Solusi

Suasana di kantin begitu tegang. Vero melipat kedua tangannya di dada, sementara itu Bibi Leana sibuk menangis meratapi nasib keponakannya.

"Jadi, semua salah Marco." "Marco yang menyuruh Max untuk menculik Jessi. Tapi, Max salah membawa orang karena Jessi dan Leana menggunakan baju kembar." "Marco sama sekali tidak ingin menyuruh Max melukai Leana." ungkap Marco dengan jujur.

"Tapi, adikmu sudah melakukan perbuatan bejat. Seharusnya dia sudah membusuk di penjara." kata Bibi Marie dengan emosi.

"Max sekarang mungkin ingin bertanggung jawab atas perbuatannya. Bukankah itu solusi yang bagus?"

"Mom tidak setuju." protes Vero. Dia memandang penampilan Bibi Marie yang sangat biasa. Pasti Leana bukan dari keluarga terpandang. Apa jadinya seorang keturunan keluarga Scotts menikah dengan orang yang biasa-biasa saja? Vero bisa malu pada teman-temannya.

"Saya juga tidak setuju. Leana tidak akan mau menikah dengan Max." Bibi Marie juga menolak keras penawaran dari Keluarga Scotts. Leana akan menderita jika dia menikah dengan orang yang telah menodai dia.

Marco merasakan kepalanya berdenyut. Jika Vero dan Bibi Marie berteriak terus seperti ini, Marco yakin kalau dia akan menyusul Max untuk di rawat inap di rumah sakit Husada.

"Mom.. Tadi Mom sudah janji pada Max untuk mengabulkan apa yang Max minta." Marco coba me lobby Vero meskipun itu terdengar mustahil. "Mom, juga perlu ingat, tidak ada wanita yang bisa dekat dengan Max. Apakah Mom mau jika Max akan jadi bujang lapuk?" bisik Marco pada Vero. Sejak dulu, Max selalu mengusir wanita yang berada di dekatnya. Padahal banyak gadis cantik yang mendekati Max. Tapi, mereka tidak akan bertahan lama dengan Max. Waktu pacaran terlama Max adalah 1 bulan. Itupun mereka yang memaksa Max menjadi pacarnya.

"Jangan sembarangan, Mar." tampaknya Vero sedikit terpengaruh dengan ucapan Marco. Vero juga takut jika Max tidak bisa mempunyai pasangan sampai dia tua nanti.

"Mom harus pikirkan dulu." ucap Vero akhirnya.

Marco sudah beres dengan Vero. Kini dia beralih pada Bibi Marie.

"Bi, ijinkan Max menikah dengan Leana." "Semua sudah terjadi dan tidak bisa diulang, kan?" "Apa jadinya jika nanti Leana hamil?" "Akan lebih kejam jika Bibi membiarkan Leana mengurus anaknya sendiri."

Bibi Marie berhenti menangis. Marco benar. Memang, segala kemungkinan itu bisa terjadi. Tapi, apakah Leana akan menerima Max? Itu tidak mungkin terjadi.

"Jadi, bagaimana? Kalian setuju dengan pernikahan Max dan Leana?" Marco memandang Vero dan Bibi Marie bergantian.

"Oke. Lakukan saja." Vero menjawab lebih dulu.

Bibi Marie juga memberikan anggukan meskipun dia tampak sedikit ragu.

Marco menghela nafas lega. Akhirnya beban selama beberapa minggu ini terangkat juga. Dia jadi tidak perlu merasa bersalah pada keduanya dan Marco bisa kembali berfokus untuk mengejar Jessica, alias mantannya.

"Kalau begitu, Marco akan urus semuanya besok pagi. Kita lakukan ini di rumah sakit saja."

*

*

*

"Kamu yakin dengan keputusanmu?" Vero kembali berbincang pada Marco di depan toilet rumah sakit.

"Yakin, Mom. Mereka juga tampak serasi, kan?"

"Tapi, Leana sepertinya bukan orang dari kalangan kita." ucap Vero sedikit khawatir.

Marco memang sudah mengecek informasi tentang Leana. Dia anak tunggal dan kedua orang tuanya sudah meninggal sejak Leana kecil. Leana tinggal bersama dengan Bibinya dan dia membuka restoran Korea di Jakarta. Meskipun bukan dari kalangan kelas atas, tapi Leana sangat rajin bekerja. Dia juga mandiri. Menurut pengakuan pegawai Leana, Leana adalah bos yang baik dan menyenangkan.

Marco setuju saja Max menikah dengan Leana.

"Mom, bukankah itu bagus?" "Jika mom cari yang sederajat, dia nanti akan melawan Mom karena merasa punya wewenang." Lagi-lagi Marco melontarkan rayuan yang bisa mengubah pikiran Vero.

"Tapi,,,"

"Mom,, jangan berubah-ubah terus. Max akan lebih nekat kalau keinginannya tidak di penuhi." potong Marco. "Lagian, nama baik keluarga Scotts bisa rusak karena kelakuan Max. Sebaliknya, jika Max bertanggung jawab, maka keluarga kita aman."

