Hai...
Ini karya pertamaku,semoga suka ya..
Maaf jika penulisan dan susunan katanya masih berantakan.
Mohon dukungannya 🙏😚
Sadar dengan kesalahannya Ara meminta maaf dan hanya di angguki saja. Ara lah yang sedari tadi duduk di sebelah nya.Permintaan maaf Ara hanya di balas anggukan saja,menoleh atau melirik pun Fandi enggan. Sombong sekali dia. Mengetahui sedang berada di rest area Ara meraih tas yang ada di penyimpanan atas jog,dia mengambil beberapa keperluan di dalamnya,dan tak sengaja jatuh.
"Terima kasih" Ara menunduk kan kepala dengan santun kepada penumpang yang lain karna telah membantu mengambilkan benda miliknya.
"Suara itu..."
Fandi yang penasaran menoleh. Memperhatikan siapa sebenarnya perempuan yang sedari tadi duduk di sebelahnya.Matanya membola,tubuhnya terpaku.
"Tidak salah lagi.Aku menemukanmu"
Tidak ada pergerakan dari Fandi,dia hanya terpaku memandangi Ara lekat-lekat. Aneh,bagi Ara pria disebelahnya sangat aneh,membeku tiba-tiba.Ara hanya melirik dan berjalan melewati kursi para penumpang,Segera turun untuk melakukan hajatnya.
Bus sudah melaju kembali.Ara pun sudah duduk tegak di sana.Sejak dia kembali dari toilet di rest area hingga saat ini dia merasa aneh dengan pria di sebelahnya,Fandi terus mencuri pandang,sesekali tatapan mereka bertemu.
"Sepertinya aku mengenalmu?" Fandi memangku wajahnya di telapak tangan yang lengannya di sandarkan di kaca.
Ara yang merasa bingung dengan pertanyaan itu,dia menoleh ke samping dan belakang.
"Kamu!!tidak ada orang lain lagi di hadapanku saat ini" Fandi menekan kan kalimatnya.
"Saya?"Ara menunjuk ke diri sendiri.
"Hemm...Sepertinya kita saling kenal."
Ara mengerutkan keningnya.
Orang asing,di dalam bus yang sama.Bolehkah kita waspada?Ara rasa itu penting,dari kota besar yang bisa dibilang perantauan.Banyak yang mengaku-ngaku bisa saja.
"Benarkah??,,mungkin mirip"
"Tidak..Aku benar-benar mengenalmu nona.Buktinya aku tahu siapa namamu"
Ara terkekeh "Kau tadi menyimak kenek mengabsen penumpang?"
"Bu-bukan seperti itu" Fandi tergagap.
Yang Ara ucapkan memang benar,Fandi sedikit lupa tapi dia mengenali wajahnya,bukan mengenali lebih tepatnya sangat teringat wajah itu.Wajah yang terus memaksa untuk di ingat beberapa tahun lalu,nyatanya dia sekarang sungguh mengingatnya tapi lupa nama lengkapnya.
"Maaf,tapi aku tidak mengenalmu"
Ara berusaha tenang dan menyandarkan punggungnya meski kekhawatiran nya terlihat. Ara fikir banyak orang disni.Jika terjadi sesuatu pasti banyak yang menolong.
"Kau yakin tidak mengenalku?cobalah di ingat."
Wajah Fandi mendekat beberapa senti di depan wajah Ara "Ayo di ingat!"
Fandi terus memaksa,dia tak tahu wanita di sebelahnya mulai takut.Tapi dia tak peduli.
"Ok.. Nanti aku pikirkan,sekarang duduklah yang benar!"
Lengan Ara mendorong pelan dada Fandi untuk duduk bersandar.
Ara melirik dengan sudut matanya "pemaksa sekali dia".
🍀
🍀
🍀
Beberapa menit yang lalu bus sudah berhenti di pull.Ara cepat-cepat keluar dari sana,terlihat Fandi yang belum juga terbangun. "Dasar kerbau,cepat sekali dia tertidur".
Maka Ara secepat kilat pergi dari hadapannya,Ara bergidig ngeri jika pria itu mengejar dan memaksa nya untuk kembali mengingat.
"Mbak..." tak asing dengan seseorang,Ara pun melambaikan tangan kepadanya.
Orang yang sangat dia kenal,kakak perempuan Ara.Aiza Feryaldi dan suaminya Bagaskara Permadi.Keduanya terlihat berlari kecil menghampiri Ara.Tangan Ara meraih tangan kakak dan iparnya bergantian,dia menyalimi keduanya,tidak lupa Kakak beradik itu berpelukan,terasa hangat dan erat.Aiza mengendurkan pelukannya,dan mengusap tetesan air mata yg tadi sempat lolos.
Aiza merasa haru dan rindu,adik kecilnya yang dulu masih sering bermanja sekarang semakin dewasa, walaupun baru tiga tahun mereka tak bertemu,tapi Aiza mengerti dengan keadaan Ara saat itu,yang mengharuskan nya pergi.
Aiza memeluk Ara lagi dan menciumi pipi nya.
"Jangan menangis mbak.Ingat umur mu,sudah tua malu dilihat orang" sebuah tangan melayang di lengan Ara.
"Akhhh.. sakit mbak!" Ara mengelus lengannya.
Sementara kakak beradik itu melepas rindu,Bagaskara yang notabenenya manusia paling kaku dan dingin,memasukan tas Ara ke dalam bagasi.
"Ayok,dilanjutkan dirumah kangen-kangenan nya.Sekarang masuklah ke mobil".
Mereka pun membuka pintu mobil dan masuk dengan pintu yang berbeda.Dengan Bagaskara yang mengambil alih kemudi.Ara merenggangkan otot-otot nya yang terasa kaku,karna terlalu lama di bus.
Sebelum menuju rumah utama,rencana mereka akan mampir ke rumah makan untuk mengisi perut dan ke mini market untuk membeli sesuatu.
Tiga tahun di ibu kota dan kembali lagi,di mana Ara di lahirkan.Rasanya tidak banyak yang berubah dari kota ini.Hanya saja taman kota yang beberapa menit lalu dia lewati sangatlah indah dengan lampu warna warni yang ada di tengah patung di kelilingi air mancur.Makin banyak bangunan megah di sana.
"Disini banyak kuliner ternama sekarang ya mbak?" suara Ara memecahkan keheningan.
"Iya.. Dimana-mana kuliner sekarang,tinggal nebelin dompet nya saja biar bisa kebeli semua"
Ara hanya mengangguk kan kepalanya.
"Usaha mu yang kata nya tak seberapa,tapi punya karyawan dua bagaimana Ra?"
"Hahhaa.. Alhamdulillah mbak,masih jalan"
"Besok libur dong dua kali week end?kan kamu tinggal ke sini"
"Gak juga mbak.. Aku sudah menyerahkan pada dua anak itu,mereka bisa d percaya tentunya"
Usaha tak seberapa,tapi bagi Ara dia senang bisa menyalurkan hobi kulinernya,dua karyawan paru waktunya yang masing-masing masih duduk di bangku sekolah menengah atas,mereka senang membantu Ara.Selain Ara baik,dia juga tak pelit,gaji nya hanya dua lembar uang berwarna merah d setiap akhir week end,tapi di saat ada event lembaran itu bisa bertambah lagi.Bagi kedua nya itu sangatlah banyak,padahal hanya beberapa jam saja kerjanya.
"Namanya siapa Ra karyawan kamu itu?" sebenarnya ini pertanyaan basa basi bahkan sia-sia,karna bagi Ara dan Azia tidak penting,tapi tak apalah.
"Rina Rini mbak"
"Rina atau Rini?"
"Dua duanya..."
"Mereka kembar?"
Ara menggeleng "Bukan.. mereka hanya teman satu sekolah yang sama"
"Kenapa namanya hanya beda A dan I saja?" Aiza mengerutkan keningnya.
"Ishh sudahlah mbaak,kepo sekali seperti pegawai sensus penduduk.Aku tidak tahu,mungkin selain mereka yang bersahabat,ibu dan bapak nya juga,jadi sepakat memberikan nama itu".
Kedua nya terbahak,sudah biasa Ara jika bertemu dengan saudari nya,sifat aslinya muncul.
Disudut bus yang sudah hampir setengah jam berhenti.Seseorang masih terlelap dan meringkuk.
"Mas..mas sudah sampai.Bangun mas!"
Merasakan ada yang mentoel bahunya,Fandi pun terbangun.Dia mengerutkan keningnya sebagai isyarat "ada apa?"
"Sudah sampai di tujuan mas,tinggal anda yang belum juga turun" Kenek itu bersuara lantang dan tegas.
Fandi yang baru tersadar pun menoleh kesekitar,ternyata sepi.Jog di sebelahnya pun sudah tak lagi berpenghuni.
"Sial!.Aku kehilangannya lagi".
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kira2 dimana ya fandi pernah berjumpa ara?
2023-04-06
2
🌸 𝑥𝑢𝑎𝑛 🌸
tetap semangat Thor 💪💪💪💪
2023-04-04
2