untuk pulang ke kediaman Chu, shie perlu melewati gang sepi yang membuat tumbuh shie merinding entah itu karena takut atau memang angin malam yang begitu dingin.
" kenapa seakan aku merasa di awasi oleh mata elang, rasanya kaki ku sangat berat untuk melangkah,"
tanpa shie sadar bahwa ada seorang yang tengah mengamati gerak shie dari jauh.
pria berbadan besar dan bertumbuh tinggi memiliki mata tajam setajam mata elang yang mengamati gerak mangsa nya rambut nya sehitam gelap nya malam tanpa cahaya bulan.
tempat di depan shie ada segerombolan pria berbadan besar yang menghadang jalan shie, jika dilihat mungkin mereka lah segerombolan pemberontak yang sedang di cari para pengawal tadi.
keringat dingin menetes deras di kening shie mungkin dia bisa menghadapi nyonya vui dengan kecerdasan nya namun dengan kekuatan fisik shie akan kalah telak.
bagaimana shie bisa melewati malam ini dengan selamat apa yang sebenarnya pemberontak ini Incar dari shie padahal ia tak memiliki hubungan apapun dengan keluarga kekaisaran atau apalah itu.
dengan perlahan shie berjalan mundur sebelum hitungan ketiga shie langsung berlari kembali ke pak tua yang shie temuin tadi.
harus nya shie menyetujui untuk di antar pulang, lebih baik muncul rumor jelek tentang dirinya dari pada mati do gorok pemberontak.
" ahhhh, tolong aku!!!!!
jeritan shie begitu nyaring di malam yang sepi ini namun jarak nya dengan bapak tua yang shie temui masih sangat lah jauh.
" hei kalian pemberontak bodoh kenapa mengejar seorang wanita lemah!!!!
shie berbicara sambil berlari kencang sementara pria yang dari tadi memperhatikan shie hanya tertawa kecil sebelum menolong.
seorang pria berpakaian serba hitam menghalang laju para pemberontak mengejar shie.
" akhirnya kalian keluar juga, sudah lama aku menanti kedatangan kalian," ucap Dingin pria berpakaian serba hitam.
" sejak kapan pria itu datang kenapa cepat sekali," ucap shie dalam hati karena saat shie berlari ia tak melihat pria itu.
dengan cepat pria berbaju hitam itu langsung menyerang segerombolan para pemberontak itu, detingan pedang begitu nyaring mengusik malam yang begitu hening.
darah tercecer dimana hampir setengah jam adu pedang terjadi membuat mayat bergelimpangan di mana mana membuat hawa yang dari tadi dingin menjadi semakin dingin bahkan sampai menembus ke uluh hati.
shie mendekati pria berbaju serba hitam itu yang sepertinya kelelahan akibat berperang sehebat itu pasti membutuhkan banyak tenaga yang di keluarkan.
" tuan apa anda baik baik saja , oh ya apa anda juga terluka? tanya shie dengan menjaga jarak kurang lebih satu meter.
pria itu langsung membalikkan badannya menghadap tumbuh shie yang berjarak dengan nya, shie sama sekali tak bisa melihat wajah nya yang tertutup dengan penutup wajah yang shie bisa lihat hanya lah mata tajam pria itu namun kenapa mata yang begitu tajam itu membuat rasa aman di hati shie.
" terimakasih,"
ucapan pria itu membuat shie mengerutkan keningnya bingung kenapa dia mengucapkan terimakasih kepada shie bukan kah harus shie lah yang mengucapkan terima kasih.
" untuk apa tuan?
"karena diri mu para pemberontak itu akhirnya terselesaikan," ucap nya sambil menatap mata shie yang masih bingung.
mendengar itu mata shie langsung membulat kan matanya sendari tadi dia telah menjadi kambing hitam untuk menangkap para pemberontak itu.