"Lalu, bagaimana dengan kamu sendiri?" Vero membahas masalah lain karena segala ucapan Marco itu benar.

"Bagaimana apanya?"

"Pacar, Mar. Pacar." "Mom sudah tidak sabar ingin punya cucu."

"Sedang di usahakan, Mom. Marco akan terus mengejar Jessica sampai ke ujung dunia." kata Marco dengan yakin.

"Anak Mom memang keras kepala semua." Vero geleng-geleng kepala sendiri melihat Marco dan Max yang selalu berjuang untuk memenuhi keinginannya meskipun itu tampak konyol. Mengejar mantan? Memangnya tidak ada lagi wanita cantik dan terpandang di Dunia ini?

"Mom akan tinggal di Indonesia setelah Max menikah nanti." imbuh Vero.

"Tapi, Mom.." Kini Marco yang tampak keberatan dengan permintaan Vero. Apa jadinya kalau Vero sampai tinggal di rumah? Rambut Marco yang lurus bisa jadi keriting.

"Tidak ada tapi-tapian. Kalau kamu tidak setuju, Max tidak boleh menikah."

"Mom, anda luar biasa licik."

"Sama dengan kalian, kan?" Vero tertawa puas melihat Marco yang sudah tidak bisa berkata-kata lagi.

Terpopuler

Comments

Triani Sutriani

Triani Sutriani

semangat Thor. Ceritanya seru

2025-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Apakah akan berakhir?
2 Bertemu dengan dia
3 Menikah
4 Solusi
5 Sah
6 Sudah sadar
7 Menyembuhkan trauma
8 Keluarga Aneh
9 Sedang terluka
10 Pingsan
11 Simbiosis mutualisme
12 Tidak bisa dia sentuh
13 Hadiah
14 Istriku
15 Mulai peduli
16 Seperti Pembantu
17 Jas Max
18 Hamil?
19 Tidak dapat membuat keputusan yang baik
20 Selamat Tuan Max
21 Keadaan yang rumit
22 Mencoba menerima
23 Bagian dari Keluarga Scotts
24 Tresno jalaran saka kulino
25 Memeluk Max
26 5 porsi makanan
27 Surprise
28 Nyidam
29 Langkah berikutnya
30 Petir
31 Terapi
32 Morning Bee
33 Mantan
34 Cuma milikku
35 Anak ini bukan anakmu?
36 Kembali trauma
37 Bukan tanda yang bagus
38 Bekas merah
39 Pergi ke Restoran
40 Berpikir terlalu jauh
41 Bee, i miss you
42 Mengingat orang itu
43 Bukan aku yang melakukannya
44 Hanya aku yang tau
45 Kemungkinan terburuk
46 Lebih gila
47 Sudah sadar
48 Bersatu
49 Pergi dengan Mom
50 Dia menantuku
51 Lebih dari itu
52 Rencana
53 Perjodohan
54 Ingin punya anak
55 Pisah untuk sementara
56 Surat wasiat aneh
57 Jadi rumit
58 Surat Cerai
59 Dia gak mencintai kamu
60 Cerita masa lalu
61 Membantu Max
62 Mantu Idaman
63 Ambil hati Max
64 Max kumat lagi
65 Menikmati waktu berdua
66 Kita pulang
67 Meminta Maaf
68 The end
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Apakah akan berakhir?
2
Bertemu dengan dia
3
Menikah
4
Solusi
5
Sah
6
Sudah sadar
7
Menyembuhkan trauma
8
Keluarga Aneh
9
Sedang terluka
10
Pingsan
11
Simbiosis mutualisme
12
Tidak bisa dia sentuh
13
Hadiah
14
Istriku
15
Mulai peduli
16
Seperti Pembantu
17
Jas Max
18
Hamil?
19
Tidak dapat membuat keputusan yang baik
20
Selamat Tuan Max
21
Keadaan yang rumit
22
Mencoba menerima
23
Bagian dari Keluarga Scotts
24
Tresno jalaran saka kulino
25
Memeluk Max
26
5 porsi makanan
27
Surprise
28
Nyidam
29
Langkah berikutnya
30
Petir
31
Terapi
32
Morning Bee
33
Mantan
34
Cuma milikku
35
Anak ini bukan anakmu?
36
Kembali trauma
37
Bukan tanda yang bagus
38
Bekas merah
39
Pergi ke Restoran
40
Berpikir terlalu jauh
41
Bee, i miss you
42
Mengingat orang itu
43
Bukan aku yang melakukannya
44
Hanya aku yang tau
45
Kemungkinan terburuk
46
Lebih gila
47
Sudah sadar
48
Bersatu
49
Pergi dengan Mom
50
Dia menantuku
51
Lebih dari itu
52
Rencana
53
Perjodohan
54
Ingin punya anak
55
Pisah untuk sementara
56
Surat wasiat aneh
57
Jadi rumit
58
Surat Cerai
59
Dia gak mencintai kamu
60
Cerita masa lalu
61
Membantu Max
62
Mantu Idaman
63
Ambil hati Max
64
Max kumat lagi
65
Menikmati waktu berdua
66
Kita pulang
67
Meminta Maaf
68
The end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!