Khaya turun ke lantai pertama, dan disana ia melihat Cessa dan kedua mertuanya sedang sarapan. Khaya melihat kalau penampilan mama Diko dan penampilan Cessa cukup modis, sementara dirinya?
ia terlihat sangat kampungan dengan kaos berlengan panjang dan rok panjangnya, rambut lurusnya diikat begitu saja.
"hy Khaya, sini gabung sama kami!" suruh Helena.
dengan ragu-ragu Khayapun berjalan ke arah meja makan dan ia duduk di sebelah Helena.
"mas Diko mana Ma?" tanya Khaya.
"dia udah berangkat," balas Hans singkat, papa dari Diko.
Khaya mangut-mangut, ia benar-benar merasa tidak nyaman dengan kehidupan barunya bersama keluarga Diko. selain karna derajat mereka jauh berbeda, khaya juga tidak nyaman karna keluarga Diko tidak bertanya apapun tentang dirinya, seolah mereka tidak penasaran dengan jati diri khaya.
"kamu bisa ngapain aja disini Khaya, ini rumah barumu sekarang." Helena mencoba bersikap terbuka dengan khaya, namun rasanya agak aneh bagi Khaya. cuma Helena yang terlihat peduli pada dirinya, sementara Cessa dan Hans sama sekali tidak peduli padanya.
"rumah ini berkali-kali lipat daripada rumahmu, jadi kalau kamu ngak tau harus jalan kemana kamu tanya pelayan aja ya." Khaya menatap Helena sejenak, lantas ia terseyum dan mengangguk.
sepertinya Helena juga tidak tulus perhatian pada khaya, ah tapi mungkin saja itu cuma perasaan Khaya saja.
"Cessa kamu temani kakak iparmu berkeliling ya," suruh Helena.
"oke ma," balas Cessa datar.
selesai sarapan Cessa mengajak Khaya mengelilingi rumah besar itu. Cessa terlihat berbeda, ia tidak ramah seperti pertama kali mereka bertemu.
Cessa berjalan didepan seraya memainkan ponselnya, sementara Khaya hanya mengikutinya dari belakang. khaya memperhatikan cara berpakaian Cessa sangatlah terbuka, wajar kalau Diko tergoda dengan wanita yang lebih muda darinya itu, dia seksi dan sangat modis.
"cessa!" panggil Khaya. Cessapun menoleh ke belakang, "ada apa?" khaya berjalan mendekati Cessa.
"kakak boleh nanya sesuatu ngak sama kamu?"
"tanya aja," jawab cessa tak acuh.
"apa benar hubungan kamu sama mas diko cuma sebatas adik angkat, atau..."
"atau lebih dari itu. itukan yang mau kak khaya tanyain?"
khaya mengangguk pelan. Cessa menghembuskan nafasnya risih. "Anggap aja sesuka hati kak khaya, dan satu hal yang harus kakak ingat. apapun yang terjadi antara cessa dan mas Diko, kak khaya ngak usah ikut campur, karna kalau kakak ikut campur, cessa yakin mas diko bakal langsung ngusir kakak dari rumah ini."
"jadi hubungan kamu sama mas Diko ngak cuma sebatas adik-kakak?" tanya Khaya memastikan.
cessa hanya mengendikkan bahunya, dan kembali melanjutkan langkahnya menuju taman.
"apa yang terjadi sebenarnya? apa mas diko benar-benar akan melakukan seperti yang dikatakan Cessa? apa ia tega? oh tuhan...bagaimana nasibku sekarang?"
Disisi lain ada Diko, pria itu turun dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam perusahaannya. Diko terlihat penuh wibawa, semua orang disana memberi hormat pada pada Diko.
"itu dia pak Diko, apa benar selama ini ia pergi untuk menikah?"
"apa sekarang ia sudah menikah?"
"tapi kenapa tidak ada berita tentang istrinya?"
"ah sudahlah, nanti juga kita akan tahu beritanya."
bisik demi bisikan terdengar di telinga Diko, namun pria itu tidak menggubrisnya. yang diketahui orang-orang kantor, Diko pergi ke Jongko untuk mencari lahan dan disana ia sudah bertemu dengan seorang wanita cantik.
"perwakilan DB COMPANY sudah tiba di indonesia Pak, dan dia sudah berada di ruang meeting."
"perwakilan? apa pemiliknya tidak datang?"
"sepertinya ... tidak Pak," jawab staf wanita itu agak ragu.
"beraninya dia meremehkanku," kesal Diko. pria itupun menuju ruang meeting.
___
___
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments