...Sang Everest...
...******...
“Argh!”
Mendengar tuannya terus menerus mendesah kesakitan membuat pria yang tengah mengendarakan mobil tidak tenang.
“Bos, tahan sebentar lagi kita sampai.”
Pria yang duduk di kursi penumpang itu ngos-ngosan sambil memegangi dadanya yang semakin sakit. Persetan dengan bencong yang memberinya obat! Tunggu saja bila bertemu dia tidak akan melepaskannya!
“Ayo percepat, ugh! Aku sudah tidak tahan lagi,”Dengusnya tersengal-sengal.
“Baik, bos!”Dia menginjak pedal gas.
Di kejauhan, sebuah Ferrari mulai mendekat. Gerbang villa terbuka lebar, mobil dengan lancar masuk. Villa mewah bergaya American classic itu merupakan kediaman pribadi tuannya.
Pria yang menyetir mobil, keluar mobil dengan tergesa lalu membuka pintu belakang, membantu tuannya turun. Setelahnya memapahnya masuk ke dalam rumah menuju kamar.
“Ayo bos, berbaringlah.”
“Panggil dokter Tian, cepat!”ucap cowok yang kini duduk di tepi ranjang. Keringat dingin mengucur deras di sekujur tubuhnya. Dia tidak tahan lagi!
Tanpa banyak bicara bawahannya yang bernama Fadil itu langsung pergi meninggalkan sang bos yang kesakitan.
“Argh, sial!”
Obatnya di dalam laci ternyata sudah habis dua hari lalu. Menunggu dokter pribadinya datang sambil menahan sakit yang menyiksa. Entah mengapa ia merasa ngantuk, sepertinya obat yang bencong itu kasih baru memberi efek.
Mungkin tidur akan meredakan rasa sakit. Perlahan-lahan matanya mulai terpejam dan terlelap.
10 menit kemudian.
Akhirnya Fadil datang bersama seorang lelaki berkacamata memasuki rumah dengan langkah cepat. Lelaki memakai jas putih khas dokter itu bernama Septian atau kerap dipanggil Tian adalah seorang dokter profesional peraih medali emas dengan berbagai jenis penghargaan bergengsi telah diraihnya.
Dokter berbakat yang diakui dunia, karena keuletan dan ketekunannya selama menjadi dokter yang berhasil menciptakan obat efektif penyakit jantung yang telah disertifikasi WHO. Selain hebat di bidang medis, dia juga sangat terkenal di mata para wanita, genteng, perfeksionis, kaya dan murah senyum yang bikin klepek-klepek cewek.
“Di mana dia?”
“Di kamar, dok.”
“Kenapa bisa begini?”Dokter Tian menoleh.
“Kalo diceritain, ceritanya panjang dokter.”
“Ya sudah, jangan.”
Mereka mempercepat langkah menaiki tangga menuju kamar.
Sementara itu, di dalam kamar pria yang tertidur itu tiba-tiba membuka kedua matanya. Kenapa rasanya badannya menjadi lebih enak dan ringan. Dia meraba dadanya, tidak merasakan sakit seperti pertama tadi justru plong rasanya.
Jika penyakit ini kumat, dia akan terus merasa kesakitan dan akan merasa mendingan kalo meminum obatnya. Tetapi kali ini aneh, kenapa ia tidak merasakan apa-apa?
“Aku tidak merasakan sakit, apa karena obat itu?”
Tiba-tiba saja suara pintu dibuka membuyarkan lamunannya, ia menoleh dimana Fadil berlari menghampiri.
“Bos! Bagaimana keadaan bos?? Apakah merasa kesakitan”hebohnya melihat kanan, melihat kiri memastikan kondisi tuannya.
“Menjauhlah dariku...”pekik pria itu, menyingkirkan tangan Fadil darinya.
“Huhuhu! Bos, kenapa bisa begini? Dulu kumat sebulan sekali, tapi sekarang kenapa tiba-tiba kumat padahal baru setengah bulan.”Teriak Fadil terisak tangis, menangis berlebihan.
“Nasibmu sial sekali, bos. Dijebak dan mau diperkosa, lalu bertemu dengan pria genit. Huhuhu... Aku kasihan sekali. Hiks!”
“Diam!”pekik pria itu, tajam.
“Dokter Tian, cepat periksa bos kami!”
“Jangan cemas, aku sudah di sini. Bukan masalah besar,”sahut Dokter Tian, masuk. Membuka koper berisi peralatan medis yang akan digunakan.
“Selain merasakan sakit yang bagaikan mati tertusuk es, apa kau tidak merasa penyakit ini sangat cocok dengan bos kalian yang memiliki temperamen buruk ini?”sindir keras dokter Tian.
“....”
Fadil melirik sang bos, air wajahnya berubah drastis terlihat marah yang terpendam. Tapi omongan dokter Tian tidak salah, bosnya ini memiliki temperamen buruk.
“Tapi tenanglah... selama ada aku, raja neraka pasti aku kalahkan.”Cetus dokter Tian mengeluarkan jarum suntik sambil menampilkan senyum simpul.
Beberapa saat kemudian, setelah melakukan pemeriksaan dan mengetahui hasilnya, terlihat beberapa kejanggalan yang membuat sang dokter tampan terkejut bukan main.
