
pas baca Judulnya Fatih,,langsung penasaran dan baca...
2023-10-19
1
Fitrothul Auliya
Bru baca,kyanya dri pertama udh bgus.mdh" selanjutnya lbih menarik lgi
2023-10-19
1
Artoria Pendragon
hrajtsjtsjs
2023-06-14
1