Seragam olahraga

Sinar matahari memasuki jendela kamar gadis itu,Kanaya masih betah mengulat diatas ranjangnya,hari ini hari pertamanya datang bulan,membuatnya malas untuk bangun terlebih lagi ada pelajaran olahraga di sekolah,ia sangat tidak menyukai olahraga.

"Nay bangun,nanti kamu kesiangan!" Teriak Alin,ibunda Kanaya.

"Iya bun,ini juga tinggal mandi" Jawab Kanaya dengan suara khas bangun tidur.

"Cepet ini bunda sama ayah mau berangkat kerja"

"Iya berangkat aja bun,aku mandi dulu" Dengan langkah sempoyongan ia berjalan keluar kamar,menuruni tangga menuju kamar mandi.

"Yaudah kamu mandi ya,maafin bunda sama ayah perginya pagi-pagi soalnya ada meeting penting" Ucap Alin sambil mengecup kening putri satu-satunya itu.

"Ayah juga pergi ya sayang,kamu hati-hati,maaf ayah gabisa anter kamu sekolah" Ucap Josep,ayah Kanaya.

"Gapapa,ayah bunda juga hati-hati ya"

Setelah ayah bunda nya pergi Kanaya kembali berjalan menuju kamar mandi,seperti itu lah keaadaan rumah Kanaya di pagi hari,sepi,tidak ada orang dirumah selain Kanaya yang bersiap untuk pergi ke sekolah,namun Kanaya mengerti akan kesibukan orang tuanya,toh setiap pulang sekolah juga bi erna pasti sudah di rumahnya,bi erna satu satunya teman Kanaya dari siang sampai sore saat orang tua nya pulang,karena rumah bi erna dekat jadi ia tidak pernah menginap di rumah Kanaya,alasannya supaya anak dan suaminya juga terawat,untuk itu bi erna selalu datang setelah pekerjaan di rumahnya selesai lalu pulang saat ayah dan bunda Kanaya datang,bisa dibilang bi erna adalah orang tua kedua Kanaya,tidak jarang juga Kanaya ikut mengasuh anak bi erna kalau bi erna sedang kerepotan.

***

Hoshh...hoshhh.hoshhh..

Nafas Kanaya tak beraturan karena berlari,melihat pintu gerbang akan segera ditutup oleh pa fuad satpam di sekolahnya.

"Paa,bentarr hossshhh... Nay mau masuk hoshhh"

"Neng nay tumben ga diater ayahnya"

"Iya pa,lagi ga dianter makanya kesiangan hosshh" Nafasnya masih belum teratur.

"Kasian pisan anak cantik lari-lari,yaudah masuk cepet mumpung masih keburu" Ucap pa fuad,Kanaya pun berterima kasih kepada pa fuad.

Sifatnya yang periang dan juga ramah membuat Kanaya di senangi oleh para pegawai sekolahnya,bahkan ia tidak segan membantu kakek arif (petugas kebersihan sekolah) menyapu di taman belakang.

***

Seperti biasa Kanaya pergi ke kelas Cakra,hari ini ia membawa roti coklat paggang yang ia buat sendiri di rumah,karena ini lah Kanaya kesiangan.

"Noh liat tuan putri lo udah jalan kegirangan" Ledek Arga yag melihat Kanaya berjalan dengan senyum di wajahnya.

Tidak di pungkiri oleh Cakra kalau Kanaya sangat cantik jika tersenyum seperti itu.

"Liat aja nanti,dia gabakal bisa senyum kaya gitu lagi" Ucap Cakra lalu kembali berjalan memasuki kelasnya.

Kanaya yang melihat Cakra malah masuk kelas merasa kesal lalu dengan cepat ia menarik pergelangan tangan Cakra.

Cakra yang kaget refleks menepis tangan Kanaya dengan sekuat tenaga hingga Kanaya terjatuh.

"Awwww" Ringis Kanaya,untung saja roti paggang nya masih aman karena ia simpan di kotak bekal,Kanaya pun berdiri melihat orang-orang di sekitar mentertawakanya.

"Kamu kasar banget sih" Ucap Kanaya cemberut sambil membersihkan roknya yang sedikit kotor.

"Ya elo berani-beraninya pegang tangan gue!"

"Iya maaf,aku kan ga sengaja"

"Boong cak dia sengaja" Ucap Arga memprovokasi.

"Diem lo!" Kesal Kanaya kepada Arga.

"Ini aku bikinin kamu roti panggang,cobain deh "

"Gausah gue ga makan coklat" Ucap Cakra dingin.

"Bukanya kamu makan coklat dari aku kemaren?"

"Siapa bilang gue yang makan itu coklat?"

Kanaya langsung melirik Arga degan sinis.

"Apa lo liat-liat gue?" Tanya Arga dengan salah tingkah.

"Pasti lo yang makan? Iya kan? Berani-beraninya lo makan coklat yang gue kasih buat Cakra" Kesal Kanaya sambil memukuli lengan Arga.

"Aw sakit Nay awww!" Teriak Arga.

"STOP!!!" dengan frustasi Cakra mengusap wajahnya kasar.

"KANAYA AURORA! lo bisa diem ga! Coklat yang lo kasih udah gue buang! Puas lo?"

***

Dengan wajah lesu Kanaya berjalan ke kelas nya.

"Kenapa muka lo kusut gitu?" Tanya Karina.

"Coklat yang gue kasih kemaren ke Cakra dia buang,padahal itu coklat mahal kesukaan gue yang gue beli dari uang jajan sendiri"

"Lagian lo bego banget jadi cewe,udah tau Cakra ga suka tetep aja di kejar"

"Ya gimana,lo tau kan pribahasa kalo cinta itu buta?"

"Terserah lo"

***

"Mampus,seragam olahraga gue ilang!" Ucap Kanaya sambil mengobrak-abrik isi lokernya.

"Serius lo?" Tanya Karina.

"Kemaren perasaan masih ada disini,ini juga lokernya kaya udah dibuka paksa,gimana dong rin,gue gamau di hukum"

"Ya gimana lo pasti di hukum,mana sekarang mau ada praktek,gini deh mending lo coba jelasih dulu kalo loker lo ada yang ngebobol,siapa tau pa Rangga ngerti,gue bantu deh ngomongnya"

Kanaya mengangguk lemas,ia sudah tau pasti dirinya akan terkena hukuman minimal 50 kali lari keliling lapangan.

Dan disinilah Kanaya sekarang,ia sedang berlari mengelilingi lapangan upacara denga cuaca yang sangat terik karena ini sudah jam 11 siang.

Beberapa kali ia disoraki oleh murid-murid lain,malu,karena hanya dirinya yang di hukum saat ini,apalagi saat Cakra melihatnya sedang dihukum seperti ini.

Dari jauh Cakra tertawa kearah Kanaya,lalu dengan sengaja ia mengkibas-kibaskan baju olahraga Kanaya.

"Wahh lo parah sih Cak" Arga menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sahabatnya ini.

"Biarin biar tau rasa itu cewe hahahaa" Ucap Cakra masih mengkibas-kibaskan baju Kanaya.

Kanaya yang melihat seragam olahraganya berada di tangan Cakra pun langsung berlari  ke arah Cakra tanpa melihat kanan kiri.

"Awass nayy!!!!" Teriak segerombolan murid laki-laki yang sedang bermain bola di tengah lapangan.

Dugggg.

Bola itu mengenai wajah Kanaya,hidungnya mengeluarkan darah,ia mimisan,pandangannya pun perlahan gelap,kanaya pingsan ditengah lapangan.

Cakra yang melihat itu berlari ke tengah lapangan disusul dengan Arga.

"Lo minggir!!" Teriak Cakra berusaha membelah murid laki-laki yang berkerumun mengelilingi Kanaya yang sedang pingsan.

"Kalian kalo ga bisa maen bola diem aja anjing!" Ucap Cakra penuh amarah sambil membuka seragam yang ia kenakan lalu mencoba menghentikan darah dari hidung Kanaya,untung saja ia selalu memakai kaos putih polos sebelum memakai seragamnya.

Arga yang melihat itu merasa heran,kenapa Cakra tiba-tiba marah saat Kanaya seperti ini.

Cakra yang baru menyadari tingkahnya yang aneh kemudian menoleh ke arah Arga.

"Lah gue kenapa?" Ucapnya dalam hati.

"Eeeeee,ga lo ,lo aja yang bawa dia ke uks,woy lo bantuin Arga ngangkat ni cewe" Ucap Cakra terbata-bata kepada salah satu murid yang ada di lapagan.

"Bukannya sekalian lo gendong cak,seragam lo aja udah penuh sama darah si nay" Ucap Arga dengan nada mengejek.

"Berisik lo,udah cepet bawa ni cewe ke uks!" Perintah Cakra.

"Sialan,gue kenapa anjing!" Ucap Cakra frustasi sambil meremas seragam olahraga Kanaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!