Diko langsung mendekati Khaya, pria itu mengelus lembut rambut sang istri.
"mas cinta kok sama kamu sayang, mas ngak mungkin dong nikahi kamu kalau mas ngak cinta sama kamu."
biasanya Khaya akan senang mendengar omongan manis dari suaminya, namun kali ini rasanya berbeda, rasanya Khaya tidak terlalu menyukai omongan Diko.
keduanya saling menatap, tak ada sepatah katapun yang di ucapkan Khaya dan diko.
"Oh ya, tadi aku udah suruh pelayan untuk bawaain pakaian kamu kekamar. jadi nanti kalau pakaian kamu udah datang, buang aja semua pakaian yang kamu bawa dari kampung ya!"
"buang mas?" tanya Khaya tidak terlalu setuju.
"iya dong sayang... ngak mungkin istri dari seorang Diko si pemilik perusahaan besar punya istri yang dandanannya kulot kek kamu."
sakit memang, dikatain kulot oleh suaminya sendiri. Khaya merasa Diko sudah tidak seperti dulu, Diko tidak lagi menjaga perasaannya, Diko bahkah bisa dengan mudah megatai kata-kata tidak baik padanya.
"tapi apa salahnya sama pakaian aku mas?"
Diko memperhatikan dari ujung raambutsampai kaki Khaya, jujur saja wanita itu sangat cantik dan kulitnya juga sangat mulus. tapi satu hal yang membuat Diko tidak tertarik pada Khaya, wanita itu terlihat begitu polos dan tidak tau cara berdandan.
"kamu pakek kaos berlengan panjang sama rok panjang gitu kamu bilang pakaian kamu ngak salah! sayang come on dong, ini jakarta bukan kampung Jongko, kamu harus tau caranya tampil glamore biar suami kamu betah sama kamu."
"yaudah ngak papa, aku bakal pakek baju yang kamu suka kok mas." Khaya pasrah, ia tidak ingin membuat suaminya marah.
"gitu dong, jadi istri harus nurut sama suami." Diko terlihat puas. lantas pria berambut agak pirang itu bergegas menuju kamar mandi.
untuk sejenak Khaya terpaku, ia tidak mengerti, kenapa suaminya bisa seberubah itu. ah sudahlah, Khaya tidak ingin terus berlarut dalam pikirannya. Khaya bergegas untuk menyiapkan pakaian dan aksesoris milik Diko. jujur saja Khaya masih sangat kesulitan untuk mengetahui selera Diko, ia juga baru satu hari berada didalam kamar itu, tentu saja Khaya tidak terlalu tau letak-letak barang suaminya. Namun bagaimanapun juga, Khaya tetap akan berusaha yang terbaik untuk suaminya.
15 menit, Diko keluar dari kamar mandi dengan berbalutan handuk sepinggang.
"mas mau pakek baju yang mana, dongker atau hitam?" Khaya menunjukan jas dongker dan hitam pada suaminya.
tok.tok.
terdengar suara ketukan pintu, "biar aku aja mas," ujar Khaya membukakan pintunya.
dan teryata itu adalah Cessa, "Pagi kak Khaya!" sapa cessa. tampa permisi gadis itupun langsung masuk kedalam kamar Khaya dan Diko, gadis itu menghampiri Diko.
"mas...Cessa bareng mas Diko ya! mobil Cessa keknya rusak deh, tadi gak bisa nyala." Cessa meminta dengan begitu manja, ia bahkan mengenggam tangan Diko.
khaya yang melihat itu merasa sangat sakit,hatinya terluka. namun ia belum berani bertindak apapun, ia takut Diko tidak akan menyukai sifatnya nanti.
"yaudah iya," setuju Diko.
"yes... makasih mas," ujar Cessa menunjukkan wajah imutnya.
"yaudah Cessa pamit dulu ya, bye!" Cessa langsung keluar dari kamar itu.
Khaya mencoba untuk tetap biasa saja, dan ia juga memaksakan dirinya untuk bisa tersenyum.
"jadi mas mau pakek yang mana mas?" tanya khaya.
"pilihan kamu ngak cocok buat aku pakek hari ini," ujar Diko datar.
Diko berjalan ke arah ruang khusus pakaiannya dan mencari jas yang lain.
Khaya hanya menghembuskan nafasnya, lantas ia menaruh kembali jas yang ia ambil pada tempatnya.
"hari ini aku ada meeting penting sama pengusaha besar, dia datang dari Thailand, gak mungkin dong setelan yang aku pakek sesuai sama pilihan kamu, kampungan banget."
Khaya menggigit bibir bawahnya, ia mencoba mengendalikan emosinya. mata wanita itu mulai berkaca-kaca, namun dengan cepat Khaya berusaha bersikap baik-baik saja.
"oh ya, selagi aku siap-siap kamu mau bantuin aku ngak?" tanya Diko pada Khaya.
"mau mas, apa yang bisa khaya bantu?"
"ambil ponsel aku, buka aplikasi google, dan cari imformasi tentang pemilik D.B COMPANY, cepetan."
"ah iya mas."
Khayapun membuka layar ponsel suaminya yang tak dikunci, dan melakukan apa yang disuruh oleh suaminya.
"menurut imformasi disini dia pria yang masih muda Mas, pencapaiannya cukup besar, penghasilannya perhari juga sangat banyak, dan sepertinya dia pekerja yang cukup kompeten, dia juga terlihat sangat dingin dan dia--"
"cukup-cukup, kamu itu emang ngak bisa diandalkan sama sekali, untuk apa kamu mencari imformasi seperti itu? dan kamu terlihat mengagumi pria itu, apa kamu pikir kalau kamu kagum sama dia kamu bakal bisa nikah sama dia, iya?"
"astaufirullahalazim mas Diko, kok mas ngomong gitu sih mas? initu imformasi utama yang aku dapat mas, aku juga gak ada maksud lain."
Diko menghampiri Khaya dan merampas ponselnya dengan kasar, "dasar istri ngak becus." ujar Diko jengkel.
Diko memeriksa sendiri imformasi tentang pria yang dikenal sangat hebat dalam berbisnis itu.
"D.B, apa itu istilah dari namanya?" penasaran Diko.
"sial, kenapa ia tidak menampakkan satupun wujudnya? sombong sekali pria ini."
"semoga meeting kamu berjalan lancar ya mas," ujar Khaya.
Diko tidak menggubris ucapan Khaya, pria itu langsung berlalu pergi keluar dari kamarnya.
Khaya merasa sangat kecewa, bagaimana Diko bisa seperti itu. untuk apa sebenarnya pernikahan ini terjadi?
___
____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments