Khaya masuk kedalam kamarnya, dan ia melihat Diko sedang asik memainkan ponselnya. "Malam ini kamu tidur di sofa aja ya sayang, aku belum terbiasa tidur sama orang lain."
jujur saja ia tidak menyangka kalau Diko akan berkata seperti itu, namun Khaya tidak bisa apa-apa. tampa bantahan, wanita itupun berjalan ke arah sofa, dan tidur dengan membelakangi suaminya. tampa diminta bulir bening kembali menetes di pipi Khaya, segera ia menyeka air matanya.
"semoga kamu nyaman ya dikamar baru kamu sayang, aku ngantuk mau tidur. oh ya, jangan lupa matiin lampunya."
setelah mengatakan itu Diko langsung menutupi wajahnya dengan selimut tebal. Khaya bangun dan berjalan mendekati tempat tidur Diko, wanita itupun mematikan lampunya.
Khaya tidak tau harus bagaimana sekarang, ia benar-benar tidak mengerti dengan alur kehidupan yang sedang di hadapinya. Apakah selama ini Diko hanya mempermainkanya? Dan apa benar Cessa itu adik angkat Diko? lalu kenapa ia sampai melakukan itu dengan adiknya? Dan kalaupun Diko ingin mempermainkan Khaya, untuk apa? Kalau mamang Diko tidak mencintai Khaya, kenapa ia menikahinya?
banyak pertanyaan yang berkelana didalam pikiran Khaya sekarang, dan cuma Dikolah yang bisa menjawab semua itu. namun Khaya tidak berani meminta jawaban atas semua pertayaannya itu pada Diko.
samar-samar penglihatan gadis itu mulai buram, matanya terasa berat, khaya akhirnya terlelap dalam tidurnya.
pagi hadir menggantikan malam, cahaya pagi masuk melalui celah-celah jendela kamar Khaya dan Diko.
Khaya terbagun dari tidurnya, dan ia melihat Diko masih tertidur. apakah ia harus membangunkan pria itu? Ah, biar saja. khaya tidak berani menganggu tidur Diko.
tok. tok.
terdengar suara ketukan pintu, Khaya segera berjalan ke arah pintu dan membukanya.
"Hai sayang, Dikonya udah bangun belum?" tanya Helena.
"a-anu, mas Diko belum bangun Ma."
"bangunin dong, Diko harus kerja, dan dia punya rapat penting hari ini. bangunin dia ya!"
"i-iya ma."
Khaya berjalan ke arah Diko, ia duduk di pinggir tempat tidur. "Mas, mas Diko bangun mas! Mama nyuruh kamu bangun, katanya kamu ada rapat penting mas." Diko sama sekali tidak merespon. Khayapun memberanikan dirinya untuk menyentuh bahu Diko, ia menepuknya pelan. "mas bangun, kamu harus kerja mas.
"mas Diko!"
"aahhh... enaknya, mas pengen lagi, ayo dong dek, mas pengen lagi." Diko bergumam dalam tidurnya, dan kata-kata yang ia ucapkan benar-benar membuat Khaya sakit hati.
Khaya memang wanita yang baik, dikampung ia dikenal dengan wanita yang tidak banyak bicara. namun kalau orang menyapanya, ia akan langsung tersenyum dan membalas sapaan orang itu dengan ramah.
dan mungkin kali ini ia juga akan tetap baik. ia tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, kenapa Diko bisa melakukan itu dengan adik angkatnya? namun satu hal yang pasti, Khaya adalah istri sahnya Diko sekarang, dan keluarga Diko juga sudah mengetahui status Khaya sebagai istri dari anak semata wayangnya. jadi Khaya akan tetap berusaha melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri.
"Mas..." panggil Khaya lagi.
Dikopun membuka matanya, ia melihat keberadaan Khaya disana.
"ada apa?" tanya Diko jengkel.
"mama nyuruh kamu bangun, karna kamu punya kerja."
Diko menarik nafasnya dalam-dalam, lalu baru ia berujar, "kamu itu istri aku bukan istri mama aku, jadi lakukan semuanya sesuai perintah, PAHAMKAN??"
saat melihat Diko, ingatan Khaya kembali mengingat akan kejadian yang terjadi dimalam pertamanya, dan hal itulah yang membuat Khaya
"mas!"
"apa?
"apa mas Diko memcintai saya?" mendengar itu, Diko terdiam.
"apa mas Diko menikahi saya karna mas Diko cinta sama saya, atau karna ada sesuatu yang lain Mas?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments