Malam sudah berganti pagi, sinar matahari sudah bersinar sangat terang hingga cahaya masuk ke sela-sela jendela yang membuat kamar itu menjadi sedikit silau. Wanita yang masih nyenyak dalam tidurnya merasa terganggu akan cahaya itu. Dia bergerak lalu kembali menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebalnya dan kembali tertidur.
Sementara Aslan sudah bangun, dia agak kaget dengan dirinya yang tidak memakai apapun setelah bangun tidur. Aslan melihat ke samping dimana istrinya masih terlelap, perasaan dia saat tidur memakai pakaiannya setelah bercinta dengan istrinya itu, lalu kenapa dirinya sekarang malah dalam keadaan polos? Aslan menggaruk kepalanya kebingungan.
" Apa Monika melakukan sesuatu padaku?" Pikirnya, tapi anehnya dia tidak merasakan sama sekali saat wanita itu melakukan sesuatu pada tubuhnya.
Karena tak ingin banyak berpikir hal yang tak penting, toh dia tidak merasa dirugikan. Jadi biarlah untuk kali ini saja. Aslan bangkit dari tempat tidur dia berjalan menuju lemari untuk mengambil baju kerja yang sebenarnya sudah siap sedia oleh Mira kemarin, baju itu tergantung rapi, lalu Aslan berjalan menuju kamar mandi karena badannya sudah sangat lengket.
Tak ada kata romantis atau berniat membangunkan istrinya itu bangun. Karena tak ada cinta lalu untuk apa dia harus repot-repot mengurusi istrinya tersebut.
" Pagi Honey!" sapa Monica seketika sudah terbangun dari tidur nyenyak nya. Ia melihat suaminya sudah wangi dan rapi, Monica tersenyum lebar sambil memperhatikan wajah suaminya itu.
" Aslan sangat tampan, tidak menyangka jika dia sangat kuat dan perkasa sangat berbeda dengan laki-laki bodoh diluar sana. Aku jadi menginginkannya lagi," batin Monica seraya tersenyum licik.
Aslan hanya acuh tak acuh sambil memasang dasi nya. Lelaki itu tak hanya malas menjawab, bahkan melirik saja rasa enggan. Namun Monica masa bodo akaahal tersebut, dia bangkit dari tempat tidur lalu menghampiri Aslan walaupun keadaan dirinya sekarang ini tidak sedang memakai apa-apa. Monica sengaja tidak menyelimuti dirinya saat menghampiri Aslan supaya suaminya itu kembali tergoda dengan tubuhnya.
" Kau tau Honey? Pinggangku rasanya mau patah, kau benar-benar menakjubkan tadi malam, dan aku sangat menyukai nya," ucap Monica mengoda nakal sambil mengambil alih memasang kan dasi di leher suaminya tersebut.
Lelaki itu masih di posisi yang sama, ya itu acuh dan datar. Namun tidak melarang apa yang di lakukan oleh Monica. Akan tetapi ia membuang pandangannya menatap arah lain, Aslan bukannya tergoda, entah kenapa rasanya dia ingin muntah seakan jijik apalagi dengan wanita yang mengoda dirinya seperti wanita murahan pada umumnya.
" Ck, apa kau mendengarkanku, Aslan? Kau benar-benar menyebalkan. Jarang - jarang aku mepuji orang, harus nya kau bersyukur dan berterima kasih!" kesel Monica karena lagi-lagi Aslan acuh saja. Bahkan wanita itu menghentikan kegiatannya lalu pergi ke kamar mandi dengan menghentakan kakinya. Moodnya tiba-tiba buruk karena Aslan merusak suasana, padahal dia setengah mati untuk mengoda.
Aslan lagi-lagi hanya diam saja, entah ia sangat malas sekali berbicara pagi ini. Setelah selesai memasang dasinya, ia pun mengambil tas kerjanya lalu keluar dari makar.
" Selamat pagi, Tuan!" sapa bi Sumi menyapa seketika sang majikan turun dari tangga. Aslan hanya mengangguk pelan saja. Ia berjalan menuju meja makan untuk sarapan.
Sempai nya di meja makan, Aslan celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu yang tak seperti biasa nya seketika ia sarapan, seperti ada yang hilang dari pandangan Aslan.
" Dimana Mira?" tanyanya, ternyata ia sedari tadi sedang mencari wanita itu karena tidak ada yang melayani dirinya ketika sarapan. Setiap hari sudah biasa bagi Mira menyiapkan sarapan dan melayani majikan itu, tetapi pagi ini berbeda.
" Anu Tuan, mbak Mira nya lagi sakit," sahut bi Sumi sopan.
Mendengar Mira sakit kening Aslan mengerut seperti sedang berpikir.
" Sakit?" ucapnya seakan tak percaya.
" Iya Tuan, badannya panas." sahut bi Sumi lagi.
Aslan hendak bangkit dari tempat duduknya, lelaki itu khawatir. Ia ingin pergi ke kamar Mira, akan tetapi ia lupa jika ada Monica di rumah.
" Aslan, kamu mau ke mana?"
Bener saja, Aslan sudah berjalan beberapa langkah tepat di arah kamarnya Mira sehingga Monica melirik pintu kamar tersebut yang masih tertutup.
" Kamu mau ngapain arah situ?" Monica kembali bertanya, tak habis pikir bagi Monica. Sebab arah yang di tuju bukan tempat yang layak bagi para majikan. Karena di arah sana khusus kamar pembantu saja. Lalu mau ngapain coba? Monica jadi penasaran, bukan hanya sekali ia memergoki Aslan yang berlagak mencurigakan.
Aslan lagi-lagi tak menjawab, ia menghela nafasnya panjang lalu mengusap wajahnya baru sadar. Mendengar Mira sakit ia sangat khawatir sebab tak biasa nya wanita itu jatuh sakit selama berada di rumahnya, apalagi wanita itu bukan hanya sekedar pembantu nya saja melainkan teman tidur nya di kala ia merasa kesepian.
Aslan memutar balik tubuh lalu berjalan pergi begitu saja melewati Monica yang menganga tak percaya, lagi-lagi ia di abaikan. Aslan bahkan tidak berselera lagi untuk sarapan.
" Aslan! Kok malah pergi sih? Jawab dulu pertanyaan gua?" marahnya berteriak lagi-lagi dirinya di abaikan layaknya mahkluk halus tak terlihat.
" Lo denger gak brengsek!" Kembali berteriak sebab tak ada jawaban, bahkan lelaki itu nyelonong pergi dari rumah tanpa pamit.
" Laki-laki brengsek, dia ini kenapa sih? Lagian heran gue, apa sih yang dia sembunyikan?" Monica kembali curiga, ia pun melangkah menuju arah kamar yang hendak di tuju oleh Aslan tadi.
Tentu saja merasa curiga, laki-laki seperti Aslan mau berjalan menuju arah kamar pembantu. Dirinya saja merasa jijik takut kuman menempel pada tubuhnya karena dia menganggap kamar pembantu tidak bersih seperti kamar miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Dewi Anggya
gayamuuu Monica... trus gonta-ganti laki emg gk ada kuman gtuuu
2024-02-22
0