Selesai pembacaan wasiat, pengacara itu pun pamit undur diri. Dia sudah selesai melakukan tugasnya dan sudah waktunya ia harus pergi. Apalagi ia masih harus mengerjakan beberapa tugas yang penting di luaran sana.
Opa Yogi pun mengantarkan pengacara itu hingga ke depan rumah. Setelah bersalam-salaman, pengacara itu pun pergi dari sana. Sementara Opa Yogi memanggil Arion dan Eiza untuk bicara di kamar mendiang Denis dan Keylin. Pembicaraan ini bersifat sangat rahasia sehingga mereka harus mendiskusikan dalam ruangan tertutup. Jangan sampai anak-anak, pembantu atau pengasuh sampai mendengarnya.
"Opa, kenapa kita harus bicara di kamar, bukan di ruang tengah?" tanya Arion penasaran.
"Karena ini pembicaraan yang serius dan rahasia. Ayo, kita masuk."
Di saat yang bersamaan, Eiza mendapat telepon dari sebuah nomer kantor yang tak dikenalnya. Eiza pun meminta izin kepada Opa Yogi untuk menerima telepon tersebut.
"Opa, saya keluar sebentar. Ada telepon, sepertinya ini tentang pekerjaan," pamit Eiza dengan penuh semangat. Pasalnya, satu minggu yang lalu, ia baru saja memasukkan surat lamaran pekerjaan di beberapa sekolah, dan dia berharap salah satu sekolah itu akan menerimanya. Menjadi guru memang cita-cita Eiza sejak kecil dan dia ingin mewujudkannya sekarang. Terlebih, secara naluri dia memang sangat menyukai anak-anak.
"Baiklah, Eiza, tetapi jangan lama-lama ya. Opa tunggu di sini."
"Iya, Opa."
Eiza buru-buru keluar dari kamar, lalu menerima panggilan tersebut.
"Halo, selamat siang, maaf dengan siapa?" tanya Eiza.
"Siang, saya dengan Lani dari Smart School, apa ini benar dengan Ibu Eiza Sahara?"
"Betul, Ibu, saya Eiza."
"Ibu Eiza, kami sudah menerima surat lamaran dari Ibu beberapa hari yang lalu. Setelah membaca profil Ibu, kami tertarik untuk mengundang Ibu mengikuti psikotest dan wawancara. Apakah Ibu bisa hadir besok pagi jam sepuluh di Smart School?" tanya wanita bernama Lani.
Hati Eiza serasa bertaburkan bunga-bunga ketika mendengar hal itu. Dia tidak menyangka akan mendapat kesempatan untuk bergabung dengan sekolah keren seperti Smart School. Sudah bukan rahasia lagi, bila Smart School adalah salah satu sekolah bergengsi di ibu kota. Tak hanya soal prestasi, tetapi sekolah tersebut juga memiliki standar yang tinggi dalam penilaian. Selain itu murid yang bersekolah di sana semuanya adalah anak-anak dari orang kaya dan terkenal, seperti para pejabat, artis, dan sejumlah nama lainnya.
"Bisa, Bu, saya pasti akan datang besok."
"Baik, Bu Eiza, saya tunggu kehadirannya tepat waktu. Terima kasih."
Eiza pun langsung tersenyum senang setelah mendapat telepon itu. Bahkan, rasa senangnya melebihi saat dia menjadi pacar Gerald, salah satu idola di kampusnya dulu. Namun, sayang dalam hitungan hari mereka sudah berpisah karena Gerald ternyata seorang playboy cap kadal.
Eiza pun bergegas kembali ke kamar untuk bergabung dengan Opa Yogi dan Arion. Ketika ia masuk, ia mendengar suara Arion yang sedang melancarkan protes kepada Opa Yogi.
"Opa, aku ini seorang dokter. Mana mungkin aku bisa belajar bisnis dalam waktu singkat, lalu menjadi CEO perusahaan menggantikan Denis? Apa Opa tidak punya kandidat lain yang bisa dijadikan CEO?" tanya Arion.
Pletak!
Bukannya menjawab, Opa Yogi malah menjitak kepala cucunya yang bandel itu dengan tangan kanan.
"Aduh, sakit Opa," keluh Arion.
"Rasakan itu, makanya jangan bicara sembarangan. Kamu adalah satu-satunya pewaris Opa saat ini. Jadi mau tak mau kamu harus menjadi CEO. Opa tidak mau menunjuk orang lain yang bukan keluarga kita."
"Ck, lalu bagaimana jika aku membuat perusahaan bangkrut?" tanya Arion.
"Itu tidak mungkin, karena Opa akan menjadi mentormu. Dan satu lagi, Opa akan membuatmu menjadi pria yang lebih bertanggung-jawab dengan memberimu seorang istri."
"Istri? Apa maksud, Opa?" tanya Arion terkejut.
"Opa akan menjodohkanmu dengan Eiza. Dia akan menjadi istrimu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
sweet❤️
Makin seruh saja ceritanya
2023-07-07
0
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
yeee buguru merona dpt kiss dri bocah 🤭
2023-03-27
0