“Everest, kau jujurlah padaku, apa kau minum obat tanpa sepengetahuanku?!”selidik dokter Tian mendelik tajam.
Everest terkejut.
“Bagaimana caraku minum obat jika obatnya itu sendiri tidak ada.”pekik Everest tak kalah tajam.
“Apa?! Tapi bagaimana mungkin racun dalam tubuhmu bisa begitu rendah padahal kau tidak meminum obatnya?”Dokter Tian berkerut kening merasa heran.
“Bahkan lebih rendah daripada ketika aku memberimu obat bantuan.”tandasnya.
Pria itu juga tak kalah kegetnya. Kadar racunnya sangat rendah? Ucapan dokter Tian sangat serius dan tidak mungkin dia hanya bercanda.
Tiba-tiba dia teringat dengan sosok pemuda genit yang menggodanya habis-habisan bahkan sudah melecehkannya. Tidak hanya bertindak senonoh bencong itu juga memaksanya memakan sebuah obat.
Awalnya dia merasa sesak dan sakit luar biasa tapi setelah beberapa menit dia tidak merasa sakit lagi.
Siapa dia sebenarnya?
Fadil merinding melihat ekspresi wajah bosnya yang serius itu.
“Apa kau tahu sesuatu?”tanya dokter Tian, menoleh dan menatap lelaki yang berdiri disampingnya.
“Sebenarnya saat kami menghadiri pesta bos tiba-tiba menghilang dan tidak seperti biasa mengirim email padaku, katanya dia sedang ada urusan. Aku yang merasa aneh langsung melacak ponselnya, yang menunjukkan keberadaan bos disalah satu Klub malam, saat aku tiba, aku hanya melihat bos kesakitan di atas kasur dan di sofa ada nona Lin yang tidak bisa bergerak dan hanya bergumam tidak jelas.”ungkap Fadil membeberkan secara spesifikasi.
Sontak dokter Tian langsung terkekeh mendengarnya. Sudah penyakitan masih ada saja yang mau memperkosanya.
“Oh jadi, bos kalian yang tahu dengan jelasnya?”
Fadil mengangguk.
“Ev, bisa beritahu aku apa yang terjadi?”
Everest menghembuskan nafas, kejadian memalukan itu apa harus diceritakan? Ah sudahlah, lagipula mereka orang-orang kepercayaannya.
“Aku akan mengatakannya, tapi kalian harus janji jangan menertawai aku.”
Aku baru melihatnya semalu itu. Sebenarnya apa yang terjadi —batin Dokter Tian penasaran.
“Oke, kami tidak akan menertawai mu.”
Everest menarik nafas, mulutnya mulai terangkat. Dia memberitahukan apa yang terjadi padanya dan penyebab kadar racun dingin dalam tubuhnya tiba-tiba turun drastis.
“.... Seperti itulah.”
Keadaan hening.
Tiba-tiba pecah oleh gelak tawa mereka berdua. Everest mendengus, mulut itu bisa berdusta. Tadi mereka dengan serius mengatakan tidak akan tertawa tapi setelah dia bicara jujur mereka justru tertawa terbahak-bahak.
“DIAM!!!”
Keduanya berhenti tertawa kala mendengar suara dingin yang keluar dari mulut Everest penuh belati.
“Emem... Apa kau tahu siapa bencong genit yang menggodamu itu?”Tanya dokter Tian membersihkan tenggorokannya berusaha seserius mungkin meski dalam hati masih ingin ngakak. Baru kali ini ada yang berani melakukan hal seperti itu pada seorang iblis berwajah manusia. Hmm, orang itu sangat langka.
“Aku tidak tahu namanya, tapi aku ingat jelas wajahnya!”Geram Everest, mengepalkan tangan kuat. Kesal karena perlakuannya.
Tamatlah orang itu, dia sudah mengusik singa tidur. Hmm, meskipun dia sudah menyelamatkannya, Everest yang menjunjung tinggi harga diri ditambah temperamennya yang buruk dia tidak akan meloloskannya begitu saja—Gumam dokter Tian, miris.
“Apa yang akan kau lakukan?”
“Menemukannya walaupun harus ke ujung dunia.”Sahut Everest penuh kemarahan.
“Hmm, baguslah. Aku juga sangat penasaran.”
“Fadil!”
“Ya, bos?”Ujar Fadil menghampiri.
“Cari informasi orang itu, aku mau besok selesai.”titah Everest tanpa bantahan.
“Baik, bos.”Fadil membungkukkan badan setengah derajat, setelahnya melenggang pergi. Mencari informasi orang? Pekerjaan mudah tentunya.
Dokter Tian terdiam dengan berbagai pertanyaan membanjiri otaknya. Ada orang sehebat itu? Kenapa dia tidak tahu. Apa orang itu juga seorang dokter sepertinya? Jika iya, dia akan menjadi dokter paling fenomenal yang pernah ada. Berhasil menekan racun langka? Dia harus berteman dengan orang itu.
“Oh ya, Ev, jika sudah menemukan orang itu jangan lupa calling calling ya?”seru dokter Tian tersenyum manis.
Everest menengok sekilas tanpa menjawab.
Lihat saja! Saat aku menemukanmu aku akan mempersulit hidupmu—senyum Everest terbit.
Dokter Tian yang menyadari mengerutkan kening. Apa yang dipikirkan pria es ini?
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments