IGKC 3

"Sudah Za, jangan nangis terus," ujar Lolita, sepupu Eiza. Ia tidak tega melihat Eiza yang terus menitikkan air mata di samping peti jenazah Keylin. Sementara Dewa yang berada di pangkuan Eiza terus bergerak gelisah. Nampaknya bocah kecil itu belum terlalu mengerti dengan apa yang terjadi dengan kedua orang tuanya.

"Tante, kenapa Mama dan Papa bobok terus?" tanyanya kepada Eiza.

Eiza menghapus air matanya dengan telapak tangan lalu mengusap pelan pucuk kepala Dewa.

"Mama dan Papa sudah beristirahat dengan tenang, Dewa. Mereka nggak bisa bangun lagi."

"Kalau gitu kapan Dewa bisa main sama Mama dan Papa?" tanyanya membulatkan mata.

"Sekarang Dewa mainnya sama Tante Eiza. Dewa akan ketemu Mama dan Papa suatu hari nanti di Surga."

Dewa mengerucutkan bibirnya. Sepertinya bocah lelaki itu tidak puas dengan jawaban yang diberikan Eiza. Ia pun melorot turun sambil merajuk.

"Tante, aku mau makan biskuit," ucapnya mengguncang lengan Eiza.

"Za, biar aku yang menjaga Dewa. Kamu fokus saja mengurus pemakaman," ujar Lolita menggandeng tangan Dewa.

"Thanks, Loli, tapi aku masih nunggu keluarganya Kak Denis datang."

"Mungkin mereka dalam perjalanan. Aku temenin Dewa dulu."

Sepeninggal Lolita dan Dewa, Eiza duduk termenung sambil menatap peti Keylin. Sesekali ia melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Sudah hampir dua jam Eiza menanti, tapi keluarga inti Denis belum terlihat. Ia memang tidak mengenal keluarga kakak iparnya itu. Namun seingatnya Denis memiliki seorang kakek dan kakak kandung yang berprofesi sebagai dokter. Ia pernah bertemu mereka sekali saat upacara pernikahan Keylin dan Denis tujuh tahun yang lalu.

"Apa aku telpon kakeknya Kak Denis aja ya?" pikir Eiza meraih ponselnya dari saku. Belum sempat ia menekan nomer telpon pria tua itu, terdengar derap langkah yang mendekat ke arahnya. Eiza pun mendongakkan kepala dan bertemu pandang dengan seorang pria tua.

"Kamu Eiza adiknya, Keylin?"

"Anda Opa Yogi?" tanya Eiza beranjak dari posisinya.

"Iya. Maaf Opa telat kesini. Itu karena Opa menunggu Arion, si anak bengal. Dia belum datang juga sampai sekarang. Katanya pesawatnya tiba-tiba delay."

Eiza mendesah pelan. Ia menebak bahwa yang dimaksud oleh Opa Yogi adalah kakak kandung Denis. Saat pertama bertemu pria itu, ia memang terkesan urakan. Meskipun seorang lulusan kedokteran, ia berpenampilan eksentrik dengan anting hitam di telinga kanan dan memiliki tato berbentuk laba-laba di bagian belakang leher. Eiza tak sengaja melihat itu saat diajak berfoto bersama di atas pelaminan. Barangkali pria itu seorang penggemar berat spiderman.

"Lalu bagaimana, Opa?"

"Kita lakukan pemakamannya sekarang tanpa Arion."

Opa Yogi bergegas melangkah dengan mencengkeram tongkat di tangannya. Sedangkan Eiza dan kerabat lainnya mengikuti dari belakang. Iring-iringan mobil tampak di sepanjang jalan raya menuju ke area pemakaman Bukit Daun.

Eiza berdiri sambil menggendong Dewa. Ia mendengarkan Pendeta yang tengah mengucapkan doa untuk menghantarkan jenazah Keylin dan Denis ke peristirahatannya yang terakhir.

"Hari ini kita berduka karena telah kehilangan orang yang sangat kita kasihi, Keylin Prayoga dan Denis Handana."

"Tunggu, Pendeta!" teriak seorang pria yang memecah keheningan. Spontan seluruh pelayat menengok ke sumber suara itu, begitu pula dengan Eiza.

"Maaf, semuanya saya terlambat," ujar Arion dengan napas terengah-engah. Ia baru saja berlari turun dari taksi dengan menggandeng seorang anak perempuan menuju ke areal pemakaman.

"Arion, kamu ini bikin heboh saja. Opa kira kamu tidak akan datang," tegur Opa Yogi kesal.

"Opa, aku tidak mungkin melewatkan penghormatan terakhir untuk adikku."

"Kalau begitu cepat laksanakan tugasmu sebagai kakaknya Denis. Nania biar bersama Opa," titah Opa Yogi.

Arion mengangguk lalu mmendekati Pendeta. Sementara Opa Yogi mengelus rambut gadis kecil yang sepertinya adalah anak kandung Arion.

"Silakan lanjutkan upacaranya, Pendeta."

Prosesi pemakaman pun berjalan dengan khidmat. Meskipun diliputi suasana duka mendalam, Arion tetap turun tangan untuk memasukkan peti jenazah Denis dan Keylin ke liang pemakaman. Mereka sengaja dimakamkan secara berdampingan sebagai pertanda bahwa cinta sejati akan selalu bersama sampai ajal menjemput.

Sementara itu, air mata Eiza kembali berderai di pipinya. Ia menaburkan bunga di atas pusara Keylin dengan perasaan yang hancur. Sekarang ia benar-benar sebatang kara di dunia, tanpa orang tua dan kakaknya. Satu-satunya yang dimiliki Eiza hanyalah Dewa, peninggalan kakaknya yang begitu berharga. Di dalam hati, Eiza berjanji akan membesarkan Dewa dan menyayanginya seperti pesan terakhir dari Keylin.

Terpopuler

Comments

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

spertix ada sesuatu rahasia yg dsembunyikn mommyx ramona🙄🤔

2023-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!