Kembali..
Hari itu hujan turun sangat deras, namun semua orang tetap berdiri di depan papan pancung dengan bilah pisau tajam yang mengarah ke bawah. Mereka semua terlihat begitu antusias.
Para penduduk
Hukum Wanita itu
Para penduduk
Hukum wanita Iblis itu
Tak berselang lama seorang wanita lusuh dengan tubuh penuh luka di seret ke area pancung itu. Sorakan semakin menyeruak memenuhi area itu.
Keyra Heinst
*diseret paksa
Para penduduk
HUKUM WANITA ITU
Seorang kaisar berdiri di sana bersama Permaisurinya. Wanita lusuh itu lalu menatap sang kaisar dan perlahan air matanya mulai menetes.
Keyra Heinst
Yang Mulia, Saya memang membencinya tapi saya tidak pernah berpikir untuk meracuninya.
Keyra Heinst
YANG MULIA SAYA MOHON PERCAYALAH.
Leon Eleister
Kau bilang, kau membencinya tapi tidak pernah berpikir untuk meracuninya..?
Leon Eleister
Apa kau pikir dengan ucapan seperti itu kau bisa di percaya, lady Heinst.
Keyra Heinst
AKU TELAH BANYAK MEMBANTUMU DAN MENGORBANKAN KELUARGAKU
Keyra Heinst
SEKARANG INI BALASANMU.
Leon Eleister
Eksekusi dia *berbalik badan
Diana Rotten
*menatap sedih
Leon Eleister
Mari kita pergi, semuanya berakhir. *menggandeng
Diana Rotten
*berbalik badan
Leon Eleister
*berjalan pergi
Diana Rotten
*berjalan pergi
Setelah mengatakan kata yang menyakitkan itu, sang kaisar lalu berjalan pergi bersama permaisurinya meninggalkan wanita itu.
Bilah pisau tajam itu jatuh tepat ke arah leher wanita lusuh itu. Dalam waktu yang singkat dan mendebarkan itu dia hanya berdoa.
Keyra Heinst
Baik itu dewi atau iblis sekalipun, biarkan aku membalas mereka semua dengan tanganku sendiri.
Bilah pisau tajam itu jatuh dan memisahkan kepala wanita itu dari tubuhnya.
Dibawah guyuran hujan yang begitu deras, darah mengalir membasahi tanah di bawahnya.
Dalam kegelapan total, dalam kesendirian terdengar suara.
"Keyra...Keyra.. Bangunlah.. Key.. Key.."
Perlahan cahaya mulai muncul, terlihat samar-samar sebuah wajah yang di rindukan di sana.
Mata indah mantap sedih penuh khawatir. Rasa getir asin air mata yang jatuh di ujung bibir terasa begitu jelas dan nyata.
Keyra Heinst
Ibu.. *terbaring lemah
Linia Heinst
Keyra putriku.. *suara bergetar
Linia Heinst
*memeluk erat
Cyder Heinst
Keyra akhirnya kau bangun, syukurlah *menahan air mata
Count Asgard Heinst
Putriku Kau bangun sayang *memeluk erat
Keyra Heinst
Apa ini mimpi..? *dalam hati
Keyra Heinst
Yang benar saja, aku di berikan mimpi indah seperti ini *dalam hati
Linia Heinst
*melepaskan pelukan
Count Asgard Heinst
*melepaskan pelukan
Linia Heinst
Keyra, apa kamu merasa baik-baik saja sekarang..?
Keyra Heinst
*menganggukkan kepala
Keyra Heinst
Ibu.. Ayah.. Kakak.. Maafkan Keyra..
Keyra Heinst
Selama ini Keyra sering membuat kalian kesusahan dengan sikap Keyra.
Keyra Heinst
Keyra sering bersikap kasar dan kurang ajar kepada kalian.
Keyra Heinst
Keyra benar-benar...
Count Asgard Heinst
*memeluk
Linia Heinst
Tidak sayang, kami tidak pernah merasa terbebani olehmu
Count Asgard Heinst
Kau adalah putriku bagaimana kau bisa mengatakan hal menyakitkan seperti itu
Cyder Heinst
Keyra, kau adalah putri di keluarga ini.
Cyder Heinst
Semua sikap dan perlakuan mu tidak pernah membuat kami kesusahan. *melepaskan pelukan
Cyder Heinst
Ayah ibu, biarkan Keyra beristirahat.
Cyder Heinst
Dia baru saja bangun dan belum pulih sepenuhnya
Count Asgard Heinst
Kau benar *melepaskan pelukan
Linia Heinst
Sayang beristirahat lah *melepaskan pelukan
Linia Heinst
*berjalan pergi
Count Asgard Heinst
*berjalan pergi
Cyder Heinst
Key.. Cepat pulih ya.. *mengelus kepala Keyra
Cyder Heinst
*berjalan pergi
Keyra Heinst
Terimakasih.. Ka..kak..
Cyder Heinst
*menutup pintu
Keyra Heinst
Mimpi yang indah..
Keyra Heinst
Aku bisa tenang sekarang, terimakasih atas mimpi indahnya
Keyra Heinst
Aku siap ke alam baka sekarang..
Keyra Heinst
*perlahan terlelap
Keesokan harinya, suara burung terdengar begitu merdu.
Cahaya hangat memenuhi ruangan dan udara segar terasa begitu nyaman. Hari itu terasa begitu damai dan tenang hingga gadis itu terbangun dari tidurnya.
Keyra Heinst
*perlahan membuka mata
Keyra Heinst
*menatap atap
Keyra Heinst
Ruangan yang familiar, hoaamm..
Keyra Heinst
Aku ingin tidur sebentar lagi..
Keyra Heinst
Tunggu *terbangun
Keyra Heinst
Atap yang familiar
Keyra Heinst
Ruangan yang familiar *terduduk
Keyra Heinst
Apa aku masih dalam mimpi..?
Keyra Heinst
Apa aku belum bangun..?
Keyra Heinst
*mencubit lengan
Keyra Heinst
Ini bukan mimpi *menatap cermin
Keyra Heinst
Lukaku.. *berbalik badan
Keyra Heinst
Wajahku.. *mendekat ke cermin
Keyra Heinst
Tubuhku..? *melihat cermin dengan seksama
Keyra Heinst
Apa ini aku saat berusia 17 tahun..? Bukan, 18..? 16..? *menatap cermin.
Keyra Heinst
Apa kemarin juga bukan mimpi..?
Keyra Heinst
Apa itu artinya aku kembali ke masa lalu..? *menyentuh cermin
Keyra Heinst
Baguslah.. Terimakasih ke pada iblis atau dewi yang mengabulkan doa ku
Pelayan
Nn.. no.. nona izinkan saya masuk untuk membersihkan tubuh anda
Keyra Heinst
Masuk lah *dingin
Pelayan
*berjalan menghampiri
Pelayan
Ss.. ssa.. saya akan membasuh tubuh anda
Pelayan
*mengelap dengan perlahan
Keyra Heinst
Berapa usiaku saat ini..?
Pelayan
Maaf.. Apa..? Usia..? *gugup
Pelayan
Usia anda 18 tahun nona
Keyra Heinst
Berarti aku masih belum debutante *dalam hati
*Air tumpah membasahi tubuh Keyra
Pelayan
Maafkan saya nona.. Saya mohon ampuni saya nona.. Tolong ampuni saya nona... *bersujud ketakutan
Keyra Heinst
Keyra ini kesempatanmu.. Ingat, jangan terulang lagi *dalam hati
Keyra Heinst
*menghela napas
Keyra Heinst
Bersihkan itu dan pergilah *berlalu begitu saja
Pelayan
Baik nona *segera membersihkan
Keyra Heinst
Sekarang aku harus menulis semua yang aku ingat terlebih dahulu.
Selama hampir satu jam Keyra sibuk menulis apa yang dia ingat di masa lalu dan akhirnya telah selesai
Keyra Heinst
*menghela napas
Keyra Heinst
Akhirnya selesai
Keyra Heinst
Sekarang bukankah aku harus berusaha merubah masa depanku.
Keyra Heinst
Baiklah, pertama-tama mari datang ke jamuan makan bersama.
Keyra Heinst
Apa mereka sudah selesai sarapan..?
Keyra Heinst
Apa aku harus datang..?
Keyra Heinst
Apa akan baik-baik saja..? *menggumam
Keyra Heinst
Sudahlah, lebih baik aku datang saja.
Keyra yang di bantu beberapa pelayan pun bersiap untuk menghadiri jamuan makan bersama yang rutin di lakukan setiap harinya.
Di masa lalu Keyra begitu tertutup dan bahkan acuh tak acuh kepada seluruh keluarganya.
Dia tidak pernah datang untuk sekedar sarapan bersama walau hanya sekali.
Di masa lalu dia sibuk datang ke istana kaisar untuk bertemu Leon, tunangan masa kecilnya.
Baik raja ataupun ratu tidak pernah melarang kedatang Keyra bahkan mereka menganggap jika itu adalah hal baik.
Kekaisaran Dalayrion, merupakan kekaisaran yang makmur dan mulia. Semua warganya hidup rukun dan tenang, meskipun begitu rakyat biasa sering dipandang remeh oleh para bangsawan.
Bangsawan-bangsawan besar cukup berpengaruh di kekaisaran Dalayrion cukup banyak dan salah satunya adalah keluarga Heinst.
Keluarga Heinst adalah keluarga bangsawan lama dan berkemungkinan besar untuk merebut tahta kekaisaran.
Memiliki pasukan kesatria yang banyak, memiliki sektor perdagangan yang luas di setiap kekaisaran.
Dan memiliki tambang berlian yang cukup untuk membiayai satu negara.
Menjadi menantu dari keluarga Heinst adalah keinginan banyak bangsawan. Karena itu meskipun memiliki karakter yang buruk Keyra masih sangat di hormati dan di segani di kalangan bangsawan.
Pada dasarnya wilayah Heinst adalah wilayah netral. Selama beratus-ratus tahun keluarga Heinst tidak pernah berpihak pada bangsawan manapun.
Namun, setelah Keyra lahir semuanya berubah. Pertunangan antara keluarga Heinst dan putra mahkota juga seharusnya tidak di lakukan itu karena akan menyebabkan spekulasi jika keluarga Heinst memihak putra mahkota.
Meskipun begitu Count Heinst tetap melakukannya. Karena itu semata-mata untuk putri satu-satunya, Keyra Heinst
Comments
Frando Kanan
tunangan masa kecil huh?...heh 😏
2023-05-11
3