" berati kau menganggap ku kambing hitam hah!!!!! ucapan shie sambil melotot kan matanya.
pria itu tertawa keras menurut nya wanita di depan nya layaknya harimau kertas beberapa menit lalu dia berteriak seperti orang melihat hantu namun sekarang dia berbicara seperti tak terjadi apa apa.
" jika nona menganggap seperti itu maka,itu semua memang benar," ucap pria itu sambil mencondongkan tubuhnya ke depan shie untuk menyesuaikan tinggi badan shie.
" sudah lah hari sudah mulai larut , semoga Kita tak bertemu lagi," shie langsung pergi meninggalkan pria itu yang tersenyum melihat kepergian shie.
" kita akan bertemu lagi itu pasti," ucap pria itu dengan tersenyum.
tak jau pria itu berdiri ternyata sudah ada pria lain yang melihat kejadian antara shie dan pria berbaju hitam itu.
" kenapa hanya bersembunyi, keluar lah," ucap pria berbaju hitam itu sambil memandang ke samping gang gelap.
" haisss pangeran kedua kenapa begitu galak kepada ku,"
yaa dia adalah pangeran kedua Qing zua putra ke dua dari selir agung wan dan kaisar Qing xua , Qing zua adalah pangeran yang juga mendominasi di perebutan kekuasaan ini karena memiliki pendukung yang begitu kuat dari para pejabat dan klan dari selir agung sie.
Qing zua juga memiliki wajah yang sangat tanpa yang membuat para wanita di kekaisaran berlomba lomba untuk menjadi istri pangeran kedua.
itu yang membuat permaisuri Xie dan putra mahkota huwa begitu ingin sekali menghabisi nyawa dari Qing zua yang menghalangi jalan putra mahkota huwa menjadi kaisar.
" ruxi, sejak kapan kau berada di sanah? tanya Qing zua kepada ruxi.
ruxi adalah sahabat paling setia Qing zua, dia juga yang membantu Qing zua menyusu startegi untuk menjatuhkan permaisuri Xie dan putra mahkota huwa.
" sejak kau berdebat dengan wanita itu," ucap nya sambil menggeledah tumbuh mayat pemberontak sampai ruxi menemukan sebuah surat.
" dia dari kediaman kasim Chu nona kedua Chu shie," lanjut ruxi sambil memberi gulungan surat itu kepada Qing zua.
" anak dari Kasim Chu, bukan kah Kasim Chu adalah Kasim kepercayaan Ayah Handa.
" haisss kenapa putra mahkota begitu ceroboh menggunakan stempel wewenang nya untuk mengirim surat kepada para pemberontak, jika ini di berikan kepada kaisar sudah cukup membuat nama putra mahkota rusak," ucap ruxi yang juga membaca surat itu.
andai putra mahkota tak mendapatkan bimbingan dari permaisuri mungkin sudah dari lama putra mahkota jatuh.
putra mahkota hanya mementingkan kesenangan pribadi seperti memiliki banyak selir dan juga menghabiskan waktu di rumah bordil.
tak jarang juga putra mahkota pulang dari rumah bordil dengan kondisi mabuk namun permaisuri selalu melindungi nama putra mahkota di depan kaisar Qing xua.
namun bangkai tak bisa selamanya di sembunyikan pasti bau nya pasti akan tercium sama seperti perbuatan putra mahkota semua aib nya sudah masuk ke telinga kaisar xua.
itu yang membuat kepercayaan kaisar xua mulai lemah kepada putra mahkota huwa.
" ini masih kurang kita akan langsung mencabut gelar putra mahkota seperti kita mencabut rumput langsung sampai ke akar nya , hanya dengan bukti ini putra mahkota masih bisa mengelak dengan bantuan permaisuri," ucap serius Qing zua.
ruxi menyuruh para anak buah untuk membersihkan tempat kejadian, dan langsung pergi bersama Qing zua menuju ke kediaman pangeran kedua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments