Pria Misterius

Pagi hari Fida bersiap berangkat mengembalikan dompet pria misterius dan bersiap berangkat.

Saat menutup pintu kost, Fida dilihat oleh semua penghuni kost dengan wajah marah. Mereka berdiri tepat di depan pintu masing-masing, kebetulan kamar kostnya berada diujung, kecuali kost sebelah kamarnya melihat dengan ramah.

Fida kelihatan heran, namun tetap sabar untuk tidak marah kepada mereka dan pergi meninggalkan kost menuju keluar gang kostnya, tepat di jalan raya.

"Heran saya melihat anak kost disitu, liat orang, kek liat rendang."

Fida berdiri di pinggir jalan mengambil handphone, memesan ojek online untuk pergi ke rumah Bapak Suherman.

Sampai di depan rumah Bapak Suherman, Fida memanggilnya sambil mengetok gembok pagarnya.

"Assalamualaikum, Pak.

Beberapa kali Fida memanggil, tidak ada seseorang yang keluar membuka pagar. Lalu dia melihat ada tombol disitu, lalu menekan tombol bel tepat diluar pagar.

Lalu Fida di datangi seorang pria tak dikenal dengan memegang pundaknya. Lalu dia kaget sekali dan tidak menyadari kalau ada pria menghampirinya tanpa gerakan bersuara dan aura yang tak terasa olehnya.

"Kamu mau ngapain?"

"Saya mau tekan tombol bel di pintu itu, Mas." Sambil menekan tombol bel rumah itu.

Pria itu melihat sekitar komplek rumah yang sunyi tidak ada orang. Dia pun menganggu Fida dan menyerahkan tas ranselnya dengan kata yang halus.

Fida menolak tas ransel itu dengan baik, pria itu mulai marah kepadanya. Tapi tak lama kemudian seseorang penghuni rumah keluar dan berteriak.

"Hey, Hey jangan ganggu dia!"

Bapak Suherman mengusir pria tak dikenal yang menganggu Fida dengan mengancam memakai golok.

Pria itu pergi, Bapak Suherman langsung membuka pagar rumahnya dan menyuruh Fida masuk ke dalam rumahnya. Suherman langsung menutup pagarnya lagi.

"Itu sering terjadi, Pak?"

"Jarang terjadi, cuma komplek ini memang sunyi, Dek." ucap Suherman sambil menutup pintu pagarnya.

Fida dan Suherman masuk ke dalam rumah dengan buka sepatu dan kaos kaki. Fida berdiri di ruang tamu dengan wajah bingung melihat kondisi rumah yang amat mewah.

"Wah rumahnya bagus banget ya."

"Mau minum apa, Dek?"

"Air putih saja, Pak."

"Baik tunggu sebentar ya."

Fida, pun duduk dan Suherman memberikan segelas air putih kepadanya. Lalu bapak itu duduk berhadapan.

Fida meminum segelas air putih, lalu memulai pembicaraan kepada Bapak Suherman.

"Pak, saya mau kembalikan dompet milik bapak, kemarin terjatuh di area parkir mobil tepat di depan perusahaan bapak bekerja."

Fida memberikan dompet itu kepada Suherman dengan santun.

Lalu Suherman menerima dompet itu dan memeriksa isinya. Namun Suherman bingung.

"Kamu tahu dari mana alamat rumah saya?"

"Ada identitas di dompet bapak."

Bapak Suherman mengucapkan terimakasih kepada Fida telah menemukan dompetnya dan telah mengantarkan ke rumah.

Lalu Bapak Suherman mengajak Fida sarapan pagi, kebetulan masih jam 08:00 wib. Namun menolak tawaran Suherman dan ingin pamit pulang.

Suherman tetap mengajak bapak itu ke ruang meja makan yang sudah tersedia menu makanan sarapan pagi dengan wajah ramah dan memegang tubuhnya sambil mengarahkannya ke ruang meja makan.

Fida duduk di meja makan dan melihat hidangan mewah.

Suherman mengajaknya untuk sarapan pagi sambil mencicipi lontong kesukaannya yang dimasak asisten rumah tangga.

Fida bingung dan segan, sementara Suherman tetap menyediakan piringnya dan menyajikan lontong.

Akhirnya Fida memakan lontong dengan sendok, satu demi satu suapan, masuk kemulutnya. Namun merasa malu dan segan di layani Suherman.

Selesai sarapan pagi Fida duduk di ruang tamu bersama Suherman yang juga duduk bersamanya berhadapan.

"Bapak disini sendiri?"

"Betul Dek, bapak disini sendirian, anak sudah berkeluarga, jadi bapak disini bersama asisten rumah tangga dan satpam yang kebetulan hari ini sedang cuti. Kamu, Bapak lihat pakaian kamu seperti sedang ingin melamar pekerjaan ya, Dek?"

"Iya Pak, saya kemarin melamar pekerjaan tidak diterima bahkan hanya menunggu panggilan tes dengan menitip berkas di meja HRD dan resepsionis."

"Tidak apa-apa Dek, namanya usaha, daripada tidak sama sekali."

Bapak Suherman kebetulan menawarkan Fida bekerja di perusahaan miliknya. Dia adalah seorang pemilik resmi perusahaan tempat dia bekerja. Dia bermaksud ingin Fida masuk ke bagian cleaning servis, karena posisi kosong di perusahaan itu.

Fida mendengar itu dengan terkejut, dan menerima tawaran untuk bekerja di perusahaan milik Bapak Suherman.

Suherman mengajak Fida pergi ke tempat bekerja karena waktu sudah pukul 09:00 Wib dengan menyuruhnya masuk ke dalam mobil.

Sampai di tempat tujuan mereka turun dari mobil, segera masuk ke ruang direktur dan menyuruh Fida duduk.

Kemudian Suherman menelpon HRD dari kantor untuk menghadap ke ruangan.

HRD mengetuk pintu dan direktur menyuruh masuk.

"Loh ini HRD kemarin, saya masuk untuk melamar pekerjaan tapi saya di cuekin sama dia." ucap Fida wajah heran.

HRD hanya melihat Fida dengan wajah sinis sambil berdiri menghadap direktur untuk dilayani.

"Kamu sudah masuk ke bagian HRD Fida kemarin?"

"Iya Pak, kemarin saya di cuekin saat saya melamar pekerjaan kepada dia Pak."

"Betul itu, Rio?" ucap Suherman nada ketus.

"Betul Pak."

"Kamu ini bagaimana, saya suruh kamu bekerja disini melayani semua orang. Bukan kamu cuekin dia!"

"Maafkan saya ya Pak?"

"Baik, untuk ini saya maafkan ya, Rio."

Suherman langsung memberi tahu kepada Rio bahwa ada pegawai baru yang akan bekerja mulai hari ini. Namanya adalah Muhammad Fida, dia akan bekerja di posisi cleaning servis di perusahaan ini.

Fida duduk dengan wajah senang diterima bekerja hari ini.

"Rio tolong bimbing dia selama proses bekerja di perusahaan ini, gunakan standar operasional bekerja di perusahaan ini ya Rio kepada Fida."

"Baik, Pak."

"Terimakasih banyak ya, Pak." ucap Fida sambil menjabat tangan Suherman.

Fida dan Rio pergi ke ruangan dapur di lantai dua untuk memberikan arahan bekerja.

"Fida ini ruang dapurmu, lantai dua ini saja tempat kamu melayani pegawai. Ini peralatan kebersihan. Kamu juga ditugaskan terima dan antar paket ya." ucap Rio memberikan arahan bekerja kepada Fida.

"Baik Pak, terimakasih atas arahan Bapak HRD Rio yang sangat sopan sekali kemarin ya." ucap Fida sambil mengejek

Rio hanya diam dan melihat sinis kepada Fida.

Fida pun tak mau kalah juga, dengan memasang wajah marah kepada Rio.

Direktur pun lewat di lantai dua dan menyuruh mereka kembali bekerja.

"Baik, Pak." ucap Keduanya.

Fida dan Rio saling melihat dengan wajah melotot dan Rio pergi meninggalkan Fida untuk bekerja.

Fida pun masih kesal kepada Rio kemarin dengan melihat HRD sedang berdiri di lift untuk turun, karena teringat dicuekin selama 4 jam kemarin.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Fatkhur Kevin

Fatkhur Kevin

semangat Terus thor

2023-04-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!