...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Agnes dan Dio saling bertukar pandangan sambil tersenyum satu sama lain,melihat apa yang aku lakukan terhadap Daffa.
"Ehem....."
Dio berdehem sambil menutup mulutnya dengan kepalan tangannya.
"Ada apa?" tanya ku heran.
"Enggak ada," timpal Dio.
"Aku suka lucu aja lihat perhatian kamu sama Daffa,kayak pasangan aja gitu." sambung Agnes.
"Pasangan," balas ku sambil tertawa.
"Ya kalau kita sih nggak aneh, ya meski pun terkadang suka aneh juga. Tapi kalau orang lain yang lihat kita kan nggak tau, bisa saja kan mereka menganggap kalau kalian berdua ini tengah berpacaran." jelas Dio.
"Ya kan satu sekolah ini udah pada tahu,kalau kita ini sahabat." aku terus menyangkalnya.
Sedangkan Daffa hanya diam saja dan hanya menyimak pembicaraan aku,Agnes dan Dio.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Jam istirahat pun tiba, seperti hari-hari biasanya. Aku dan yang lainnya langsung keluar dari kelas berhamburan bersama siswa yang lainnya.
"Daffa......!"
Seruan seseorang langsung menghentikan langkah Daffa yang berjalan tepat di depan ku. Sontak saja aku langsung menabrak punggung Daffa yang lebar,sambil mengintip siapa orang yang barusan memanggil Daffa.
Ternyata itu Nizi, siswi yang satu angkatan dengan aku. Hanya saja dia beda jurusan dengan kami,tapi memang pas kelas X kami berada di dalam satu kelas yang sama. Hanya saja menginjak kelas XI, Nizi dan kami berpisah karena dia memilih untuk mengambil jurusan IPS sedangkan kami berempat mengambil jurusan IPA.
Aku ingin cerita sedikit tentang Nizi, sebenarnya dulu saat kami berada di kelas X, suatu hari Nizi meminta bantuan sama aku dan Agnes untuk jadi mak comblang,buat dia dekat dengan Daffa. Karena memang aku dan Daffa sudah dekat di bandingkan Agnes dan Dio.
Hanya saja, belum juga sempat aku dan Agnes buat mereka berdua dekat, Daffa sudah lebih dulu menyadari dan malah balik marah sama aku dan Agnes. Dan hubungan kami pun sempat renggang lumayan lama,karena dia marah sama aku.
Semenjak kejadian itu baik aku atau pun Agnes dan Dio kami bertiga tidak berani lagi bantuin siapa pun itu yang ingin deketin Daffa.
Kami selalu memberikan jawaban yang sama, ''Silahkan kamu deketin dia dengan cara kamu sendiri,jangan libatkan aku."
Mau di bilang sombong atau apapun itu, kami tidak peduli. Dari pada kami harus marahan sama Daffa kayak dulu lagi.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
"Kenapa Nizi?" tanya Daffa.
"Kamu mau istirahat kan,"
"Iya, emangnya mau apa lagi. Kamu aneh," timpal Daffa dingin.
"Aku dengar di belakang sekolah itu ada warung yang baru buka. Kata anak-anak, di sana banyak sekali makanan yang enak. Kamu mau nggak istirahat bareng sama aku?" ajak Nizi.
"Hah? Kamu nggak salah ngajakin aku?"
"Kayaknya enggak deh, soalnya aku udah pesan makanan di kantin tadi pagi. Sayang kan,soalnya sudah aku bayar. Mungkin lain kali aja yah," lanjut Daffa.
Aku dan Agnes salin melihat satu sama lain, karena setahu aku sendiri,sejak pagi tadi Daffa belum pergi ke kantin selain pas kejadian tadi dia menyusul ku ke sana. Itu pun dia hanya mengambil dompet yang dia titipkan sama aku.
"Ah gitu yah, sayang sekali. Padahal aku sudah berharap hari ini kita bisa istirahat bareng." balas Nizi tampak kecewa.
"Lain kali yah, lain kali saja."
"Ya udah kalau gitu, aku pergi duluan."
Nizi pun pergi lebih dulu dengan raut wajah yang sangat kecewa,terlihat jelas dari raut wajahnya yang langsung berubah.
Aku dan Agnes sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Karena ya itu, takut Daffa malah balik marah sama kami lagi kayak yang dulu-dulu.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Sesampainya di kantin, ternyata Dio sudah sampai lebih dulu.
"Ya ampun,itu anak. Udah makan duluan aja," ucap Agnes sambil menggelengkan kepalanya.
"Kayak nggak tahu aja, emang dia kan si paling doyan makan dan paling gampang lapar." timpal ku.
"Hai........" sapa Daffa sambil menepuk pundak Dio yang tengah menikmati makanan yang sudah dia pesan.
"Lama kali kalian, aku udah mau menghabiskan makanan ku ini." ucap Dio.
"Ya kalau habis tinggal pesan lagi lah," balas Daffa.
"Ya udah kalau gitu kita mau pesan makan dulu," ucap ku.
"Ya udah sana." balas Dio.
Aku,Daffa dan Agnes langsung memesan beberapa makanan dan cemilan untuk menu makan siang kami hari ini.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Setelah menghabiskan semua makanan kami masing-masing, kami berempat tidak langsung pergi menuju kelas. Melainkan memilih untuk nongkrong di taman sambil ngadem di bawah pohon lengkeng sambil tiduran.
"Wah, emang paling cocok banget jam segini tuh waktunya buat tidur." ucap Dio.
"Iya ih, biasanya pas hari libur habis makan siang aku suka langsung tidur."
"Sama banget,aku pun sama." timpal ku.
"Pantas perut kalian pada buncit," ucap Dio.
"Buncit? Buncit mana maksud kamu?"
"Kalau lihat tuh yang bener,Dio." lanjut ku.
"Agnes maksudnya," balas Dio sambil melihat ke arah Agnes.
"Ih Dio apaan sih kamu, pake segala bawa fisik segala. Mau perut aku buncit atau gimana,yang penting sehat." timpal Agnes tidak terima.
"Eh, eh udah. Kok kalian malah berantem sih,"
"Bisa saja Dio hanya asal bicara saja. Kamu lagi Dio, kalau ngomong tuh di jaga,jangan asal." lanjut Daffa mencoba untuk melerai.
"Iya ih, Dio parah banget. Sama teman sendiri kayak gitu," sambung ku.
Dio dan Agnes pun saling membelakangi satu sama lain, hal ini bukanlah suatu yang baru buat aku dan Daffa. Karena memang diantara kami berempat Dio dan Agnes lah yang paling sering bertengkar dan salah paham satu sama lain.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
"Eh iya, tadi kalian kenapa datang telat ke kantin?" tanya Dio memecah keheningan.
"Itu........"
Ucapan ku langsung terhenti,karena takut Daffa marah kalau aku ceritakan kejadian tadi sama Dio.
"Kenapa?" tanya Dio kembali.
"Udahlah, lagian kamu kepo banget." Daffa langsung memotong pembicaraan aku dan Dio.
Dio menatap ku dengan penuh kecurigaan,sedangkan Daffa dia kembali sibuk dengan HP nya.
Sedangkan Agnes sendiri dia sudah tepar duluan sejak tadi, karena memang anginnya yang menyegarkan bisa saja buat kami tertidur pulas meskipun hanya beralaskan rumput.
"Ran, nanti pulang sekolah temenin aku dulu yah," ucap Daffa.
"Kemana?" tanya ku penasaran.
"Ke toko kue langganan kita, ada yang harus aku beli."
"Ah ya udah,"
"Emang siapa yang ulang tahun Daf?" tanya Dio.
"Tidak ada, aku mau ambil pesanan ibu ku. Soalnya kalau aku pergi sendirian ke sana, aku bakal kesulitan untuk bawa pesanannya. Nggak apa-apa kan Ran?" tanya Daffa kembali.
"Iya......."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Ani Prasetya
bagus kak...
2023-05-23
0
Ice_Prince95
makasih, atas suport nya,
2023-03-29
0
abdan syakura
Semangat Thor
Lanjuttttt 👍🥰💪
2023-03-29
0