Terkejut

Pagi Hari, Fida pergi bekerja seperti biasa, sampai di kantor seluruh pegawai harus rapat karena akan ada kedatangan tamu luar negeri besok.

Fida dan seluruh pegawai meletakkan tas di tempat kerja, dengan buru buru, dia kembali menghadiri rapat besar pegawai di aula.

Fida datang dan langsung berbaris di ruang aula bersama dengan rekan profesi petugas kebersihan lain.

Sekitar pukul 09:00 pagi, acara rapat besar dimulai, Bapak Suherman berjalan diatas pentas menghadap seluruh pegawai yang berdiri.

Bapak Suherman kemudian berpidato kepada seluruh pegawai agar semua tahu bahwa pekerjaan besar akan menanti untuk perusahaan ini.

Fida mendengarkan pidato Suherman, setelah rapat pegawai singkat selesai. Semua pegawai bubar untuk kembali bekerja.

Fida dan petugas kebersihan lain masih rapat dengan Jefri untuk melakukan kebersihan hari ini. Karena acara besok setengah hari saja.

Fida dan petugas lain mengambil perlengkapan kebersihan untuk membersihkan aula ini dengan dicuci, dipel serta dibersihkan debunya.

Saat sedang bersih aula, Fida tak sengaja menyenggol kaki kanan seorang petugas kebersihan dengan sapu.

Dia kaget dan memarahi Fida dengan wajah masam. Dia memegang kerah baju Fida dengan wajah marah sambil mengoceh dan mendorong jatuh ke lantai. Fida terduduk di lantai lalu meminta maaf kepadanya.

Tapi dia tidak terima dan memarahi Fida dengan kasar lagi. Hingga membuat seluruh pegawai mendatangi lokasi pertengkaran dan melerai mereka. Fida lari, Sakti mengejar untuk memukulnya.

Lalu petugas keamanan datang menahan Sakti oleh satpam dengan cara memeluknya. Sakti berteriak kepada Fida dan mengancam untuk balas.

Lalu Fida kembali dan menghampiri Sakti dalam kondisi badan dipeluk 3 petugas keamanan.

Fida meminta maaf dan menjelaskan kalau ini tidak sengaja. "Jangan marah ya, Mas?"

"Tak sengaja! Lihat mata saya."

Fida melihat matanya namun sekejap menunduk kepalanya karena merasa takut.

Akhirnya mereka berdua dibawa ke bagian kedisplinan perusahaan untuk menyelesaikan persoalan ini.

Fida dan Sakti duduk di meja Doni selaku petugas disiplin pegawai. Mendengar cerita mereka jelaskan, persoalan ini sangat sederhana. Namun Sakti terlalu berlebihan menanggapi ini.

Fida terdiam karena kesalahan ini, setelah itu mereka saling meminta maaf. Sakti menerima permintaan maaf dan melupakan semuanya dengan wajah ramah. Begitu juga Fida meminta maaf karena sudah menyenggol kaki Sakti saat bekerja.

Fida dan Sakti kembali bekerja membersihkan ruang aula dengan hati-hati. Namun Fida sangat sedih dan sabar menanggapi hal ini.

Selesai bersih-bersih aula, Fida langsung kembali ke dapur tempat Fida bekerja dan masuk kamar mandi untuk menangis.

Fida sangat terkejut saat Sakti marah besar dihadapan para pegawai lain yang melihat dan sangat malu atas perbuatannya. Karena dia tidak terbayang akan terjadi hal sebesar ini.

Setelah menangis, Fida duduk di dapur, minum teh sambil menenangkan diri. Jefry datang menemui Fida di dapur.

"Fida kamu yang sabar ya, kamu harus kuat menghadapi cobaan ini, jangan menyerah dan tetap semangat."

Jefry memberi semangat kepada Fida yang sedih dan memegang pundaknya.

Fida yang sedih, selalu Jefry yang menghiburnya. Seakan dia yang selalu menolong hatinya yang kaget.

Lalu Rio datang ke dapur Fida untuk mengejeknya di depan Jefry.

"Makanya, kalau kerja itu hati-hati, tuh kan akibat mengejek saya semalam kena batu kamu."

Fida terdiam dan tidak menanggapi ucapan Rio. Lalu Jefry menyuruh dia pergi karena masih shock. Rio pergi meninggalkan mereka.

Lalu Fida kembali bekerja seperti biasa dengan wajah lesu. Selesai bekerja, Jefry mendatangi Fida untuk mengantar pulang ke tempat kostnya.

Sampai di tempat kost, Jefry kaget kalau penghuni kost melihat mereka dengan wajah marah. Fida berwajah lesu buka pintu kost dan masuk ke dalam bersama Jefry.

Kemudian Jefry duduk, lalu Fida menyiapkan minuman dan meletakkan diatas meja.

Fida ganti baju dan mandi. Lalu Fida duduk di kasur berhadapan pada Jefry dengan wajah lesu.

"Terimakasih ya, Pak sudah mengantar saya pulang. Saya tak menyangka ada kejadian seperti ini."

"Tidak apa Dek, kamu telungkup, bapak akan pijit badan kamu ya."

Jefry meletakkan minyak ke punggung Fida lalu memijit badan dengan nyaman dan merasa enak sekali dipijit Jefry, sambil bercanda agar dia tidak sedih lagi.

Setelah itu Fida terbangun dan kembali segar. Fida mengucap terima kasih kepada Jefry karena telah membantunya.

Jefry permisi pulang karena sudah malam, lalu Fida mengantarnya keluar pagar dengan dilihat penghuni kost dengan tatapan marah. Jefry tidak melihat itu dan mengabaikan mereka.

Lalu Fida kembali lagi ke dalam kamar untuk tiduran sejenak sambil melupakan semua kejadian tadi siang dengan menghirup minyak angin di hidungnya.

Tak lama kemudian dua orang anak kost melihat Fida dari jendela, lalu menutup tirai jendela karena terganggu. Beberapa ketukan pintu mulai terdengar di pintu kamar kost dia. Tapi diabaikan saja dengan rebahan sejenak.

Lalu ada suara orang ingin masuk temui Fida, masuk seorang pria ramah tepat disebelah kamar Fida duduk dan berbicara kepada Fida.

Pria itu adalah Fajar, dia memperkenalkan diri dengan berjabat tangan sambil tersenyum. Fida menerima jabat tangan balas senyumnya.

Fajar bercerita bahwa di kamar kost ini anak muda memang begitu kalau melihat orang baru. Fida menanggapi dengan senang bahwa Fida memiliki penghuni kost sekaligus teman kost yang ramah.

Terdengar suara ketukan pintu, Fida dan Fajar mengabaikan dan melanjutkan pembicaraan.

Fida curhat pada Fajar kalau dia lagi tidak baik karena melakukan kesalahan kerja. Jadi mengalami shock.

Fajar mendengar hal itu prihatin kepada Fida, sambil membujuk untuk sabar. Bahkan Fajar memberikan saran kepadanya.

"Orang kalau bekerja sedikit salah memang begitu, Mas. Jadi harus kuat jangan masuk ke dalam hati dan anggap saja angin lalu."

"Iya, Fajar terimakasih atas dukungan kamu ya. Tapi saya masih terkejut dengan hal ini karena baru ini orang marah terus pada saya." ucap Fida.

"Sudah, Mas. Tidur saja lah, Mas saya temani mas ya. Supaya hati dan pikiran lebih tenang."

"Fajar pamit pulang ya."

"Iya Fajar, Hati-hati."

Fida langsung mengunci pintu dan menuju kamar mandi, ambil air wudhu untuk Shalat Isya. Setelah itu dia berdoa.

"Ya Allah, banyak sekali cobaan membuat hamba shock dan terjatuh hati hamba menghadapi orang-orang disana. Berikan hamba kemudahan dan kekuatan untuk sabar, menghadapi orang yang selalu memarahi saya. Dekatkan hamba pada orang baik dan beriman, kuatkan hamba pada kesabaran."

Setelah selesai berdoa, Fida kembali berbaring, dia terus menenangkan diri dengan bernapas dengan perlahan dan melupakan semua kejadian pada hari ini.

Fida pun membaca doa tidur agar diberikan keselamatan dan ketenangan hati dan pikiran sambil berdzikir diatas tempat tidur hingga tertidur.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!